The Way To Marry You (KPdAM S2)
Gadis dengan toque di kepalanya, terlihat lihai dengan pisau ditangannya. Jangan lupakan dengan lipatan di toquenya, yang menandakan tingkatan yang sudah ia tempuh walaupun masih diusia yang muda.
*Toque\= topi koki
Beberapa orang yang kagum akan aksinya, membuat gadis itu bersemangat untuk meneruskan aksinya sendiri. Memasak sampai mengeluarkan api, juga aksi menggoyang-goyangkan masakannya tanpa jatuh. Sungguh diluar ekspektasi juga rasa masakan yang lezat itu.
Prok prok prok
Suara tepuk tangan saat aksi yang gadis itu lakukan selesai. Senyum dengan membungkukkan badannya, menandakan bahwa gadis itu benar-benar berterimakasih atas apresiasi yang seluruh pelanggan lakukan untuk gadis itu. Dan itu tak luput dari sepasang mata yang menatap gadis itu dengan bangga juga.
Entahlah, dirinya yang awalnya tidak bisa memasak sama sekali malah tertarik untuk terjun di dunia permasakan seperti ini. Namun dirinya tak menyangka juga, kalau banyak apresiasi yang akan dia dapatkan. Dan pastinya, gadis itu merasa puas dengan apa yang ia capai.
Setelah pertunjukan yang memakan serbuan tepuk tangan meriah, akhirnya waktu untuk restauran itu tutup telah tiba. Rasanya bahagia saat para pelanggannya memakan dengan lahap sembari menyaksikan langsung para chef yang memasakkan makanan mereka.
"Hahaha, cheers!" Tawa gadis itu sembari mengangkat mocktail ditangannya.
"Wah, sangat cocok untukmu mendapatkan tepuk tangan yang meriah itu!" ujar salah satu pria diantara yang lainnya pada gadis yang beratraksi tadi.
"Yaw! Kau hebat sekali, Bel!"
Gadis itu tertawa kecil menanggapi pujian dari teman-temannya. Gadis dengan rambut yang cepol asal itu, tak sadar kalau dibelakangnya sudah ada seorang pria yang datang menghampirinya. Dan tiba-tiba....
Grebb....
"Kamu tidak merindukan aku?" Bisikan dari belakang gadis itu dengan tangan yang melingkar di pinggang gadis itu. Gadis yang tak lain adalah Abel, membalikkan badannya dan menghadap pria yang tak lain adalah Acarl.
Abel tersenyum manis melihat Acarl yang menatapnya sayang. Sementara yang lain, memberi tatapan berbeda-beda saat melihat adegan romantis yang Acarl dan Abel berikan. Bukan kali pertama sih melihat kemesraan antara Abel dan Acarl, walaupun biasanya mereka melihat dari layar ponsel Abel. Karena Acarl yang harus bertugas di luar negri untuk mengurus proyeknya, tapi tetap saja itu menganggu jiwa kejombloan mereka.
"Yeyeye, mesra-mesraan terus kapan nikahnya?!" Celetuk salah satu pria yang bernama Dani. Dani adalah teman sekaligus karyawan Abel di restauran yang Abel punya ini. Yap benar sekali, Abel sekarang adalah koki yang bersertifikat dan sudah mendunia juga.
Abel yang mendengar ledekan Dani, menoleh padanya sembari menjulurkan lidahnya tanda meledek si ganteng-ganteng jomblo itu. "Kenapa? Iri?" Tanya Abel yang semakin mendekatkan dirinya pada Acarl untuk menggoda pria itu.
"Santai santai, kayak nggak biasa liat aja!" Sela Hera menengahi Dani dan Abel yang saling menatap dengan maksud saling mengejek. Hera adalah salah satu karyawan wanita di restauran Abel, karena sebagian besar diduduki para lelaki yang mahir dalam memasak.
Abel yang sudah puas mengejek Dani, akhirnya beralih pada pria dibelakangnya yang sudah sejak tadi menunggunya. Dengan segera, Abel menarik tangan pria itu untuk dibawanya ke tempat yang jauh dari kebisingan orang cemburu yang mengitarinya.
Rooftop restauran dengan kelap-kelip lampu kota yang terbentang didepannya, membuat rooftop ini menjadi salah satu tempat yang Abel yakini untuk bersantai setelah penatnya memasak tadi.
"Maaf aku tidak menjemput mu tadi." Ujar Abel yang langsung mendapat jitakan dikepalanya. Tentu saja pelakunya Acarl!
"Apa kamu pikir aku pria yang tidak peka terhadap sesuatu!? Bagaimana mungkin aku menyuruh gadisku ini menjemput ku, padahal sedang memberikan pertunjukan yang hebat seperti tadi." Jawab Acarl membuat Abel tak kuasa untuk segera menubruk dada bidang Acarl.
