Pagi ini, Ara bersiap pergi ke sekolah seperti biasanya, yang tak biasa hanyalah ia tak lagi mendengar suara Saga memanggilnya untuk pergi ke sekolah bersama. Rasanya malas jika ia tak mengingat ia akan bertemu dengan Saga hanya di sekolah saja.
“Ma, Pa, aku pergi yah.” Ara menyalami Aliya dan Radit bergantian, kemudian menoleh pada adiknya yang masih menyelesaikan sarapannya. “Nay, kakak duluan Yah”. Naya mengangguk sebagai jawaban, mulutnya sibuk mengunyah roti isi kesukaannya.
“Gak sarapan dulu sayang?” Tanya Aliya.
“Gak usah ma, nanti aja di kantin. Aku takut telat”. Ara menggendong tas kesayangannya, kemudian mulai beranjak dari sana. “Assalamualaikum”. Pamitnya.
“Waalaikum salam”. Aliya menghela nafas panjang, menatap Naya yang terlihat acuh. “Jawab salam kakak kamu sayang”.
“Iya Waalaikumsalam”.
“Waalaikumsalam, hati-hati nak”. Radit menatap punggung putrinya yang mulai menjauh, ada rasa bersalah saat melihat raut kesedihan masih tergambar jelas di wajah cantik Ara karena kepergian Saga yang tak bisa ia tahan.
Jika biasanya Ara duduk manis di atas motor sport milik Saga untuk pergi sekolah bersama, kali ini rasanya sangat berbeda, Ara memilih memesan ojek online dari pada di antar oleh sopir pribadi keluarganya.
Sepanjang jalan yang di laluinya tak luput dari lintasan kenangannya bersama Saga. Ara tersenyum tipis, sebentar lagi ia akan bertemu Saga, ia sudah sangat merindukan pria itu sejak kemarin.
Sampai di sekolah, Ara segera memasuki gerbang. Sekolah sudah nampak ramai karena upacara sebentar lagi akan di mulai. Ara setengah berlari menuju kelasnya, ia mengedarkan pandangannya saat memasuki kelas, tas Saga telah tersimpan di mejanya, itu artinya Saga telah sampai di sekolah, tapi kemana dia??
Ara menanyakan Saga pada salah satu temannya. “Ki, Saga dimana??”
“Tadi sih ada, kayanya keluar sama temen-temen yang lain”. Kata pemuda bernama Kiki itu.
Ara mengangguk, “Thanks Ki”. Ara beranjak keluar, ia mengedarkan pandangannya pada sekitar lorong kelasnya, dan sosok pemuda berparas tampan itu nampak tengah tertawa dan berbincang bersama teman-temannya.
Ara terpaku melihat tawa itu, tawa yang beberapa waktu yang lalu sempat hilang kini bisa ia lihat kembali. Tak bosan Ara memandangi Saga, hatinya semakin tak terkendali. Ia jatuh Cinta pada pemuda yang di anggapnya kakak itu. Baru saja hendak beranjak menemui Saga, bel tanda upacara akan di mulai bordering, membuat ia mengurungkan niatnya dan beranjak menuju lapangan.
Ara menatap ke arah Saga, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Ara melambaikan tangannya pada pemuda itu, namun hanya senyum tipis yang pemuda itu berikan. Ara sedikit kecewa, tapi ia tak mempermasalahkan itu. Karena sejak saat malam itu, Saga memang sedikit berubah, irit bicara dan irit tersenyum apalagi tertawa.
Saga masuk barisan, Ara sigap mendekati pemuda itu, berdiri tepat di sampingnya. “Aku cari kamu dari tadi”.
“Untuk apa??” Tanya Saga.
“Kangen”. Bisik Ara.
Saga mengalihkan perhatiannya dari mata bulat Ara, ia menatap lurus ke depan.
“Kamu aku chat kenapa gak bales-bales?” Tanya Ara lagi.
“Sibuk”. Jawab Saga singkat.
Ara mencebikkan bibirnya, ia memilih diam dan fokus mengikuti upacara. Respon Saga tak terlalu memuaskan baginya, Ara memilih acuh saja.
Semakin lama, matahari mulai naik. Lapangan mulai terasa panas, sinar matahari mulai naik ke singgasananya. Namun anehnya, Ara tak merasakan paans, ia justru merasakan teduh di bagian kepalanya. Ara menengadah, tangan seseorang tampak melindungi kepalanya dari panas sinar matahari.
“Saga…” Lirih Ara, bagaimana ia semakin tidak jatuh cinta pada pemuda itu, sikap manisnya sangat membuat Ara terenyuh, padahal hanya hal sederhana seperti ini, tapi mampu membuat hatinya berdebar-debar.
“Jangan salah faham, aku kakak mu. Aku gak bisa membiarkan kamu sakit karena kepanansan.”
Ara mendelik kesal, baru saja ia melayang dengan perlakuan manis Saga, namun pria itu menjatuhkannya dalam sekejap. "Kamu yakin gak ada persaan sedikit saja buat aku?"
Saga menghela nafas panjang, "Aku kakak mu Ara".
"Dan aku suka sama kakak ku". Bisik Ara
Saga memilih diam. Mereka fokus pada jalannya upacara yang membuat mereka sedikit kepanasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Aty Ayu
kaya'a sikap aliya nurun ke ara deh..
2021-10-18
0
Ita Yuli Chayanxchikaclara
bener2 anaknya aliya🤣
2021-10-16
1
Violita Putri
ara nih 11 12 sama Aliya kalo suka ama orang. blak²an
2021-10-14
2