Dan yah, seperti biasa seorang wanita sedang mempersiapkan tempat kerjanya menjadi yang terbaik diantara yang lainnya. Siapa lagi kalau bukan Abelrta Gourich Guston yang kita bicarakan!!
Sinar matahari masuk dari kaca yang menjadi penghalang antara luar dan dalam restauran miliknya. Dan sinar itu, sangat pas jatuh mengenai Abel yang sedang menulis menu spesial hari ini. Bahkan, Abel malah terlihat seperti putri di dunia dongeng yang memiliki rambut coklat kepirang-pirangan dengan kulit putih dan tangan lentik yang menari di sebuah papan yang akan di pajang di luar restauran.
"Hera, sepertinya kita butuh beberapa bahan tambahan lagi sekarang. Kita harus memodifikasi makanan ini lagi, soalnya banyak anak muda yang memotret makanan mereka sebelum dimakan," ujar Abel pada Hera yang tadinya membersihkan meja para pelanggan. Hera yang mendengar ucapan Abel, menghentikan kegiatannya.
"Ah iya, benar sekali. Aku juga sering liat anak sekolahan yang kesini untuk mengerjakan tugasnya." balas Hera yang setuju dengan ide Abel. Secara, ini adalah usaha milik Abel dan pastinya Abel akan semaksimal mungkin untuk mengembangkan usahanya ini kan?
Abel tersenyum dengan jawaban Hera, dan dengan begitu ia bangkit dan menaruh papan menu didepan restauran. Melihat sekeliling yang masih sepi, membuat Abel tak menyangka kalau pagi ini adalah pagi yang cerah. Sampai ia menemukan bunga-bunga miliknya sudah bermekaran di depan restaurannya.
"Wah, sudah mekar ya?" kagum Abel pada bunga-bunga yang mekar sampai kupu-kupu juga berterbangan di sekelilingnya.
Sekarang hidup Abel terasa lebih damai dibandingkan dua tahun yang lalu. Benar-benar Abel sudah terlalu kecewa untuk dua tahun lalu, dan itu membuat Abel mengolah lagi pola pikirnya. Abel yang merindukan masa kecilnya, tapi harus dituntut dewasa saat tidak ada yang mengerti perasaannya.
"Ada baiknya kalau aku hidup seperti bunga ini. Muncul dengan warna, dan disukai banyak orang." gumam Abel serasa jarinya menoel-noel bunga warna pink dengan duri di batangnya.
"Tapi lebih baik kalau kamu hanya menjadi milikku bukan?" sahut seseorang yang berada tak jauh dari Abel berada. Dan tanpa menolehpun, sudah Abel pastikan seseorang itu adalah orang yang selalu mendampinginya semenjak pertama bertemu.
"Hmm, sepertinya begitu. Setidaknya dengan menjadi milikmu aku tidak akan mudah layu." balas Abel yang sekarang merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang.
Tangan kekar yang melingkar di kedua bahunya, membuat Abel juga bisa merasakan kehangatan dari seseorang dibelakangnya. Dan untuk sesaat, Abel menikmati kehangatan itu di pagi hari ini. Dan sesaat itu juga, entah kenapa Abel merasa kalau pelukan hangat itu harus berakhir.
Perlahan Abel melepaskan pelukan hangat dari pria dibelakangnya, lalu menggenggam tangan itu seakan berterimakasih sudah datang di saat Abel sedang terpuruk. "Aku harus berbelanja. Aku mau memodifikasi sedikit tampilan dari masakanku dan itu aku butuh bahan-bahan baru." ujar Abel membuat pria yang kini berada didepannya tersenyum bangga.
"Mau aku temani?" ujar pria itu yang tak lain adalah Acarl. Abel tersenyum juga dan kemudian mengangguk mengiyakan tawaran dari pria itu.
---------------
Suasana pasar yang ramai, menjadi pemandangan pertama untuk Abel dan Acarl yang baru sampai di tempat ini. Dengan melihat list belanjanya, Abel berputar-putar mengelilingi setiap jalan yang entah mengarah kemana saja. Berhenti di kawasan jual daging, lalu ke kawasan sayur-sayuran, dan kini Abel tiba di kawasan yang random menjual hal-hal yang masih berkaitan dengan rumah tangga.
