Memasuki semester dua kehidupan semakin menggila. Biaya hidup semakin melonjak, biaya kuliah semakin berat. Rasanya nafasku sepenggal-sepengal, tarik putus tarik putus, puasa tiap hari, kelaparan sudah biasa.
"Ah, mau kerja apalagi aku?, guru privat sudah, host sudah, tapi semua yang ku dapatkan belum cukup. masih sangat kurang. mintak uang dengan orang tua. Aaah, tidak mungkin, nggak usah halu.
"Arjuna?"
Seorang gadis manis menghampiri ku dengan gaya manjanya
"Nggak usah teriak Tiara, aku tidak tuli. lagian kamu tidak akan terlihat cantik jika berteriak begitu" canda Arjuna pada si gadis yang langsung memperlihatkan wajah masamnya. Arjuna tertawa renyah melihat hal itu
"Ada apa, ngegas-ngegas kayak motorku saja"
"Aku mau datang ke acara ultah temen, bisa temenin?"
"Kapan ?"
"Entar malam"
"Aku?"
"Aku bayar deh"
"Baiklah, setatusnya aku kerja nih"
"He'eh, ini teman baikku di wajib kan datang"
"emang harus bawa pasangan gitu?
"he eh.
"Baiklah, kerja ya ini? tak lama dari Tiara yang datang padaku mengutarakan keinginannya dan akupun mengiyakan, lumayan untuk tambahan bayar uang kontrakkan. bisik hatiku sedikit senang
Alunan lagu kesayangan ku dari Al Ghazali mengalun merdu Dinda si cantik kekasih hatiku
"yes my love, what's up?
"Ada pesta ultah temen, bisa temani aku?"
"Kapan itu?"
"Entar malam.
"Aduh, cantik baru aku teken kontrak.
"Huuufff harus bawa pasangan"
"Coba ku batalin kalo bisa ya"
"Oke"
Aduh apa yang harus ku lakukan nih?, menemani Dinda atau Tiara gadis yang mengontrakku. jika ku batalkan, besok aku bakal di usir dari kontrakkan, jika ku lanjutkan,... pasti berantakan nih sama si Dinda.
"Aduuuh, kok jadi dilema ya?"
Rasanya memiliki hubungan dengan status sangat merepotkan. tapi Dinda sudah begitu mengerti dengan keadaanku, selama ini baru Dindalah yang bertahan menjadi kekasih hatiku dengan segudang kesibukanku. Dia selalu bisa membuat lelahku menjadi berkurang, dia selalu membantuku dalam kesusahanku, dia bisa memahami banyaknya kegiatanku, kadang aku jadi sangat malu jika mengingat semua yang sudah ia lakukan untuk ku. meskipun kadang dia sedikit egois, wajarlah namanya kekasih, mintak perhatian lebih. akupun tak keberatan dengan tuntutannya. Tapi seperti sebuah pepatah bijaksana "tak ada gading yang tak retak. sesempurna apapun pasti ada celah keburukannya. karena jika ku pikir-pikir, aku seolah bukan seorang kekasih buatnya melainkan seorang pekerja tetap, aku harus mengerjakan tugas kuliahnya, harus menyapanya pagi siang malam, sebelum tidur, bahkan aku harus menerima semua perlakuannya, yang baik atau yang buruk atau sekedar ia yang cuek. yang kadang membuat aku sedikit merasa marah adalah sikapnya yang seolah-olah aku adalah lelaki simpanan atau lelaki cadangan.
"Does not matter, aku adalah seorang pangeran miskin. Yang hanya memiliki wajah tampan, tapi tak memiliki harta kekayaan.
Tapi meskipun begitu aku selalu optimis dan percaya diri. aku mendapat kan kemewahan dalam hidupku dengan hasil jerih payahku sendiri. meskipun statusku sebagai host di sebuah cafe membuat aku di cap sebagai gigolo. "seandainya aku mau menjadi seorang gigolo hidupku tak sesulit ini Bray" Tapi aku memilih untuk hidup sebagai seorang yang baik, bekerja yang baik, dan cuek dengan semua anggapan buruk orang di luar sana.
Dinda berlari menghampiri ku dengan tergesa-gesa, wajahmya sudah masam bercampur kesal bercampur manja menghampiri ku
"Sayang, gi mana dong? harus bisalah. ntar ku bayar deh.
"Bagaimana ya? aku sudah dapatkan uangnya dari Tiara, masak aku balikin secara sepihak, kan nggak adil."
"Oh jadi Tiara, gadis yang menyewamu. aku kok jadi enek ya sama kamu! kok kamu kayak pelacur!.di bayar sana sini, nggak punya harga diri tau. lama-lama punya pacar kamu aku jadi bahan ejekan orang!. itu juga si Tiara, kayaknya baru kemarin dia mengatakan kamu pelacur sekarang dia yang nyewa. an**ng banget tau nggak sih!"
Heeem, ini sudah yang kesekian kalinya Dinda memakiku. besok dia pasti nangis-nangis minta maaf, ah.... sudah biasa.
