FLASHBACK ON
Hari itu, Saga meminta izin mengajak Ara pergi ke pesta ulang tahun teman sekelas mereka. Radit tentu saja mengijinkan, Karena menurut Radit Ara akan aman jika bersama dengan Saga. Tapi tidak dengan Aliya, ia sedikit keberatan karena pada kenyataannya mereka memang bukanlah saudara kandung. Namun Radit mampu meyakinkan Aliya jika semua akan baik-baik saja.
Hingga saat tengah malam, Saga dan Ara tak kunjung kembali, Aliya cemas, ia juga sedikit menyalahkan Radit karena pria itu mengijinkan Ara pergi.
“aku bilang juga apa mas, jangan ijinin mereka pergi, kenapa sih kamu gak ngerti?” Alia tampak gusar, berkali-kali ia menghubungi nomor Ara dan Saga yang sayangnya di luar jangkauan.
“sayang, kenapa kamu setakut ini? Ini bukan yang pertama kalianya mereka pergi berdua, dan kamu juga gak pernah keberatan kan?”
“Ini berbeda mas, mereka bertambah dewasa, aku takut mas, aku takut mereka tidak bisa mengendalikan perasaan mereka. Aku melihat tatapan mereka berbeda mas”
“Mereka bersaudara sayang, aku yakin mereka tidak akan melewati batasan”.
“Jangan lupakan jika Saga tidak memiliki hubungan darah sama kita mas, bagaimana pun Saga bukan anak kandung kita, bagaimana jika mereka melewati batas?”
DEG
Dari balik pintu kamar yang tak tertutup sepenuhnya itu, empat pasang mata terlihat meneteskan air mata secara bersamaan. Saga dan Ara, mereka baru saja tiba. Niatnya ingin menghampiri Aliya dan Radit dan memberi tahu jika mereka telah pulang, malah kejutan seperti ini yang mereka dapatkan.
Saga mundur satu langkah, tubuhnya limbung tak bertenaga. Kenyataan yang baru saja di dengarnya sangat membuatnya terguncang.
“Saga”. Lirih Ara
Aliya dan Radit menoleh saat samar-samar mendengar suara Ara, betapa terkejutnya mereka saat tatapan mereka mendapati Ara dan Saga berdiri di ambang pintu dengan mata berair.
“Ya Allah, Saga”. Aliya berjalan cepat, ia menghampiri Saga yang tampak menunduk menyembunyikan tangisnya. Aliya peluk tubuh bergetar itu, Alia tak melepaskan Saga meski Saga berusaha menjauh.
“Maafkan mama nak, maafkan mama”.
Radit memeluk Ara yang juga tampak menangis, Ara tak menyangka jika ke dua orang tuanya menyembunyikan rahasia besar ini. Saga pasti terluka, air mata menjadi bukti bahwa pemuda itu tak siap mendengar kenyataan ini.
“aku bukan anak papa?” Lirih Saga, suaranya bahkan nyaris tak terdengar karena terasa tercekat di tenggorokan.
Aliya menggelengkan kepalanya, “Kamu putra mama nak, kamu putra kami”.
“Jangan bohong ma, aku mendengar semuanya. Kenapa kalian rahasiakan ini dari ku?”
Aliya tak dapat lagi berkata-kata, perempuan itu hanya menangis seraya menggenggam tangan Saga.
Radit mengajak Aliya, Saga dan Ara duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarnya. Pria itu terlihat tak siap ,menyampaikan kenyataan yang selama belasan tahun ia pendam dan ia sembunyikan dari anak-anaknya.
“Berjanjilah untuk tak merasa kecewa saat papa mengatakan yang sebenarnya bang, kamu tetap putra kami. Mungkin inilah waktunya kamu harus mengetahui yang sebenarnya.” Radit menghela nafas dalam, ia menatap Aliya yang masih menangis memeluk Saga, Ara pun masih menangis dalam dekapannya.
“Kamu memang bukan putra papa nak. Maafkan papa jika merahasiakan ini dari mu, kami hanya tidak mau kamu terluka”.
“Tapi pada akhirnya aku semakin terluka saat mengetahui yang sebenarnya dalam keadaan seperti ini pa. Aku tidak kecewa pada kalian, aku lebih kecewa pada diriku sendiri yang selalu menyusahkan kalian, kalian memberikan hak pada ku sebagaimana kalian memberikan hak pada Ara dan Naya. Dan aku malu karena aku selalu meminta ini dan itu pada kalian, ternyata aku bukan putra kandung papa”.
Saga tertunduk seraya mengusap punggung Aliya yang masih terisak memeluknya, Saga memang tahu jika ia bukan putra Aliya, tapi ia tak menyangka jika ia pun bukan putra Radit. Karena selama ini yang ia tahu adalah ia putra Radit dan Nadin yang makamnya selalu ia kunjungi setiap satu minggu sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Aty Ayu
gk tega m saga
2021-10-18
0