Raksasa tampan

Hampir 30 menit Elina dan Davin terjebak di dalam lift, udara di dalam lift mulai panas Davin membuka jas ditubuhnya juga dasi yang mengikat lehernya dan membuka beberapa kancing kemejanya menampilkan dada bidang nya sebagian Elina yang melihat itu mencoba menutup kedua matanya dengan buket bunga ditangannya

''apa yang kau lakukan ? kenapa kau membuka bajumu ? apa kau tidak malu ada seorang gadis di sampingmu?''

Elina mencerca banyak pertanyaan pada Davin yang perlahan mendekatinya menyentil kening Elina

''kau pikir aku gila apa ?

Elina menurunkan buket bunga yang menutupi wajahnya Elina nampak tersenyum tipis menutupi rasa malu karna sudah berpikiran yang tidak -tidak

''maaf aku pikir''

''kau pikir apa ? dasar mesum masih kecil pikiranmu sudah kotor''

''kau?, siapa yang berpikiran mesum ? wajarkan kalau aku berpikiran yang tidak-tidak dengan apa yang kau lakukan

Elina mulai kesal tidak terima dengan tuduhan Davin

''dasar raksasa , seenaknya saja menuduh orang lain berpikiran mesum''

''apa kau bilang? kau mengataiku raksasa?

''iya , kau raksasa, apa ? mau marah padaku karna aku mengataimu sembarangan mengatakan aku berotak mesum ''

''kalau tidak mesum apa namanya? jangan bilang kau belum pernah melihat tubuh pria dihadapanmu sebelumnya ''

''memang aku belum pernah melihat seseorang melakukannya dihadapanku , dasar raksasa gila ''

''apa kau bilang?''

Elina dan Davin terus beradu mulut tak mau mengalah Davin di buat kesal dengan apa yang Elina katakan

Davin merampas buket bunga dari tangan Elina dengan kasar dan membuangnya ke lantai Elina membelalakan matanya dengan apa yang dilakukan Davin

''kau''

Elina menujuk wajah Davin dengan tatapan tajam begitu juga dengan Davin yang sama menatapnya tajam

''apa? kau mau apa?''

Elina semakin kesal ia mencoba memukuli Davin dengan kedua tangannya

''ihhh.... dasar menyebalkan raksasa gila''

''kau masih mengataiku ''

Davin kemudian menarik kedua tangan Elina hingga dan memepet tubuh Elina kedinding Lift Elina meronta namun ia kalah tenaga dengan Davin keduanya kembali saling menatap tajam namun persekian detik keduanya malah terhanyut dan terdiam larut dalam tatapan masing -masing

jarak diantara keduanya hanya beberapa inci saja keduanya bisa merasakan hembusan napas masing-masing

seolah terbawa suasana Davin mendaratkan bibirnya di bibir Elina yang terdiam mematung tak bergerak saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Davin

( oh Tuhan ciuman pertamaku, kenapa aku diam tubuhku terasa kaku , aroma tubuhnya begitu harum , bibirnya... ahh bibirnya lembut sekali apa aku sudah gila siapa dia ? jantungku... tak bisa berhenti berdetak ....)

batin Elina untuk persekian detik ia membiarkan Davin menikmati bibirnya namun saat kesadarannya kembali ia dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Davin

''PLAAAKKK''

Elina menampar Davin dengan kerasnya Davin pun tersadar dengan apa yang telah ia lakukan

''kau benar-benar pria tidak tau sopan santun , siapa yang mesum kau atau aku ?''

Elina mengusap airmatanya tanpa terasa yang jatuh membasahi pipinya Davin merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan karna bisa-bisa ia di luar kendali mencium gadis yang tak ia kenal untuk pertama kali

ada rasa sesal dalam dirinya melihat gadis itu, sesuatu yang mengusik hatinya dan terasa sakit melihat gadis itu menangis

Davin terdiam saat Elina merapikan buket bunganya ke lantai dengan cepat Elina merapikan buket bunga yang hancur itu bertepatan dengan pintu lift yang terbuka nampak Wira dan beberapa keamanan memastikan mereka yang berada di lift

Wira menatap heran saat melihat Davin dalam lift dalam keadaan kacau juga seorang gadis yang terisak

''apa kalian baik-baik saja?''