Aku memutar arah laju motorku. selepas magrib aku akan menemani tiara ke acara ulang tahun Gading permata sahabat karibnya yang juga temanku satu fakultas
Dia adalah anak orang kaya, ayahnya seorang pegawai pemerintah. tepatnya seorang perwira polisi. ibunya seorang pembisnis, memiliki beberapa butik yang sangat terkenal, ia juga salah satu pelanggan ku di cafe dan aku selalu mendapatkan baju bermerk berkualitas darinya
Heeem, kadang aku tersenyum menyadari, banyak uang bukan berarti hidupnya bahagia. contohnya, banyak pelanggan ku seorang yang memiliki uang, kedudukan juga rupa yang menarik. tapi mereka selalu mengeluh padaku, dan keluhan yang hampir sama
Aku berdecak kesal. sebagai seorang lelaki,aku merasa tak memiliki harga diri di mata Dinda. ini hanya pacar, bagaimana jika ini ada dalam hubungan rumah tangga. bisa-bisa aku jadi bintang tunggangannya. 'buset dah." nggak ah, aku harus putuskan hubungan ini. seperti nya untuk kehidupan ku yang masih berantakan aku harus melupakan hubungan dengan status cinta. aku dengan dinda berbeda. Aku sadar hidup tak hanya berputar dengan masalah cinta. menurutku hidup itu ya, harus berjuang. berjuang itu tak ada yang mudah. semua butuh proses, dan proses itu perih kawan.
Aku berusaha konsentrasi dengan tugasku. hidup sendiri di perantauan tak seperti hidup di ketiak orang tua. lengah akan membawa kita dalam masalah, memikirkan uang kontrakkan yang sepuluh juta dalam satu tahun, membuat kepalaku hampir pecah. kemungkinan aku harus mencari teman untuk berbagi uang sewa, atau pindah ke kontrakan sederhana. semua masih dalam pikiran, belum bisa ku uraikan dengan kenyataan. karena aku sendiri tidak memiliki uang sepeser pun, semua hanis untuk keperluan kuliah. Aku berharap, malam ini aku bisa mencari kos-kosan dengan uang yang ku dapat dari Tiara, lumayan.
Tapi malam ini, ku anggap malam penuh musibah kesialan atau perubahan atau sesuatu yang memang harus aku lewati, atau mungkin memang sesuatu yang sudah di takdirkan untukku.
"Hai maaf mengagetkamu"
Sapaku pada Tiara yang sudah menungguku dengan anggun di depan rumah mewahnya. Dia hanya tersenyum menyambut kedatanganku. balutan gaun yang indah menghiasi tubuh semampai nya. Aaaah, dia memang cantik luar biasa.
"Juan tidakkah lebih baik kita Makai mobil bokap gw. kamu bisa nyetir kan?"
"Bisa, tapi nggak papa apa?
"Nggak, itu memang mobil buat gw pake."
"Alright.
Aku meletakkan motor kesayangan ku di garasi rumah mewah itu, dan membawa mobil Avanza milik Tiara.
" Ahai, orang kaya memang sesuatu"
Avanza hitam melaju melewati keramaian kota Bengkulu. suasana malam justru membuat kota itu ramai, kelap-kelip lampu kendaraan, toko toko yang berbaris dan nuansa dingin bercampur udara panas menjadi sedikit sensasi menggelitik aura normal laki-laki yang berada si suasana sepi bersama wanita yang cantik dan seksi. apalagi di tambah dengan bertebarnya kaum hawa yang memakai gaun-gaun terbuka
"Aaaaah andaikan dan andaikan" otak mesumku mulai bermain.
"Jun dah sampai"
Aku tersenyum melihat Tiara yang bersemangat. aku membukakan pintu untuk sang bidadari.
"Huuufff"
"Jun"
Tiara memberikan tangannya untukku gandeng, "wooooow ini tak seperti yang kita janjikan." pikirku dalam hati
"Aku akan memberikan uang lebih, berapapun yang kamu minta"
"Heeem." tawaran yang menjanjikan
"Baiklah"
Arjuna melangkah beriringan dengan sang bidadari masuk ke hinggar-binggarnya acara muda-mudi. pesta yang meriah semua berpasangan, semua tampak cantik dengan pose masing-masing, aku dan Tiara berbaur dengan semua tamu
Jujur aku tak punya teman dekat, semua teman hanya se hai se hello saja, keadaan yang membuat aku begitu. tapi mas rio pemilik cafe tempat ku mengumpulkan rupiah termasuk orang yang baik terbuka dan sangat pengertian, dia selalu membelaku saat aku terpojok oleh keadaan, karena kebaikannya itulah, kadang aku merasa tak nyaman dan tak enak hati, merepotkan orang sangat mengangguku.
Langkah ku terhenti, menatap siapa yang ada di depanku dengan wajah yang mengerikan. seorang lelaki tampan menggenggam tangannya dengan erat. Bukan cemburu tapi sedikit kaget, itu adik pemilik cafe tempat aku bekerja Dion. lelaki muda dengan tempramen keras dan urakan yang juga menjadi teman satu kampusku.
"Kenapa ?"
Nada bicara Diana sangat menyakitiku
"Kamu cemburu ?"
Aku hanya terdiam. bukan cemburu tapi sedikit khawatir dengan keadaan ku saat ini. takut jika ini akan mempengaruhi pekerjaanku di cafe mas rio.
"Bukannya aku lebih baik dari kamu, aku dan Dion pacaran bukan jual diri."
Aku tersenyum dengan sedikit keraguan tapi di sini aku bekerja, nasibmu besok di tentukan oleh hasil kerjaku malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Pangeran Matahari
hihihi... keren thor..
2021-11-20
0
Strobery 🍓
semngt poko e,di tunggu eps slnjt nya...smngt...smngt...smngt 😊
2021-10-11
2
Ayesha
uhuyyyy
2021-10-11
1