...Happy reading...
****
12 tahun kemudian
Elang menatap sahabatnya dengan datar. Dimas yang dulu baik kini benar-benar berubah. Akibat perceraian orang tuanya melahirkan Dimas dengan sosok baru yang sangat menyeramkan bagi Elang dan semua orang yang mengenal Dimas. Di usia mereka yang sudah dewasa, Dimas semakin tidak terkontrol, pergaulannya semakin bebas dan semakin buruk. Elang tidak tahu harus berbuat apalagi agar bisa menyadarkan Dimas dari keterpurukannya yang membuat Dimas terjerumus ke lembah hitam.
"Berhenti minum!" ucap Elang dengan tegas merebut gelas yang berada di tangan Dimas.
Dimas terkekeh dan kesadaran Dimas sudah mulai menghilang dan omongannya terdengar ngelantur. "Lang, gue muak melihat wajah Jelita yang semakin hari terlihat seperti wanita jal*lang itu. Gue pengin cekik lehernya! Gue mau dia mati! Hahaha... Gue kakak yang jahat ya?" gumam Dimas dengan terkekeh.
"Iya lo kakak yang jahat!" balas Elang dengan tajam.
"Hahaha... Gue sayang sama Jelita, Lang. Tapi keadaan yang membuat gue membenci adik gue sendiri. Dia bukan anak papa!" gumam Dimas semakin lirih bahkan air matanya mengalir begitu saja. "Gue benci mama! Di dunia ini wanita sama saja! Sama-sama munafik kayak pacar lo itu!" gumam Dimas membuat Elang melotot dengan tajam bahkan tangannya terkepal dengan erat. Dimas selalu saja mengatakan jika pacarnya munafik padahal yang ia tahu Fika sangat baik dan setia kepadanya, Elang yakin itu.
"Br*ngsek! Jangan bawa-bawa pacar gue! Karena gak semua wanita sama seperti mama lo!" ucap Elang dengan tajam.
"Hey bung. Itu kenyataan yang ada buka mata lo lebar-lebar jangan jadi budak cinta wanita tidak jelas," gumam Dimas dengan terkekeh. Dengan keadaan yang setengah sadar karena pengaruh alkohol tetap saja Dimas sangat mengesalkan sekali bagi Elang. Untung saja lelaki ini adalah sahabatnya jika tidak Elang sudah meninjunya sejak tadi.
"Ayo pulang! Sebelum gue kehilangan kontrol untuk menghajar muka lo!" ucap Elang dengan tajam.
"Gue gak mau pulang! Di rumah pasti ada gadis gendut itu. Dia semakin jelek dan ngeselin!" ucap Dimas berjalan sempoyongan.
"Ck... Lo yang ngeselin!" ucap Elang dengan tajam memapah Dimas yang mulai kehilangan kesadarannya.
****
Arieska menunggu Dimas dengan cemas. Ini sudah jam 11 malam dan Dimas juga belum pulang. Suara mobil yang memasuki rumah Dimas membuat Arieska merasa lega. Namun, kelegaannya tidak berangsur dengan lama karena Elang membawa Dimas dalam keadaan mabuk parah.
"Mabuk lagi?" tanya Arieska pada Elang.
Elang mengangguk. "Buka pintunya!" ucap Elang dengan datar.
Arieska mengangguk dengan cepat ia membuka pintu rumah Dimas. Ia membantu Elang untuk memapah Dimas yang pingsan.
"Jelita mana?" tanya Elang dengan datar.
"Di rumah orang tua angkatnya. Kasihan dia setiap hari di caci maki Dimas, lebih baik dia di sana saja dulu," jawab Arieska dengan pelan. Ya Jelita terkadang menemani Dimas di rumahnya karena Dero jarang sekali pulang ke rumahnya. Ia sering menghabiskan waktunya di kantor atau di hotel dengan wanita-wanita yang ia sewa.
Arieska menidurkan Dimas dengan perlahan. "Lo bisa pulang sekarang. Terima kasih sudah mau menemani Dimas," ucap Arieska dengan tulus.
"Dia sahabat gue! Gue pulang sekarang! Jaga dia dengan baik," ucap Elang dengan datar. Elang berlalu pergi meninggalkan Arieska untuk menjaga Dimas.
Setelah kepergian Elang, Arieska menatap Dimas dengan sendu. "Dim, gue kangen Dimas yang dulu. Sekarang lo sangat sulit gue gapai. Lo seakan membentengi diri dari gue. Please... Gue mohon lo jangan seperti ini. Gue sayang sama lo, Dim! Jangan rusak diri lo seperti ini. Gue peduli sama lo!" ucap Arieska dengan sendu.
Uwekkkk...uwekkk...
Arieska sama sekali tidak merasa jijik ketika Dimas muntah mengenai bajunya. Arieska semakin menatap sendu ke arah Dimas, ia panik ketika Dimas hilang kontrol seperti ini. Ini akibat keegoisan kedua orang tuanya.
Pernah beberapa kali Arieska menemui Dero tetapi yang ia dapat hanya ucapan tajam dari orang tua itu. Jika Amanda, Arieska tidak tahu wanita itu dimana kabar yang ia tahu Amanda sudah menikah dengan Frendy dan tidak berada di negara ini. Sungguh malang nasib Dimas dan Jelita tetapi nasib Jelita masih lebih beruntung dari Dimas karena Jelita sangat di sayang oleh keluarga angkatnya.
Arieska membersihkan muntahan Dimas dengan cepat, agar lelaki itu nyenyak dalam tidurnya. "Gue pulang dulu untuk ganti baju setelah ini gue akan kembali lagi buat temani lo di sini," gumam Arieska dengan pelan. Ia dengan keberanian yang menipis mencium kening Dimas dengan sayang.
"Jangan sentuh gue gendut!"
*****
Gimana dengan part ini?
Kasihan Dimas ya!
Ramein lagi yok.
Jangan lupa like, vote, komentar dan favoritkan cerita ini ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nana
Orang tua nya jelita ko ga punya ati bngt ya. udah nikah tp ga ada niatan jmput jelita mlah pindah negara
2021-10-22
0
Dee-dee
pengen nabok si Dimas✌
2021-10-17
0
mbak i
gendut itu seksi dim😁😁tapi kan Dimas seksinya kalau liat elang😭🤣🤣
2021-10-15
0