Davin mengangguk pelan sementara Elina beranjak usai merapikan buket bunganya sekilas ia melihat nama di nametag yang dikenakan Wira di pakaian khas kedokterannya

''apa anda Dr. Wira?

''iya saya Dr. Wira''

''maaf saya kesini mengirimkan pesanan bunga anda, tapi bunganya sudah hancur karna ulah seseorang yang merusaknya ''

sekilas Elina menatap ke arah Davin dengan mengusap airmatanya , Wira mengikuti arah pandang Elina pada Davin yang diam membisu

''aku akan mengganti bunga anda nanti, seseorang akan mengirimkannya lagi pada anda''

ucap Elina

Wira mengambil bunga di tangan Elina , ia memesan bunga itu untuk memberikan ucapan selamat pada Sarra dan Adam setelah kelahiran bayi mereka

''tidak apa-apa Nona, kau tak perlu menggantinya ini masih bagus untuk menghias ruanganku lagipula ini bukan sepenuhnya kesalahanmu sepertinya temanku yang bersalah disini''

tukas Wira

''kalau begitu terima kasih Dr. Wira,kau sangat baik sekali lagi maaf kan atas kecerobohanku ''

Elina menundukan sedikit tubuhnya dan pamit meninggalkan Wira dan Davin yang menatapnya dengan rasa bersalahnya

''apa yang kau lakukan tadi sampai gadis cantik itu terlihat begitu sedih ?'' dan kenapa kau merusak bungaku?''

''aku menciumnya ''

''apa?''

Wira menatap tajam Davin ia tak mengira sahabatnya itu akan nekat mencium gadis yang tak ia kenal

''kalian kirimkan rekaman cctv didalam lift padaku jangan sampai orang lain tau apa yang terjadi di dalam tadi ''

titah Davin pada beberapa orang dari bagian keamanan

''baik Tuan ''

Davin dan Wira pun segera meninggalkan lift dan pergi keruangan Davin dengan Wira mengikutinya Davin pun menceritakan kejadian di lift tadi dimana ia mencium Elina

Wira terbahak-bahak saat mendengar Davin ditampar juga makian Elina yang mengatainya raksasa

''hahaha... memang kau pantas ditampar , tiba-tiba mencium gadis hanya karna ia cantik tapi memang dia sangat cantik sih''

''aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku saat menatap matanya aku merasa nyaman juga terhipnotis dia sangat lugu ''

Davin meraba bibirnya kembali mengingat saat tadi ia mencium bibir Elina ada rasa senang dalam dirinya untuk pertama kalinya ia kembali merasakan hasrat pada seorang wanita setelah lama

Wira menatap Davin yang tersenyum sendiri itu

''benar yang gadis itu katakan kau sudah gila dan kau yang mesum pantas saja dia menamparmu , apa kau tidak kasihan melihat dia menangis?

''sejujurnya aku merasa kasihan , kau tau rasanya ada sesuatu yang membuatku saat melihat gadis itu menangis tadi?''

''apa kau tau dimana ia tinggal?

''aku tidak tau, dia mengantar bunga dari toko bunga langgananku kau bisa datang kesana jika kau ingin tau mungkin saja ia bekerja disana''

ucap Wira , Davin mengangguk pelan ia pun berniat untuk mengunjungi toko bunga itu semoga saja ia bisa bertemu dengan gadis yang sudah membuatnya terpesona dan meminta maaf atas apa yang ia lakukan

Terpopuler

Comments

Berlian An

Berlian An

menarik thor

2021-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Visual tokoh
2 Gadis yang penuh semangat
3 Raksasa tampan
4 Mencari tahu
5 Bertemu kembali
6 Perasaan apa ini?
7 Mengerti perasaan
8 Sebuah rasa yang tersimpan
9 Terperangkap
10 Cinta terpendam
11 Menepis rindu
12 Melupakanmu
13 Study tour
14 Masa lalu
15 Pertemuan tak terduga
16 Terjebak
17 Terjebak 2
18 Cemburu
19 Apa arti diriku?
20 Gelisah
21 Bahagia aku bila di sampingmu
22 Davin dan Agra
23 Pesta Reuni
24 Mabuk
25 Malu tapi mau
26 Mulai candu
27 Tak terduga
28 Meminta restu
29 Meminta restu 2
30 Kerja kelompok
31 Hari pernikahan
32 Yang pertama dan terahir
33 Honeymoon
34 Honeymoon2
35 Hari kelabu
36 Hana dan Agra
37 Bertemu kembali
38 Rutinitas
39 Istri idaman
40 Penjelasan
41 Wine
42 Lula Ataya
43 Gagal total
44 Hari kelulusan
45 Perubahan Lula
46 Kekecewaan Elina
47 Amarah Davin
48 Terpuruk
49 Rindu yang menyiksa
50 Tempat ternyaman
51 Morning sickness
52 Kebersamaan
53 Elina yang posesif
54 Pesta keluarga Mahendra
55 Malam panjang
56 Ngidam
57 Ngidam2
58 Teman lama
59 Diawasi
60 Cemas
61 Kekhawatiran Elina
62 Singa betina
63 Amarah Lula
64 Hari yang indah
65 Bertemu Cristian
66 Ancaman James
67 Menyusun rencana
68 Sahabat
69 Sebuah rasa
70 Kunjungan
71 Dendam Lula
72 Mimpi buruk
73 Siasat Davin
74 Siasat Davin#2
75 Elina drop
76 Dilema
77 Koma
78 Sakit tapi tak berdarah
79 Terjebak
80 Kebahagiaan Davin
81 Rasa bersalah
82 Bangkit
83 Siasat
84 Siasat#2
85 Takdir
86 Tak terduga
87 Nostalgia
88 Nekat
89 Bertahan
90 Rapuh
91 Awal baru
92 Ahir bahagia
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Visual tokoh
2
Gadis yang penuh semangat
3
Raksasa tampan
4
Mencari tahu
5
Bertemu kembali
6
Perasaan apa ini?
7
Mengerti perasaan
8
Sebuah rasa yang tersimpan
9
Terperangkap
10
Cinta terpendam
11
Menepis rindu
12
Melupakanmu
13
Study tour
14
Masa lalu
15
Pertemuan tak terduga
16
Terjebak
17
Terjebak 2
18
Cemburu
19
Apa arti diriku?
20
Gelisah
21
Bahagia aku bila di sampingmu
22
Davin dan Agra
23
Pesta Reuni
24
Mabuk
25
Malu tapi mau
26
Mulai candu
27
Tak terduga
28
Meminta restu
29
Meminta restu 2
30
Kerja kelompok
31
Hari pernikahan
32
Yang pertama dan terahir
33
Honeymoon
34
Honeymoon2
35
Hari kelabu
36
Hana dan Agra
37
Bertemu kembali
38
Rutinitas
39
Istri idaman
40
Penjelasan
41
Wine
42
Lula Ataya
43
Gagal total
44
Hari kelulusan
45
Perubahan Lula
46
Kekecewaan Elina
47
Amarah Davin
48
Terpuruk
49
Rindu yang menyiksa
50
Tempat ternyaman
51
Morning sickness
52
Kebersamaan
53
Elina yang posesif
54
Pesta keluarga Mahendra
55
Malam panjang
56
Ngidam
57
Ngidam2
58
Teman lama
59
Diawasi
60
Cemas
61
Kekhawatiran Elina
62
Singa betina
63
Amarah Lula
64
Hari yang indah
65
Bertemu Cristian
66
Ancaman James
67
Menyusun rencana
68
Sahabat
69
Sebuah rasa
70
Kunjungan
71
Dendam Lula
72
Mimpi buruk
73
Siasat Davin
74
Siasat Davin#2
75
Elina drop
76
Dilema
77
Koma
78
Sakit tapi tak berdarah
79
Terjebak
80
Kebahagiaan Davin
81
Rasa bersalah
82
Bangkit
83
Siasat
84
Siasat#2
85
Takdir
86
Tak terduga
87
Nostalgia
88
Nekat
89
Bertahan
90
Rapuh
91
Awal baru
92
Ahir bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!