Aku berdecak kesal sendiri seraya merebahkan tubuhku untuk tidur, bagaimana caranya aku mendapatkan uang untuk hidupku, memiliki hubungan gelap dengan wanita kaya akan merepotkan, tapi aku harus apalagi, aku tak memiliki tabungan, semua uangku habis sudah untuk membayar uang kuliah. Aaaaah!!! Rasanya aku ingin menangis meminta bantuan tapi dengan siapa? Halu.
Sedikit berkonsentrasi pada tujuan hidup memandang langit-langit mushola. Ah kenapa aku tidak sholat saja mungkin dengan begitu Tuhan akan memberikan aku Malaikat bersayap emas. satu helai sayapnya bisa ku jual untuk membeli pulau Bengkulu dan aku tak perlu susah-susah mengais tong sampah hanya demi sesuap nasi. atau aku tak perlu menjilat pada wajah-wajah wanita kaya yang perlu kedamaian pribadi. Lelah rasanya menghadapi keluh kesah mereka, aku sendiri saja jika kuungkapkan sedikit masalahku, bisa panjang tak cukup 1500 tahun menyelesaikannya. bisa menjadi novel romansa sadis. "Heeew" jadi tersenyum sendiri.
AKu Basuh tubuhku di bawah guyuran air, rasanya segar, baru aku ingat aku belum mandi sejak kemarin. berkecamuk pikiranku membuat aku lupa pada sedikit merawat diri. padahal jika di lihat-lihat justru anugerah Tuhan pada wajahku lah yang sudah memberikan aku makan dan kemewahan
"Atau ku jual saja motor ku, Aaaah !!"
Di pertengahan malam aku bersujud khusus dengan semua beban beratku
"Ya Allah, dzat yang maha mengetahui." malu rasanya aku mengadu, tapi aku tak tahu lagi akan ke mana aku berjuang dan mendapatkan pekerjaanku kembali. Tolong lah ya Alloh, aku pasrahkan nasibku kali ini padamu."
Duduk begitu lama di hamparan sajadah aku baru menyadari, aku lupa bahwa aku punya Tuhan. aku lupa bahwa aku seorang hamba. selama ini aku di buay oleh kesibukan, lupa akan adanya Tuhan.
Hanya karena aku sibuk dan kesusahan hidup. "Ampunkan aku ya Allah, hamba bersalah.
"Hoooooh!!!"
Aku yang berjongkok hampir saja melompat jatuh saking terkejutnya aku, seseorang wanita juga tengah melakukan sholat tengah malam
"Siapa ?, Tengah malam begini duduk di mushola sepi begini" dalam hatiku
Air matanya berlinang deras, ah seberapa beratkah hidupnya sampai ia seolah-oleh akan menenggelamkan tempat ini
"Maaf"
Ia menghampiriku dengan pelan ia mengatakan hal itu
"Kenapa emang mintak maaf "
Tanyaku cuek
"Mengagetkan kamu"
Dan dia tertawa, "walah tawanya keras sekali."
Aku mendengus sedikit kesal, kemungkinan ia melihat aku yang sempat melompat saking kagetnya dan hampir terjatuh
Ia berjongkok merapihkan mukenanya lalu pergi tanpa menoleh padaku, tapi saat kakinya mencapai pintu iapun melihat ku Tersenyum
"Oh tuhan, rasanya aku ingin minta tolong, tapi gengsi ku begitu tinggi"
Aku balik tersenyum padanya
"Bisakah kamu tidak tersenyum seperti itu padaku"
"Why ? " aku diam tak mengerti dengan ucapannya.
"Senyuman kamu meresahkan"
"What!" perempuan gila, sanggahku kesal tak mengerti
Dia hanya lalu dan meninggalkam diriku begitu saja aku yang sibuk menata badanku agar bisa menikmati tidur panjang malam ini
"Dek"
Gadis itu datang kembali menghampiri ku, aku melihatnya tak mengerti
"Ya"
"Letakkan motormu di kontrakan tempatku, di sini tak aman"
"Oh ya. jauh ?"
"Nggak, gadis itu menunjuk sebuah rumah kecil sederhana di ujung gang"
"Boleh, makasih ya"
"Jika ada yang bertanya kamu siapa, katakan kamu ponakanku yang baru datang."
