"Baiklah Dinda, itu bagus. Dion adalah lelaki yang sempurna untukmu"
"Ya iyalah, yang jelas dia bukan pelacur."
Ku telan ludahku sedikit tercekat, ada sembilu menerjang ragaku di tengah hinggar-binggarnya pesta, tubuh ku terasa terbakar dalam emosi yang tengelam dalam lautan es, api yang membeku
"Iya"
Aku mengangguk kan kepalaku sembari menggandeng Tiara untuk meninggalkan tempat itu
Pesta di mulai dengan acara tiup lilin
Ah, ada ya? anak cowok mengelar pesta ulang tahun sebegitu meriahnya seperti seorang gadis manis dengan lesung pipi yang merengek dengan kemewahan, rasanya aku geli sendiri membayangkan betapa manjanya seorang pria
Aku memutar langkah menjauhi Dinda, menurut ku suasana kami sudah tak menguntungkan buatku. Ah, bukan hanya sekali atau dua tiga kali hubungan cintaku berakhir dengan cacian makian hinaan bahkan banyak yang berakhir dengan Bully-an
Aku hanya bersyukur aku bisa hidup normal memiliki anggota badan yang lengkap memiliki wajah di atas rata-rata, otakku pun terbilang encer, Itulah anugerah Tuhan Yang selalu menjadi hal yang ku banggakan. Rasanya aku trauma memiliki hubungan dengan status pacar, kekasih atau saudara atau hubungan hutang budi. jika boleh memilih, aku lebih memilih menjadi gembel tidur di jalanan tanpa harus memikirkan balas budi atau yang lainnya
Selama aku bekerja di cafe mas Rio. Aku adalah pekerjaan yang baik, pemasok devisa terbanyak. juga, aku bukan orang yang selalu mengeluh. apapun yang ku dapat itu adalah rizki ku. aku menikmati dan mensyukuri. selama aku menjadi kekasih nya Dinda, akupun bukan seorang pengemis, semua bantuan yang di berikan Dinda selalu ku balas, dengan menjadi pelayan setianya, Guru private sekaligus tukang pekerjaan lepas. mengerjakan tugas kuliah atau tugas rumah atau yang lainnya
"Heeeh..." Aku menyadari semua yang tak ku miliki, dan tak menyombongkan apa yang ku miliki. yang ku tau aku ingin hidup layak seperti yang lain. dan memiliki apa yang di miliki orang lain. sederhana bukan?, dan untuk itu semua aku harus bekerja keras.
"it's oke, ini baik-baik saja untuk ku, aku sudah terbiasa dengan hal semacam itu."
Tapi ternyata beda dengan Dinda acara ulang tahun yang meriah itu menjadi hari aku benar-benar terpuruk. dia tak melepaskan aku begitu saja bersama Tiara.
"Tiara aku minta maaf jika akhirnya membuat kamu tak nyaman"
Jelasku pada gadis cantik yang berada di samping ku
"Tidak apa-apa itu masalah mu dengan nya"
"Tapi kamu pasti tak nyaman"
Tiara hanya mengangkat bahunya menanggapi semua ucapan ku
Aku melirik pada Dinda yang jauh di sana. asik, sepertinya mereka sudah lama memiliki hubungan. jika begitu, bukan aku dong yang selingkuh, tapi dia. "Ah sulit..."
"Jun"
Tiara mengagetkan aku, sejenak aku menatap wajahnya dengan sedikit raut wajah terkejut
"Iya."
"Ayo temani aku dansa"
"Oke"
Sebagai seorang yang sudah mengikat kontrak perjanjian. Tentu malam ini aku bertugas menemani tiara, aku adalah pacar sewaannya. semua orang tau pekerjaanku adalah seorang host. aku bertugas menghibur siapapun yang datang padaku, dari manapun mereka datang. selama mereka bayar itu bukan masalah buatku. Diana dan Dion tentunya tau itu.
Malam yang gelap di hiasi indahnya sinar bulan. tempat yang terbuka. di halaman rumah gading yang sangat luas, di sana pesta di gelar. kolam renang membentang luas dan kami mengelilingi bertabur bebas dengan semua hidangan minuman, ada yang berjenis alkohol, ada yang berjenis jus atau sekedar minuman bersoda. kami semua menikmati pesta dengan bebas. menikmati pesta-pesta seperti ini sudah biasa aku datangi. tak akan membuat aku canggung atau merasa risih atau merasa tertekan
Tapi ada hal yang aku harus sadari saat ini keadaan yang tidak menguntungkan aku. Dinda dengan emosinya, bisa saja menghancurkan aku dan membuat aku jadi bulan-bulanan di sini. masih dengan pikiran ku yang terus menerka-nerka dan dengan sejuta spekulasi, kemungkinan demi kemungkinan
"Juna, !!! plak,!!!!"
"Ah,!!!
Oh my God, Dinda tiba-tiba menamparku dengan kekuatan penuhnya, menyiramkan minuman bersoda padaku, membuat bahuku basah.Aku yang dengan refleks melindungi Tiara. membuat Diana mengila. semua mata melihat ku, kesal sih tapi aku tak boleh terbawa suasana dan keadaan. kemarahan tak akan menyelesaikan masalah apapun. Dinda pergi begitu saja setelah melakukan semua aksinya. aku hanya tersenyum kecut dan melanjutkan semua pekerjaan
"Maaf, Tiara."