Harum dan hangat yang sama seperti dua tahun yang lalu, saat pertama kali ia memeluk pria yang sama dengan yang dipeluknya sekarang. Sejak Abel memilih untuk mengambil sekolah chef, ia harus berpisah dengan Acarl selama dua tahun lamanya. Yah,walaupun sesekali Acarl akan menjenguknya walau hanya sehari.
"Aku tak menyangka kalau Acarlku sudah sebesar ini, sampai-sampai bisa peka pada aku." Goda Abel membuat Acarl tak kuasa untuk mencubit pelan ujung hidung Abel.
"Sudah dua tahun lamanya sejak aku mengenal Abelrta Gourich Guston yang dulunya sangat takut menatapku. Sekarang gadis itu malah menggodaku sampai aku ingin memakannya saat ini juga." Ujar Acarl yang lalu disambut tawa keduanya.
Sama-sama sudah dewasa, dan sama-sama sudah harus mengerti satu sama lainnya. Hubungan Acarl dan Abel yang masih sebatas pasangan kekasih ini, sungguh sulit diterima semua orang yang melihatnya. Biar bagaimanapun, Abel maupun Acarl menyadari jika hubungan mereka harus lebih dari pasangan kekasih. Tapi jalan untuk mereka kesana harus ditutup dan mereka harus berjuang untuk membukanya.
"Eumm, Aku juga tak menyangka kalau sekarang aku akan menjadi bibi. Falida memberitahu kalau sebentar lagi dia akan melahirkan menurut perkiraan dokter."ujar Abel yang kini tersenyum kecut.
Acarl yang melihat senyum kecut Abel, mengerti dengan apa yang dirasakan gadisnya itu. Tangannya mulai terulur untuk meraih tangan kecil milik Abel yang terasa hangat sampai membuat Acarl lega, setidaknya gadisnya masih hidup dengan suhu yang sama seperti biasanya.
"Jalan kita dan mereka berbeda. Kalau kita tidak bertemu, belum tentu mereka juga bertemu sampai akan memiliki anak seperti sekarang. Pikirkan saja, kalau sebenarnya kita ditakdirkan untuk menyatukan hati." Ujar Acarl mencoba menenangkan Abel yang kini mulai terisak.
Keluarga. Masalah yang cukup sulit jika yang dihadapi sama keras kepalanya dan tidak mau mendengarkan. Miris memang kalau mengenang apa yang mereka alami sampai saat ini. Dan kesalahpahaman belum sepenuhnya tuntas. Menjijikan memang kalau harus mengikuti alur yang dibuat keluarga.
Setelah pertemuan Abel dengan ibunya Acarl dua tahun yang lalu, Abel sangat senang karena ibunya menyambut dengan senyum indah dan keibuan yang menenangkan. Tapi mengingat balik apa yang tuan besar Xelone lakukan padanya, membuat Abel tidak begitu yakin apakah pernikahan yang Abel dan Acarl impikan akan terwujud.
Apalagi Abel juga malu saat memperkenalkan Acarl pada keluarganya sendiri. Dimana ibunya yang super judes padanya menatap jijik pada Abel tepat didepan Acarl. Seakan berpikir kalau Abel adalah gadis penggoda yang memanfaatkan kekayaan Acarl untuk membungkam ibunya itu.
"Jangan melamun! Aku bisa berjanji padamu agar kita bisa merasakan apa yang Falida dan Rian rasakan." ujar Acarl membuat Abel tak bisa menahan senyumnya.
Acarl memang pria yang sangat di dambakan, pria yang sangat diimpikan semua orang. Dengan ketulusan hatinya, dia bahkan rela untuk melepas Abel ke luar negeri. Karena Acarl tau, Abel butuh pelarian yang positif terhadap guncangan yang harus ia terima. Dan inilah hasilnya sekarang, Abel bisa bangkit sampai menjadi koki terkenal di negara sendiri bahkan tetangga.
"Aku tidak bisa berkata apa-apa. Karena aku tau kamu pasti bisa dengan mudah menebak seluruh isi hatiku." jawab Abel membuat Acarl merengkuh tubuh mungil itu.
"Kita hadapi bersama sesuai dengan tujuan kita." ujar Acarl untuk menutup malam dingin di rooftop yang bertabur bintang untuk atapnya.
.
.
.
.
.
Halo hai🤗
Semakin kesini kita harus semakin dewasa😚
Tunjukkan sikap jangan mengandalkan umur😙
Terimakasih sudah mau mampir😭
Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭
See you next part:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments