Kota kecil, Juli 27th.
Upacara pembukaan masa orientasi siswa akan segera dimulai. Ratusan raga sudah berada di barisan masing-masing. Para peserta MOS berdiri dengan tegak, barisan lurus dan tentu saja pandangan mengarah kearah depan.
Pemilik yayasan sedang berdiri, memberikan sambutan kepada calon peserta didik di SMA Maheswari. Setelah sekian lama, akhirnya beliau kembali menginjakkan kaki di sekolah ini.
"Selamat datang kepada seluruh peserta MOS tahun ajaran baru ini. Terimakasih kepada seluruh pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini." Ucapnya bangga.
30 menit berlalu dengan khidmat. Masing-masing menuju ke tempat tugas.
"Selamat pagi dan salam sejahtera" ucap Dian, teman kelompok Alda.
"Selamat pagi kakak" jawab para peserta MOS dengan antusias.
Seperti kegiatan MOS pada umumnya, sesi perkenalan selalu menjadi hal pertama yang dilakukan. Perkenalan dimulai oleh Dian, Alan, Angga kemudian Alda.
"Halo semuanya" sapa Alda ceria, seperti biasanya.
"Namaku Renalda, kelas 12 jurusan IPA." Ucapnya.
Perkenalan berlanjut ke peserta MOS. Beberapa ada yang memperkenalkan diri dengan percaya diri, dan sebagiannya merasa malu khas anak baru.
"Perkenalkan nama saya Renaldi, alamat Arunika's" kata seorang lelaki dengan pandangan tegas.
Sontak Alda dan Angga saling berpandangan, berbicara lewat mata.
Setelah sesi perkenalan, kegiatan selanjutnya adalah mengenal lingkungan sekolah. Berjalan berkeliling sekolah, mencari tahu setiap letak bangunan yang akan mereka tempati selama 3 tahun.
"Ruang diatas untuk apa yah kak?" Tanya seorang peserta, namanya Monic.
"Ruang itu adalah kelas untuk siswa pilihan SMA MAHESWARI. Kouta kelas hanya 20 orang. Dan perlu kalian ketahui, Alda dan Angga adalah 2 orang dari 20 orang tersebut" jawab Dian.
"Wahh luar bisa"
"Kak Angga, aku padamu"
"Kak Al, cari calon suami gak?"
"MasyaAllah"
Bisik bisik mulai terdengar.
"Apasih Yan?" gerutu Alda.
"Lah emang benar kan Lo masuk kelas pilihan lagi." Sewot Dian.
"Terserah Dianlah" putus Alda dengan bibir mengerucut.
Di bagian depan sekolah, ada satu bangunan yang dibuat bertingkat. Sejak SMA MAHESWARI ini berdiri, kelas tersebut diperuntukkan untuk kelas 12 dengan murid pilihan. Tidak seperti sekolah lain yang bertingkat hingga 4 lantai, di Maheswari terkenal dengan sekolah terluas, fasilitas lengkap juga tentu saja kualitas murid dan tenaga pengajar.
Angga yang melihat ekspresi Alda pun hanya terkekeh. Kemudian berbisik. "Al, ada yang terus memandangmu"
Alda memperhatikan sekitar, hingga matanya menangkap tatapan seorang adik kelas, yang mengaku tinggal di kompleks mereka. Tatapan tegas juga teduh. Alda bisa merasakannya.
✨✨✨
Hari berganti.
Matahari bersinar terang hari ini. Tema kegiatan hari ini adalah Fisik, mental dan disiplin.
"Hitungan satu sampai tiga, semua peserta ada di lapangan." Teriak Alda .
Para peserta berlari secepat yang mereka bisa.
"Satu.."
"Duaa"
"Tiga"
"Berhenti"
Seolah terhipnotis, keadaan lapangan senyap sunyi mendengar teriakan seorang Alda.
Renalda, yang terkenal dengan lemah lembutnya kini menjelma menjadi seekor singa betina.
"Adek gue ngeri baat yaa Allah"
"Tetangga gue ternyata singa"
Bisik Rafa ke Mika.
"Yang terlambat, silahkan masuk" ucap Alda
Seorang peserta lelaki yang Alda ketahui berasal dari kelompoknya memasuki lapangan.
"Seperti peraturan yang telah kita semua ketahui, silakan ambil posisi dan lakukan" perintah Alda.
Sandi, nama peserta tersebut berjalan ke barisan belakang kelompoknya diikuti Alda untuk melaksanakan hukumannya.
"Tunggu kak, saya juga terlambat" ucap seseorang dari arah pintu lapangan. Ia berlari dan langsung mengambil posisi.
"Satu" hitung Renaldi.
Tanpa terduga semua anggota kelompok sejahtera mengambil posisi dan melaksanakan hukuman.
Sebagian tercengang melihat itu. Ada yang refleks bertepuk tangan.
Alda sendiri takjub.
"Didikan gua tuhh" bangga Alan.
"Huuuu" serempak panitia.
"Siap, selesai" serempak anggota sejahtera.
"Ambil barisan masing-masing" perintah Alda.
Barisan diambil alih oleh aparat yang bertugas atas FMD kali ini. Untuk menghindari sistem perploncoan, pihak Maheswari selalu melibatkan aparat dalam sesi FMD.
✨✨✨
Seperti sekolah pada umumnya, pengumpulan tanda tangan selalu menjadi hal yang tak terlupakan. Alda yang sedang duduk sendiri di sudut kantin didatangi beberapa peserta.
"Kak Alda, minta tanda tangannya boleh?" Ucap seorang perempuan.
Dengan senyum khasnya Alda mengangguk. " Baris yang rapi yahh" ucapnya.
Dalam sekejap sebuah barisan terbentuk. Alda hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Barisan kian berkurang jumlahnya, sementara meja kantin yang Alda tempati kian sempat karena beberapa bungkus kado yang menumpuk disana. Tak sedikit yang memberikan Alda kado berupa coklat, permen karet bahkan surat cinta pun ada. Menolak pun percuma, mereka sama keras kepalanya dengan Alda.
Hingga orang terakhir yang mengantre dibarisan itu datang membawa kertas kosong. Alda melihat nama yang tertera di sudut kanan atas.
Renaldi.
"Masih kosong Al?" Tanya Alda.
Renaldi mengangguk.
"Kak Al yang pertama" katanya.
Alda hanya mengangguk. Kemudian membubuhi kertas tersebut dengan tanda tangan, jabatan dan kelasnya.
"Done" ucap Alda.
Renaldi mengambil kertasnya dari tangan Alda, lalu menukarnya dengan permen karet rasa stroberi.
"Thanks, kak" ucap Renaldi lalu balik kanan meninggalkan meja Alda.
"Hufft" Alda menarik napas panjang melihat tumpukan kado di depannya.
Ia kemudian menghubungi seseorang dengan panggilan cepat.
"Kak, ke kantin. GC!" katanya.
Tak lama Mika datang dengan Rafa. Tanpa dikomando ia membersihkan meja tersebut, memasukkan bingkisan warna warni itu ke dalam kantong plastik lalu membawanya ke bagasi mobil.
"Tibalah kita di penghujung acara. Sebelum MOS tahun ini diakhiri, mari kita sama-sama membuka surat pandangan junior ke seniornya. Kertasnya saya pilih secara acak, hanya 3 kertas yang akan terpilih. Sisanya akan dibuka dan dibaca oleh senior masing-masing. Baiklah, surat pertama dari Dwi Anggraeni untuk Alan" kata Dian.
"Eyaaaak" teriak orang-orang di lapangan.
"Gass keunlah Lan!" Teriak Rafa heboh.
"Surat ke dua untuk Di... Ehh kok untuk gue" kata Dian terkejut.
"Uhhhuii"
"Dayeeen aku padamu"
Dengan lincah Alda merebut kertas tersebut.
"Kepada kakak Dian, terimakasih telah sabar menghadapi kami yang bawel. Terimakasih telah menjadi salon gratis bagi kami, terimakasih atas segala hal baik yang telah kak Dian berikan kepada kami. Akhir kata, minta WA nya dong" Alda heboh membaca surat untuk Dian.
"Dari yang terbaik, Sandi" tutup Alda.
"Kakak Diaaaaaaaannn aku padamu" teriak orang-orang heboh.
Sementara Dian hanya menghela napas pasrah. Alda dan Angga bertos ria berhasil menjahili Dian.
Karna tak ada yang kunjung mengacak surat ketiga, dengan suka rela Rafa mengacak kertas tersebut.
"Surat ketiga atau yang terakhir kita baca bersama. Tanpa nama gais. Langsung saja kita buka. Senior paling galak Renalda. Senior paling cantik Renalda. Senior paling bawel Renalda. Senior yang paling disukai Renalda. Jatuh cinta sama Renalda" baca Rafa heboh.
Lapangan kembali senyap. Alda dengan muka merahnya, menahan malu.
"Karma berlaku untuk kakak Alda tersayang" serobot Dian.
Tawa kembali menggelegar.
"Wah wah, bentar lagi kakak posesif ada saingan" pancing Randi.
"Sialan Lo Ran. Adek gua ini" murung Mika sambil merangkul Alda yang masih shock dengan surat itu.
"Ulululu adiknya kakak Angga udah ada yang suka nih" goda Angga.
Alda hanya memeluk erat Mika. "Kak Mikaa, Angga tuh" adunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Rahayu Pus
yang lain kemana ni....sepi amat.....seru lho ini....nyesel GX BCA..
2022-06-13
0