"Apa seorang presdir memang serba bisa ya? Kenapa kamu terlihat cocok membawakan bahan masak seperti ini?!" gemas Abel yang melihat Acarl membawa tas belanja di tangan kanan dan kirinya.
"Iya, kan aku mau menjadi presdir dalam rumah tangga kita nanti." goda Acarl yang selalu bisa membuat rona merah dipipi Abel menyala.
Abel segera berpaling dan melanjutkan langkahnya. Namun, langkah Abel terhenti saat melihat stand yang menjual bahan-bahan herbal yang sangat jarang bisa ditemui. "Eh, sejak kapan ada toko herbal disini?" gumam Abel yang kini sudah memasuki toko herbal yang dimaksud.
"Halo nona, apa ada yang bisa saya bantu?" sapa pemilik toko dengan ramah.
"Apa saya bisa melihat-lihat dulu? " tanya Abel yang langsung di iyakan pemilik toko. Dengan senang hati juga, pemilik toko itu mengantarkan Abel untuk lebih masuk kedalam toko.
"Wah nona, saya kira anda datang sendiri. Ternyata ada suaminya toh?" goda pemilik toko yang tentu saja membuat Abel tertegun mendengarnya. Ditambah Acarl yang malah diam dan berjalan dengan santai kearahnya.
"Tentu saja pak, istriku ini sedang menghukumku sekarang." balas Acarl sembari memperlihatkan tas belanja yang berada dikedua tangannya. Tentu saja pemilik toko itu tertawa melihat Acarl yang terlihat menderita. Sedangkan Abel tersenyum melu sembari tangannya mencubit perut Acarl yang berada disampingnya.
"Sudah biasa tuan, sebagai lelaki harus siap menghadapi istrinya. Terlebih kalau sedang hamil," ujar pemilik toko yang kemudian langsung dialihkan Abel dengan bertanya-tanya tentang produk yang di jual ditoko ini.
"Wah, bukankah ini teh chamomile?" pekik Abel membuat pemilik toko beralih memperhatikannya.
"Iya nona, kami menjual teh bunga yang sangat bermanfaat bagi tubuh." ujar pemilik toko yang juga menjelaskan manfaat-manfaat yang diberikan teh-teh yang ia jual di tokonya.
Abel mengitari toko itu dan melihat memang banyak sekali jenis teh yang dijual di toko ini. Dan itu membuat Abel terpana karena jarang sekali ia menemui toko yang menjual teh-teh dengan rasa dan manfaat yang unik seperti ini. Dan Abel yang sudah terlanjur masuk, tentu saja ia harus membeli. Dan ia akhirnya membeli teh chamomile yang sejak tadi sudah menjadi pandangan pertamanya.
"Istriku, apa kamu suka dengan teh itu? Aku bisa membelikan mu yang banyak kalau aku tau kamu suka teh." tanya Acarl membuatnya mendapat cubitan lagi di perutnya.
"Aku tidak membeli karena suka, tapi aku sudah terlanjur masuk dan juga pemilik toko tadi sangat meladeni kekonyolan mu." jawab Abel yang membuat cengiran khas dari pria disampingnya ini keluar.
Mobil akhirnya melaju menuju restauran yang menjadi titik kenaikan dari Abelrta Gourich Guston. Dengan dibantu Acarl, semua pekerjaan hari ini terasa menyenangkan dan membuat Abel bersemangat untuk memulai pekerjaannya hari ini.
"Yah, mungkin sekarang Cheiz sudah menunggumu." ujar Abel saat semua belanjaannya sudah diturunkan dari mobil Acarl. Acarl tertawa mendengar Abel yang membahas Cheiz.
"Hmm, hari ini aku juga akan ada meeting." ujar Acarl yang membuat Abel tersenyum.
"Semangat!" ujar Abel membuat Acarl langsung mengangkat tangannya untuk mengusap rambut wanita didepannya ini.
"Yah, setidaknya ini yang bisa ku lakukan untuk kita kedepannya." balas Acarl yang sekarang sudah berjalan masuk kedalam mobilnya.
"Ya, kedepannya."
.
.
.
.
.
Hai semua 😭
Maaf aku baru up sekarang 😭
Mohon pengertiannya ya😥
Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭
See you next part:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments