...Happy reading...
***
Bagaimana menurutmu jika kita mencintai seseorang yang selama ini sudah kita anggap sebagai saudara angkat?
Jelita mengalami itu semua! Ia terjebak dengan rasa yang sangat mendalam pada sosok Rasyad yang terkenal dingin tapi terkesan hangat kepadanya. Mengagumi dalam diam sosok lelaki tampan yang sudah merebut hatinya, membuat kehidupannya lebih berwarna, mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah kebahagiaan hanya dengan menatap wajah tampan Rasyad.
Salahkah ia jika mencintai kakak angkatnya sendiri? Jelita pernah untuk membendung rasa itu agar tidak semakin dalam tetapi apa yang terjadi, Jelita semakin terperangkap di dalamnya hingga tak bisa keluar lagi. Sesak yang ia rasakan karena selama ini Rasyad hanya menganggapnya seorang adik seperti Rasyid maupun Erina.
Berkali-kali Jelita menghembuskan napas lelahnya agar menghilangkan sesak di hatinya karena pasalnya tadi Rasyad mengenalkan sang pujaan hatinya kepada dirinya dan keluarganya. Bahkan Gladis menyambut gadis cantik itu dengan sangat baik, gadis itu juga sangat baik bahkan dari keluarga baik-baik, tidak seperti dirinya. Jelita adalah gadis yang dilahirkan karena sebuah kesalahan mama dan papanya. Bahkan rasanya ia ingin menuntut keadilan kepada kedua orang tuanya yang sudah berbahagia tanpa dirinya bahkan kabar yang ia dengar sang mama sudah memiliki anak kembali, mereka sangat menyayangi anak itu. Sedangkan dirinya? Tak dianggap dan dibuang seperti sampah yang tak berguna, jika bisa memilih Jelita tidak ingin dilahirkan ke dunia ini atau jika ia bisa memilih ia tidak ingin dilahirkan dari rahim mamanya yang sangat jahat.
"Kenapa?" tanya Rasyid yang baru saja datang dan duduk di sebelah Jelita yang tampak murung.
"Gak apa-apa, Kak. Jelita hanya merindukan mama Jelita," gumam jelita dengan lirih.
Bohong! Selama ini dan selama ia mengenal keluarga ini, Jelita tidak pernah merindukan mamanya yang ada di hatinya hanyalah sebuah kekecewaan yang sangat besar hingga membentuk luka di hatinya yang mungkin tidak bisa disembuhkan begitu saja.
Rasyid membawa Jelita ke dalam pelukannya. Ia sangat menyayangi Jelita sama seperti Erina, adik kandungnya sendiri. "Jangan ingat-ingat sesuatu yang membuat hati kamu terluka," peringat Rasyid dengan lembut.
"K-kak, apa Jelita terlalu buruk hingga semua keluarga Jelita membenci Jelita?" tanya Jelita dengan serak menahan tangis yang hendak pecah. Tangisan itu adalah tangisan karena Rasyad yang setahun lagi akan menikah bukan karena pertanyaannya sendiri. Ia tidak ingin Rasyid tahu perasaannya kepada Rasyad.
"Bukan kamu yang terlalu buruk tetapi mereka yang terlalu buruk. Jangan nangis lagi, besok kakak antar kamu dan Erina jalan-jalan, mau?" ucap Rasyid dengan lembut.
"Besok Jelita mau pulang, Kak! Kak Dimas mabuk lagi, kehidupannya semakin tak terkontrol. Aku takut dia semakin merusak kehidupannya sendiri," gumam Jelita dengan sedih.
Dengan pulang menemui Dimas, ia bisa menghindar dari Rasyad untuk sementara. Ia tak sanggup bertatap muka dengan Rasyad yang terlihat sangat bahagia berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini.
"Jelita, tidur!" ucap Rasyad dengan dingin.
Ia menatap Jelita dan Rasyid dengan dingin, kedua tangannya terlipat karena mengawasi kedua orang yang berada di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi.
"Sebentar lagi ya, Kak!" ucap Jelita dengan gugup.
"Tidur Jelita! Dan kamu Rasyid tidak seharusnya kamu mengajak Jelita mengobrol hingga larut malam seperti ini," ucap Rasyad dengan datar.
"Ish... Tadi terlihat seperti orang gila karena Lolita. Sekarang sudah kembali ke sifat awalnya," ucap Rasyid dengan kesal.
"Tidur, Dek. Ada singa jantan di sini," ucap Rasyid mengelus kepala Jelita dengan sayang.
"KAK TEMANI TIDUR!" teriak Erina dengan manja.
"Kenapa lagi?" tanya Rasyid dengan heran melihat wajah kesal adiknya.
"Takut!" ucap Erina dengan manja.
Jelita terkekeh. Padahal usia mereka terpaut setahun dan Erina lebih tua darinya tetapi Erina terlihat sangat manja sekali dengan kedua kakaknya. Apa dia dan Dimas bisa seperti itu kembali? Mengingat itu Jelita kembali murung.
"Minta temani Jelita saja. Pekerjaan kakak sedang menumpuk," ucap Rasyid dengan lembut.
"Kakak juga!" ucap Rasyad dengan datar sebelum Erina berbicara membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Jelita, ayo temani aku," ucap Erina akhirnya. Jelita langsung mengangguk dan akhirnya ia menemani Erina yang memang sangat penakit sekali.
