Avanza hitam melaju jauh meninggalkan area pesta menuju rumah mewah milik si gadis yang menyewaku sebagai pasangan dalam pesta. pesta yang meriah jadi seperti hantu buatku
"Uuuh, Ku pukul kepalaku. sudah ku bilang jangan memiliki hubungan cinta. kenapa malah aku pacaran sama di Dinda. "aaah!"
Aku menggigit bibirku bawah, tatapan ku tertuju pada gadis di sampingku. dengan senyuman kecut, aku membayangkan apa yang akan aku alami esok hari. Akankah Tiara marah padaku? akan kah aku di pecat sama mas Rio?
Aku semakin tak berani untuk melangkah maju. bayangan berbagai hal buruk memenuhi kepalaku
Mobil berhenti tepat di halaman rumah mewah. Rumah itu hanya di huni Tiara dan kedua orang tuanya yang kini sedang berada di luar kota
Aku mendengus berat, melihat tubuh semampai indah tak berdaya di sampingku membuat aku sedikit canggung
"Ah, dia indah sekali"
Dengan berlahan aku membawa Tiara masuk ke dalam rumah
"Wooooow, rumah yang indah" kagumku pada pemandangan nuansa romantis rumah Tiara
Dia dalam keadaan basah kuyup, aku juga. sungguh keadaan sulit. Dengan berlahan aku terpaksa mengganti pakaiannya dan menyelimuti tubuhnya agar hangat. meninggalkan nya sendiri adalah hal paling benar menurutku. mengingat dia tidak berpakaian lengkap, juga tidak adanya orang lain di rumah itu
Hari belum pagi, suasana masih di selimuti kegelapan. Aku sempat melompat, saat tiba-tiba Tiara sudah ada di sebelahku. aku berusaha mengabaikannya dan membuang muka
"Kamu kok tidur di sini?"
"Nyaman di sini"
Jawabku sekenanya tanpa melihat wajah dan ekspresi wajah Tiara
"Di sini dingin Jun"
"Nggak papa"
"Jun..."
"Oh ya, kamu sudah bangun sepertinya kamu baik-baik saja"
Aku beranjak berdiri untuk segera pergi meninggalkan Tiara. tapi tangan Tiara justru menangkap pergelangan tanganku
" Bisakah kamu menemani ku?
Ujar gadis itu menghentikan langkahku
"Why, aku harus ganti baju. Bajuku basah sejak semalam."
"Loh kok bisa?"
"Yah semalam ada tragedi"
"Apa itu ?"
Aku duduk kembali, jujur itu lebih baik setidaknya satu kekhawatiran ku akan selesai
Ku pandangi jalanan di luar sana lewat jendela rumah mewah itu. sepagi ini aktivitas sudah di mulai. Deru suara kendaraan berlomba saling mendahului
"Tiara, kemaren ketika kamu mabuk, kita masuk kolam. Diana mendorong mu juga aku. ini masalah pribadi sebenarnya. jadi maaf, aku melihatkan kamu dalam hal ini. kamu basah dan aku terpaksa membantumu Mengganti pakaian."maaf"
Tiara tertawa geli di sebelahku
"Baiklah, aku memaafkan kamu. Asal, ada syaratnya"
"Apa?" Lega rasanya, ku pikir aku akan tidur di jalanan, karena tak mampu bayar kosan"
"Kamu temani aku malam ini"
"Tiara!. No "
"Kenapa?, aku kurang cantik"
Aku gelagapan, bingung dengan jawaban.
Bukan kurang cantik, tapi aku sudah menahan sesuatu dalam diriku sejak semalam, Malah ia menawariku sesuatu yang sangat ku inginkan. Tapi, harus aku lupakan. Aku tidak boleh lengah demi masa depan ku.
Orang tuaku pernah berkata, wanita adalah mahkluk yang sangat berbahaya. seiring waktu berjalan aku berfikir sendiri. Ternyata wanita seperti jebakan Batman
"Ha ha ha, tidak Tiara'' aku mencoba menetralkan bahasaku yang sedikit kaku.
"Kenapa Jun? aku tidak akan menuntut mu lebih. kita tetap pada kontrak, aku akan menambah honormu."
"Maafkan aku, untuk saat ini aku belum bisa melakukan hal semacam itu, maaf"
Aku melangkah pergi meninggalkan Tiara dan melesat bersama motor kesayanganku Repsol Honda
*****
Aku melangkah menyusuri koridor kampus. banyak mata melihat aku dengan banyak Makna. Ah, pasti masalah semalam jadi viral
"Plak!!!!"
"Dinda!" teriakku kaget.
"Apa...?!!!"
"Ada apa?"
"Kamu masih bertanya, ada apa. Jun kamu memilih belai cewek munafik itu dari pada aku pacarmu"
"Pacar?.Kita sudah selesai. good bye Diana.