" Kamu nggak papa?" ucap Tiara membantuku membersihkan bajuku yang basah
Lambaian malam menghias pesta yang mulai berubah remang-remang. di sana sini muda-mudi dengan gaya masing-masing. aku duduk di sudut ruangan, minuman Vodka menemaniku dan Tiara. tapi aku sengaja tak menengak segelas alkohol-pun. aku secara rasional berfikir akan keadaan yang lebih menyakitkan jika aku sampai mabuk. tapi, memang seperti itu aku, tak pernah aku membawa diriku dalam masalah. meskipun aku sering menghabiskan malam bersama orang-orang yang terbiasa dengan alkohol. aku seorang host di sebuah cafe alkohol dan minuman keras sudah menjadi teman setia
Ah, aneh menurutku. pesta ulang tahun jadi seperti pesta liar di bar atau di rumah bordir saja. gaya anak gedongan dengan uang melimpah dan miris moral. namun aku hanya menikmati pesta dengan sekenanya. tidak ingin terjebak dalam masalah apapun, tugasku hanya menemani tiara. Gadis semampai bak model satu inipun sepertinya sudah tak berdaya, entah berapa gelas minuman ia tengak. "ia mabuk berat.
Malam semakin larut dan tengelam dalam lautan waktu. Aku bergegas membawa Tiara pergi dari rumah itu, menuju pulang.
Namun langkah ku di hentikan oleh Dinda dan kekasihnya. "Dion."
"Ada apa Din?"
"Nggak, aku senang saja menganggu kamu."
"Besok masih ada waktu untuk menganggu ku kan?"
"Aku mau sekarang. kenapa? kamu nggak suka?whatever. Aku tidak perlu menunggu kamu untuk setuju.
Dinda mendorongku dengan tiba-tiba. membuat aku terkejut tapi. Tapi terlambat, Tiara yang berada dalam rangkulanku terjun ke kolam renang. bersama ku. "keterlaluan!" kejadian itu mengundang mata melihat kami. semua tertawa, ada yang iseng justru merekam kejadian itu
"Ah."
Aku hanya tersenyum membawa Tiara yang basah kuyup, baju seksinya membuat tubuhnya terlihat jelas dalam keadaan basah, dengan cepat ku tutupi tubuh itu dengan bajuku. ku lirik Diana dengan kesal, rasanya ingin ku maki dan ku ceburkan wanita satu ini ke dalam kolam renang dan ku telanjangi. Tapi lagi-lagi aku hanya tersenyum, ku papah Tiara yang mulai sadar. Air membuat Tiara sedikit sadar
"Jun Aku basah."
"Heeh, kita pulang"
Bisikku pada Tiara, rasanya aku gagal menjalankan tugasku kali ini. Aku membuat tuanku tak nyaman dan di permalukan di depan umum. jika besok video beredar tentang kami, apa yang harus ku lakukan.
"Arjuna!, demi dia kamu ninggalin aku. kamu tanpa aku? nggak akan bisa hidup.'
Suara Diana menggema di antara riuhnya musik dalam pesta. suara yang menurut ku lebih keras dari suara halilintar
"Apa maksudnya? aku tak bisa hidup tanpanya? aku? ha ha ha,...hai, Diana aku Arjuna Rahmat Wijaya tak pernah menyerah dengan perjuangan. kamu menghinaku, kamu pikir kamu siapa?ha-ha-ha,...an**ng!!!! tau nggak sih?"
Ku papah Tiara dalam gendonganku. melangkah pergi meninggalkan hinggar-binggar nya pesta. tak lagi ku lihat seberapa cantiknya dunia di belakang ku, tak akan lagi aku kembali ke tempat di mana yang sudah menjatuhkan aku, dan harga diriku, persetan dengan cinta.
"Arjuna!!!! Dasar kamu pelacur!!! nyesel aku menghabiskan waktuku bersama lelaki miskin sepertimu, Arjuna f**k."
Jangan berteriak Dinda, aku masih mendengar semua cacian dan makian mu, aku tak tuli. hatiku, seketika hancur seakan-akan tercabik-cabik. suara Diana jelas lebih kencang dari suara musik yang mendetum jantung.
Aku benci, karena aku hanya bisa berteriak dalam hati. aku hanya bisa memaki dalam hati. aku tak pernah bisa marah, bahkan aku hanya akan mengalah untuk sesuatu yang sepele. saat aku dalam fase akhir aku hanya perlu sadar, dari mana asalku. aku hanya seorang pemuda desa yang berjuang untuk hidup dan merubah nasib. membukakan jalan untuk keluarga kecilku agar bisa hidup layak seperti orang-orang. Tapi mengapa perjuangan ini begitu berat untukku.
"Aku harus kuat, jika aku hancur saat ini, bagaimana dengan yang akan datang. aku tidak akan lemah karena hinaan dari dunia luar. aku tidak akan gagal. karena jika aku gagal, nasib orang tuaku, adik-adikku,akan sama denganku. "Toh, selama ini, di hina, dan di permalukan adalah makananku sehari-hari sejak dari aku lahir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Daryuni ni
comennya lupa ,cayo Arjuna jgn menyerah Krn hidup butuh berjuang
2021-12-21
1
Ayesha
hmmmmm... hdp adl perjuangan
2021-10-15
2
Arjuna'Bayu
yossss semangat aja
2021-10-12
1