Tak mengerti sih maksudnya tapi aku iyakan saja, mungkin pertolongan Tuhan untukku
Oh, aku paham ternyata banyak pemuda yang tengah nongkrong di ujung jalan kemungkinan gadis ini takut di ganggu atau takut motorku di sikat mereka, biasalah hal seperti itu terjadi di kota-kota besar seperti ini
Aku bukan orang asing, meskipun aku seperti orang asing. cukup lama waktuku, ku habiskan di kota Bengkulu ini. setidaknya aku paham dengan keadaan dan kebiasaan juga adat-adat penduduk asli. Aku naiki motorku, dan gadis itu kubonceng manis dengan sedikit repot karena banyaknya bawaanku
"Laras"
Panggil seorang pemuda pada gadis ini, yang hanya di tanggapi dingin dan biasa saja olehnya. Dengan sopan kuhentikan motorku dan menyapa mereka
"Ternyata kamu laku ya"
Timpal yang lain mereka tertawa mengejek
Oh jadi gadis ini termasuk gadis yang tak di inginkan oleh banyak orang di sini, bisik hatiku
"Pacarmu Ras?"
"Iya, kenalkan kak namaku Arjuna"
Sambutku pada seorang pemuda yang berusaha menghadang Laras
"Dari mana"
"Aku dari Lampung kak, di sini hanya berkunjung, lama tak ketemu, kangen"
"Oh. Hati-hati di sini seram''
"Makasih kak, mintak perlindungan ya kak, saya orang baru"
"Oke, pergilah"
Ku gandeng gadis itu kembali jalan, dan mendorong motorku karena tempat yang kami tuju hanya tinggal masuk pagar saja
"Kamu sendiri Ras ?"
"Iya"
"Kamu, tak takut padaku?"
"Aku bingung. masuk dik"
"Dik ?, Siapa yang di panggil dik? aku? ha ha ha, tapi terserahlah setidaknya aku selamat malam ini. ada tempat tidur, meskipun "alamak, sangat sederhana dan buruk"
Ku gigit bibirku, tempat apa ini, langkahku terhenti, rumah yang kacau.
"Kamu menyewa di sini"
"Iya, maaf ya? tadi aku dengar mereka sedang mengamati motormu, jadi aku pura-pura mengenal mu"
"Benarkan? ternyata dia membantuku menyelamatkan aku "Makasih"
"Tapi beginilah tempatku, sepertinya tak sepadan dengan dirimu yang bersih."
"Ha ha ha" aku tertawa, sedikit aneh menurutku, melihat rumah yang di tempati cewek tapi berantakan."Oh ya namamu siapa?"
"laras. kamu? aku sudah tau.
"Oh, ya?
"Anak fakultas agrobisnis pertanian kan?
aku mengangguk-angguk mengerti. dengan sedikit heran. kok dia tau,
"kamu,
"Aku dari fakultas keguruan.
"Oh ya, Kamu tidur di sini, karena hanya ada satu kamar, dan itu kamarku"
"Iya"
Aku hanya mengangguk-angguk pelan mengiyakan, masih lebih baik aku di sini
"Alangkah banyaknya bawaanmu Jun?
"Sebenarnya aku si usir dari kontrakan ku"
"lho kok bisa? laras sedikit bengong
"Heeem. Tapi makasih ya kamu kasih aku tumpangan, setidaknya aku bisa tidur malam ini"
"Ya sudah, tidurlah. tapi hanya seperti ini keadaannya"
Meskipun ini hanya satu rumah kecil yang sederhana dan sangat kekurangan. tapi buatku sebenarnya tak jadi soal. sesusah-susahnya aku tak pernah aku hidup begini
Kontrakan milikku meskipun kecil cukup mewah dan bersih "Nemen amat ini cewek"
Aku tak berani banyak bertanya, tentang apapun, kakiku melangkah dan segera merebahkan badanku yang bongsor. Ku gigit bibirku, isi kepalaku berputar-putar berkeliling mencari solusi. langkah apa lagi yang akan ku ambil untuk hidupku selanjutnya
Aku benci melakukan hal-hal yang selama ini ku lakukan sebagai host, semua orang memandangku seorang pelacur. Bahkan wanita yang ku cinta, begitu tega mengatakan hal semacam itu dengan lantangnya. rasanya harga diriku sudah tercabik-cabik hancur berantakan, dan aku yakin di seantero kampus ini akan menjadi viral, dan tren "Ah, apalagi yang akan ku alami esok hari."
Terdengar suara kelelahan di kamar Laras. ingin rasanya aku menghampiri. Tapi, ini sudah larut, takut mengganggunya
Aku mendengus sendiri, penasaran dengan yang di lakukan gadis ini
"Kamu belum tidur ?"
Ku beranikan diri mengetuk pintu kamarnya
"Ah, belum. Ada apa, kamu mau minum ?"
Ia membuka pintu kamarnya untukku
"Kamu sibuk apa, siapa tau aku bisa membantu"
"Aku mengerjakan skripsiku"
"Oh
" Butuh bantuan?
"Tidak
"Baiklah. kembali aku duduk di kursi jok bobrok yang ada di ruang tamu kecil dan kumuh itu. Laras masih dengan suaranya yang sedikit gaduh,. membuat aku yang sedang banyak pikiran tambah tidak bisa tidur.
" Butuh bantuan?"
Gadis ini hanya memperhatikan aku heran, " emang bisa?.
Hooooo, dia meragukan aku rupanya, aku sudah biasa mengerjakan skripsi para pemalas dengan uang melimpah. Ku dorong pintu kamar itu yang sedikit ia tahan. tapi tentu saja kekuatan ku lebih besar dari gadis itu. Aku masuk dan langsung duduk mengotak-atik kertas-kertas yang berserakan. gila ini kamar cewek kok nggak ada rapih-rapihnya, semua berserakan, ada pula CD nya, " Aaaah...hahahaha...jorok banget ini cewek, ada pula bahan kosmetik dan lain-lain, sepertinya ia seorang pedagang.
"Heeeh, ku bungkam mulutku terasa tak tahan menahan geli ku.
"Apa!" gertak laras merenggut lucu, bercampur malu
tawaku tak bisa ku tahan. Sungguh nih cewek luar biasa. Aku tertawa geli melihat gadis di sebelahku.
"Baiklah aku akan membantumu, aku tak keberatan, sebagai upah kamu sudah memungutku di jalan"
Dengan tawa geli aku langsung mencetak angka di kertas-kertas yang berserak, pura-pura tak melihat senyuman berbahaya di sebelahku, wajah yang memang tidak cantik itu seolah ingin menerkam ku, dan menendang Ku keluar ruangan itu. Aku memang tak punya pilihan dan di sini akhirnya aku berteduh mencari perlindungan
Angin bertiup kencang, berkali-kali menampar wajahku, ku lirik gadis itu sudah terlelap dalam lelahnya, ku teliti kamar itu. " Aah,.."
Aku adalah Arjuna seorang mahasiswa jurusan Agrobisnis pertanian, otakku encer pandai dalam elektronik, juga dalam dunia digital, sedikit iseng aku membuka file di komputer usang itu, ingin tau apa sih ? Gadis jelek ini.
Tapi aku di kejutkan dengan banyak hal, di komputer itu tak ada yang lebih selain semua tentang mendapatkan uang, ternyata ia seorang yang mandiri. Semakin penasaran
Namanya Larasati jurusan keguruan dia ambil mata pelajaran IPS sosiologi, ha ha ha..., dan dia sudah ada di ujung semester, mulai dengan kegiatan KKN
"Uuuuuff aaaarrg" Laras menguap manis. Matanya terbuka pelan memperhatikan aku, "Heh siapa kamu ?" Dia melonjak kaget.
"Kamu yang pungut aku semalam di Mushola"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Daryuni ni
hadir , penasaran akhir cerita nya
2021-12-28
1
ennita
seperti kata ku di FB cus langsung mampir...hai-hai...salam dari''Pesona Tersembunyi Sang Tuan Muda" dan "Malaikat Kecilku"🙏😊
2021-12-22
2
Pangeran Matahari
😍😍😍
2021-11-20
0