Aku pergi begitu saja, aku memang tak punya pilihan di sini tapi jangan buat aku seperti peliharaan mu. hubungan kita sudah berakhir.
Aku tersenyum, senyuman yang sangat manis, ku Hela nafasku dalam-dalam. menurutku mengeluh bukan caraku menyelesaikan masalah "Nikmati saja lah ya.
Pagi tadi sebelum matahari terbit, aku terima pesan singkat mas Rio " Dia memecatku.
"Ah, hidup sudah berat bertambah berat saja"
"Arjuna, aku masih cinta kamu" teriak di dinda padaku.
Ku lambaikan tangan ku terus berlalu. sudah ku bilang sesuatu yang sudah ku tinggalkan tak akan ku ambil lagi.
"Hai jun"
"Hai juga"
Tiara menjajari langkah ku mendiskusikan soal honor. Tapi tiba-tiba datang segerombolan anak-anak lelaki mendatangiku dan tanpa argumen mereka menghajarku habis-habisan sampai aku babak belur
"Aaah"
"Jun"
Tiara membantu ku bangkit duduk bersandar pada dinding. ku tekan perutku yang terasa hancur remuk, rasanya semua tulang tulang ku terlepas, bibirku berdarah terasa asin di lidahku
"Jun mereka itu?" suara Tiara terhenti
"Sudahlah biarin saja"
"Tapi Jun"
Alisku bertaut saat ku lihat Tiara yang kebingungan
"Sudahlah kamu pergi saja"
"Tapi Jun"
Suara handphone gadis itu berdering. memaksanya untuk meninggalkan aku yang meringkuk sakit. tiba-tiba ia terlihat sibuk dengan layar handphone nya, sesekali melihatku, wajahnya berubah memendam amarah
"Arjuna!!! plak...plak... plak"
Tamparan manis hinggap di pipiku yang begitu indah. Aku meringis kesakitan menerka-nerka apa yang terjadi
Angin bertiup kencang. berkali-kali ikut menampar wajahku. tubuh ku seperti minuman kaleng bersuhu dingin, aku menggigil. semalaman aku sudah kedinginan karena baju basah oleh ulah Diana, kali ini aku harus meringkuk di jalanan karena aku tak mampu membayar uang sewa kontrakan.
Aku tersenyum kecut,
"Nasib-nasib !!!"
Ku pungut kuntum rokok yang ada di lantai jalan, ku coba untuk menghisapnya. "segaaaar..." hidup memang sesuatu.
Duduk di bawah sinar bulan. Arrrghh, dingin. ini salahku. ku coba sedikit mengingat mengapa aku harus berakhir seperti ini. seandainya orang tua ku tau, aku pasti di mintanya untuk pulang saja. tapi ayahku tak pernah mengajarkan aku untuk menyerah. semua butuh proses, dan proses itu perih. Lalu ku coba untuk berpikir egois, mengapa aku tak menerima menjadi simpanan wanita kaya. "Ah,"
Ku pikir akan menyenangkan jika aku bisa hidup mapan dan bisa melampaui mereka. Bagaimana nasib kuliahku? "huuufff ..." ku hempaskan nafasku pelan, jadi pusing. ya ampun, mengapa nasib begini amat. seolah aku baru melakukan kejahatan saja, di viral-kan, di hajar, bahkan di usir dari kontrakkan. alisku terangkat tinggi.
"Terimakasih Tuhan ini teguran buatku, untuk terus maju."
Aku bangkit berdiri, ku angkat sedikit beban barang milikku yang lumayan banyak. ibu kos tidak memberikan aku kelonggaran waktu sama sekali. "Sudah tiga bulan nunggak kontrakan, emang ini rumah Mak lo!" katanya
Bodohnya aku, aku ingin mengatakan hal-hal menyakitkan. "huuufff, ibu kos keparat." hanya karena aku menolak menjadi pacar gelapnya dia mengusir ku
Di kota ini aku tetap saja merasa jadi orang asing saja. tidak punya teman, tidak punya tempat untuk jadi tempat ku bertanya banyak hal. Mas Rio, satu-satunya teman Yang sudah ku anggap kakak memecatku. aku yakin itu pasti ada hubungan nya dengan adik kesayangannya
"Ah... sulit"
Langkah ku berakhir di sebuah mushola, di sana akhirnya aku terdampar dan bisa merasakan nyaman nya tidur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Arjuna Bayu
sabar ya kk cant
2021-12-25
0
Daryuni ni
siang pingin ngerti akhir ceritanya masih lanjut y
2021-12-22
2
Strobery 🍓
Mksh 2 eps nya...smngt....smngt...
lanjuuut..
2021-10-12
2