****
Rasyad sama sekali belum tertidur. Ia masih asyik di dapur dengan menyesap kopi yang ia buat, entah mengapa ia memikirkan Jelita yang akhir-akhir ini sikapnya terlihat berbeda.
Rasyad tersentak saat ada seseorang yang mendekat ke arahnya. Keduanya sama-sama terkejut hingga Jelita mengelus dadanya dengan pelan. "Kakak, ngapain di sini?" tanya Jelita dengan pelan.
"Kamu yang ngapain di sini?" tanya Rasyad dengan dingin.
"Haus, Kak," jawab Jelita dengan pelan.
Rasyad memperhatikan Jelita dari tempat duduknya. Gadis itu memang sangat terlihat cantik namun sayang kehidupannya tidak secantik wajahnya.
Sadar jika sejak tadi Rasyad memperhatikannya, Jelita menjadi salah tingkah sendiri gelas yang ia pegang akhirnya terjatuh dari tangannya hingga Rasyad berdecak kesal dan menghampiri Jelita yang terlihat gugup.
"Ceroboh!" ucap Rasyad dengan dingin.
"M-maaf," gumam Jelita gugup. Jelita yang tak hati-hati tangannya terkena serpihan beling hingga jarinya berdarah.
"Awww..."
"Ck... Kenapa kamu sangat ceroboh sekali sih?!" ucap Rasyad dengan kesal. Ia mengambil tangan Jelita untuk ia genggam. Jelita tersentak saat Rasyad memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut dan menghisap darah yang keluar dari telunjuk Jelita.
Gadis itu mematung dengan hebat mendapat perlakuan tidak terduga dari Rasyad. Jika begini bisa-bisa jantungnya bekerja dengan tidak sehat.
"Lain kali hati-hati!" ucap Rasyad dengan datar namun terkesan hangat.
"I-iya, Kak," jawab Jelita dengan gugup.
"Biar Kakak saja yang beresin semuanya. Kamu tidur lagi sana!" ucap Rasyad dengan tegas.
Dengan cepat Jelita langsung berlari ke arah kamar Erina kembali. Rasyad yang melihatnya menjadi menautkan alisnya.
"Kenapa dengan Jelita?" tanya Rasyad pada dirinya sendiri.
*****
Setiap hari bertemu dengan Elang dan Elang selalu membantunya membuat Dimas merasakan kenyamanan kepada Elang. Rasa yang salah itu muncul begitu saja sejak Elang selalu ada untuknya. Tidak mempercayai wanita membuat Dimas menjadi seperti ini. Terkadang tanpa Elang sadari Dimas menatapnya dengan sangat dalam dan yang menyadari itu adalah Arieska karena ia pernah membaca artikel akibat perceraian orang tua anak yang menjadi korbannya dan itu benar-benar terjadi pada Dimas. Dengan semampu Arieska, ia mencoba menyadarkan Dimas tetapi lelaki itu sama sekali tidak mengubrisnya.
"Dim, udah!" ucap Arieska saat Dimas terus merokok di hadapannya yang membuat Arieska terbatuk-batuk.
"Pulang gak lo! Gue akan tetap merokok kalau lo masih ada di hadapan gue!" ucap Dimas dengan dingin. Ia ingin Arieska pulang agar ia bisa mengkonsumsi barang yang membuatnya tenang dan tidak memikirkan sesuatu. Di dalam rokoknya juga sudah ada campuran barang haram tersebut tetapi tubuhnya merasa tidak cukup, Dimas ingin lebih agar tubuhnya terasa ringan dan tak ada beban berat yang menimpanya seperti sekarang.
"Gue gak akan pulang, Dim!" ucap Arieska dengan tegas.
"Arieska, Pulang!" sentak Dimas dengan kasar.
Arieska merasa kesakitan saat tangannya dicekal dengan kuat oleh Dimas. Dengan kuat lelaki itu mendorong Arieska hingga keluar dari kamarnya.
Brakk...
"PULANG DAN JANGAN PERNAH KE RUMAH GUE LAGI!" teriak Dimas dengan murka.
"Dim, buka pintunya! Gue takut lo nekad," teriak Arieska dengan meneteskan air mata.
"Gak usah sok peduli! Hidup gue ya hidup gue gak ada yang bisa atur kehidupan gue!" teriak Dimas dengan marah.
"Dimas!"
"KELUAR!"
Arieska tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menatap pintu kamar Dimas yang tertutup dengan sendu.
"Dim, gue peduli sama lo!" gumam Arieska dengan lirih.
Sedangkan Dimas yang berada di dalam kamar sudah terpengaruh dengan barang haram yang ia konsumsi. Tubuhnya terasa ringan dan rasanya beban berat yang selama ini ua emban menghilang begitu saja.
Ini sangat membahagiakan untuknya. Ia ingin damai seperti ini!
****
Gimana dengan part ini?
Ramein yuk!
Jangan lupa like, vote, dan komentar yang banyak ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Dee-dee
saya dah favorit sama novel-novel Thor, jd pastinya sukaa sama part ini juga
2021-10-17
0
Nazwa Aa
Lanjut
2021-10-13
0
FatayatulNASA Tarik-SDA
jelita 😭😭😭😭😭
2021-10-13
0