Dalam perjalanan menulusuri bariton Rumah sakit terdapat-lah dua pria yang menggunakan seragam putih yang tak lain adalah seragam buat penjaga, sembari menggenakan masker yang menutupi sebagian wajahnya, mereka pun lantas hendak akan memasuki ruangan 57 yang ditempati oleh Resya.
Dalam situasi yang sama, pada jam itu Resya akhirnya telah tersadar juga setelah tembakan yang menimpa dirinya.
"Ada dimana aku ini kenapa aku bisa ada di Rumah sakit apa yang terjadi?" ucap Resya yang kemudian ia mengingat sesuatu.
"Tembakan, iya aku ingat sekarang aku tadi terkena tembakan dari laki-laki itu."
Cekleek.
Suara langkah kaki seseorang yang hendak memasuki ruangan rawat Resya. Dan seseorang itu yang tak lain adalah dua pria tadi.
"Penjaga saya mau tanya siapa orang yang telah melarikan saya ke Rumah sakit ini?" tanya Resya tapi tidak dihiraukan oleh mereka.
"Kalian, kenapa kalian pada kompak diam, aku sedang bertanya pada kalian?" tanya Resya lagi.
Sama sekali tidak menanggapi pertanyaan yang diucapkan wanita yang berada di hadapannya. Salah satu dari pria itu menyuntikkan obat tidur kedalam selang infus Resya yang berada disebelah kanan dan tidak membutuhkan waktu lama obat penenang itu pun mulai bereaksi sesaat kemudian Resya perlahan-lahan mulai memejamkan kedua matanya.
"Misi pertama kita sudah selesai, sekarang giliran misi yang kedua, sekarang giliran kamu yang mengatasinya, biar aku yang membawa wanita ini keluar dari Rumah sakit ini!" gumam Reza pada Gibran.
"Baiklah akan aku jalankan rencana yang selanjutnya," balas Gibran kemudian.
Mendapat perintah menyelesaikan misi yang kedua, salah satu dari pria itu keluar dan pergi meninggalkan ruangan rawat ini, sesaat ia pun menghampiri bagian administrasi.
"Anda siapa? Kelihatannya saya belum pernah melihat anda disini?" tanya salah satu wanita bagian administrasi.
"Saya penjaga baru disini," balasnya.
"Ohh pantesan."
"Oh iya tadi ada seseorang yang mencari anggota keluarganya yang kebetulan dirawat di Rumah sakit ini juga, dia kesusahan mencari ruang rawat keluarganya jadi saya mau membantu dengan mencarikan data langsung pasien, jadi kamu gak keberatan kan kalau aku mengutak-atik komputer ini?" tanya Gibran.
"Ya jelas saya tidak keberatan, kebetulan saya masih sibuk jadi carilah sendiri ya?" balasnya.
"Baiklah!"
Mendapat ijin untuk mengutak-atik laptop tersebut, Gibran lantas mencari data atas pasien yang bernama Resya aninditiya gadis berumur 20 tahun yang menggalami luka tembakan tadi malam.
"Untung saja aku dengan cepat menemukan nama asli dari gadis itu kemaren. Jadi ini akan mempermudah bagiku meretas namanya disini," Batinnya dengan tersenyum.
Setelah mengutak-atik laptop selama kurang lebih 30 menit, menemukan data atas nama pasien Resya Aninditiya tanpa berfikir ia pun lantas menghapus data tersebut untuk menghilangkan jejak.
KLIK.
Penghapusan berhasil.
"Berhasil, misi kedua telah berhasil," batinnya dengan tersenyum.
"Baiklah saya sudah menemukan identitas pasien itu, jadi sekarang saya tinggal dulu keluarga pasien pastinya sudah menunggunya sedari tadi jadi aku tinggal dulu."
"Baiklah."
Berhasil menyuntikkan obat tidur kedalam selang infus Resya, Reza lantas menutupi tubuh Resya dari ujung kaki sampai ujung kepala menggunakan kain putih yang membuatnya seperti orang yang sudah meninggal.
Kemudian Reza mengganti seragam penjaga yang ia pakai, menjadi seragam pengantar jenazah untuk bisa mengelabui pikiran orang-orang agar tidak merasa di curiga nanti.
Tak hanya Reza saja yang menganti pakaiannya, tapi Gibran yang meretas tadi, ia juga sama melakukan hal yang dilakukan temannya itu yaitu mengganti seragamnya dengan seragam pengurus jenazah.
Perlahan-lahan mereka mendorong brankar Rumah sakit yang diatasnya ada Resya yang sudah terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri disana, dengan sikap santai mereka orang-orang sama sekali tidak ada yang mencurigainya, mereka berhasil keluar dari halaman Rumah sakit yang diluar sudah ada teman mereka yang bertugas menjadi supir pengantar jenazah.
Berhasil memasukannya kedalam mobil Ambulan, langkah mereka yang tadinya terbilang santai, tiba-tiba kepanikan terjadi sesaat ada satpam yang menghampiri mereka.
"Maaf ini jenazah akan dibawa ke alamat mana? Kenapa tidak ada anggota keluarga yang menemaninya?" tanya Seorang Satpam pada ketiga pria itu.
"Dia korban tabrak lari, dan dia juga anak yatim yang tidak memiliki keluarga maupun kerabat, jika anda tidak percaya ini sudah ada laporan kematiannya. Apa anda inggin melihatnya?"ujar Gibran sembari menunjukkan sebuah berkas di hadapan sang Satpam.
"Maaf bukan maksud saya mencurigai kalian, baiklah silahkan pergi!" perintah sang Satpam.
"Baik pak makasih, ya sudah kita tinggal dulu," ucap Reza.
"Baiklah silahkan!" balas si Satpam kemudian.
....................
Tak menunggu waktu lebih lama, mereka pun akhirnya telah tiba di Markas TAYGER LEE. Resya yang belum kunjung sadarkan diri, ia dimasukkan disalah satu ruangan dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat disalah satu kursi.
Tak menunggu lama, Resya akhirnya telah tersadar akan tetapi sesaat ia sadar ia dibuat terkejut lantaran sudah ada beberapa pria kekar yang berada dihadapannya dengan menunjukkan tatapan tajamnya.
"Ada dimana aku ini? Kenapa aku bukan bisa terikat disini. Dan siapa orang yang telah menculik-ki ini?" tanya Resya pada dirinya sendiri, sesaat langkah kaki mengagetkannya.
"Akhirnya anda telah sadar,"ucap seorang pria dengan membawa sebuah senja*a pist*l, seseorang itu yang tak lain adalah Richard.
Terkejut dengan siapa Resya bertatapan muka sekarang, Resya hanya bisa terdiam dan tidak berkata sepatah kata lagi.
"Kamu pastinya terkejut bukan dimana kamu berada sekarang? Kamu berada di kandang macan yang penghuninya tak kalah kejam seperti seekor singa. Dan tujuan ku menculik-mu, ada sesuatu yang inggin aku tanyakan sama kamu. Kamu pastinya masih ingat kan dengan kejadian malam kemaren?"
Mengingat kejadian yang ia alami kemaren malam, seketika air mata Gadis itu kembali runtuh.
"Apa mau anda, apa anda inggin membunuhku?" tanya Resya dengan menatap balik kearah Richard.
"Sudahlah jangan banyak berakting. Dan jangan pula kamu berpura-pura menunjukkan air mata bohong kamu itu. Karena aku tidak akan termakan oleh akting-mu itu, jadi cepat katakan sejujurnya padaku apa benar kamu itu mata-mata yang ditugaskan oleh Alex untuk menjebak-ku?" tanya Richard dengan menodongkan senja*a hingga mengenai dahi Resya.
"Aku tidak tahu apa maksud dari perkataan anda, karena aku sama sekali tidak akan takut dengan anda!"tegas Rlelsya.
"Jika anda inggin membu*uhku, aku malah berterima kasih sekali sama anda. Lantaran anda mau membantu saya untuk mengakhiri hidup yang sama sekali tidak ada gunanya ini. Dengan anda memutuskan untuk membunuh, saya malah senang karena saya akan bertemu dengan Papa dan Mama di Surga nanti, keinginan-ku dari dulu aku sangat berharap jika aku bisa dipertemukan kembali sama mereka di pintu Surga nanti.
Tapi entah kenapa mereka sama sekali gak pernah hadir dalam mimpiku kalau tidak aku bermimpi itu juga hanya sesaat. Tapi dengan kebaikan anda yang inggin membantu saya mengakhiri hidupku ini aku berterima kasih banget sama anda, jadi sekarang cepat tembak aku agar aku bisa bertemu dan berkumpul kembali sama mereka, ayo tembak aku sekarang!"
Ucap dan air mata Resya yang sama-sama jatuh berbarengan dengan diselimuti suara yang tersedu-sedu dan dengan menunjukkan senyum lepas yang dilakukan Resya membuat kelima pria yang berada dihadapannya termasuk Richard hanya bisa terdiam, tidak berani berkata sepatah kata pun lagi.
"Kenapa kalian semua sekarang jadi pendiam seperti ini, ayo cepat singkirkan wanita yang ada dihadapan kalian ini sekarang, ayo cepat lakukan!" perintah Richard dengan tegas.
"Maaf Tuan jika anda menyuruh saya untuk menembak gadis ini, maaf saya tidak bisa melakukannya. Dia seusia adik perempuan saya jika adik saya ada diposisi gadis ini, mungkin sebagai abang saya tidak mampu melakukan semua ini, maaf saya tidak sanggup!"ujar Gibran menolak mentah-mentah.
"Baiklah jika kamu tidak sanggup untuk menembak wanita ini, maka baiklah biar saya sendiri yang akan menembaknya."
Melangkahkan kakinya ke-depan, sembari menodongkan sebuah pist*l kearah Resya, Resya yang sudah berpasrah diri ia sudah berpasrah hanya mampu memejamkan kedua mata cantiknya secara perlahan.
Door
Suara tembakan akhirnya berbunyi, spontan Gibran dan ketiga temannya membuka mata, tapi ternyata peluru bukan mengenai sasaran yang dituju yaitu Resya, melainkan peluru itu sengaja dilepaskan kearah samping dan tidak jadi mengenai sasaran.
"Tuan apa yang terjadi kenapa tuan tidak jadi menembak wanita ini?"tanya Gibran terheran.
"Aku rasa gadis ini sudah kehilangan akal sehat, jadi biarpun kita membunu* cara itu juga tidak akan membuat pengaruh baik buat kita. Jadi cepat singkirkan dia dari pandangan saya! Saya tidak mau melihatnya lagi!"
"Baik tuan."
"Kenapa anda tidak jadi menembak saya. Kenapa anda mengingkari perkataan yang barusan saja anda katakan pada saya, kenapa anda takut! Ayo bu*uh saya sekarang! Saya mohon ayo bu*uh saya!"teriak Resya tapi sudah tidak dihiraukan lagi oleh Richard.
"Cepat bebaskan dia dari sini!"
"Baik tuan!"
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
Diah Vika Ningsih
😭😭😭
2022-06-19
1
Kesya Kesya
q mewek thoor nasip Resya miris X q😭😭😭😭
2022-06-14
1
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
menegangkan 😱
2022-05-23
0