Sila terus menatap keluar jendela, Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya.
Orang yang ingin ia jauhi ternyata semakin dekat dengannya, Sila terus memikirkan dari awal ia kabur dari rumah lalu bisa sampai ke tempat Evan, Dan Evan yang dari awal tak mau menyebutkan namanya seakan - akan semua sudah direncanakan.
Evan melirik Sila, Ia tahu pasti dalam hati gadis itu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Evan, Tapi ia hanya diam dan menatap keluar jendela.
" Ayo kita sudah sampai di rumah" Evan mengulurkan tangan pada Sila.
Sila hanya diam tak menjawab Evan, Ia turun sendiri dari mobil dan mengabaikan Evan.
" Kamu marah pada ku..? Aku bisa jelaskan tentang semuanya., Apapun yang ingin kamu ketahui aku akan katakan..!" Evan mengejar Sila yang masuk rumah.
" Sila aku tahu aku salah karena tak berkata jujur dari awal padamu tapi itu semua aku lakukan karena aku takut kamu akan berusaha kabur lagi.." Evan berusaha menjelaskan pada Sila.
Evan menangkap tangan Sila dan memeluk erat tubuh Sila.
Badan Evan gemetar ia takut gadis yang ada dalam pelukannya itu akan pergi meninggalkan dia.
" Sila..,Aku mencintai mu..!!?Sangat - sangat mencintai mu!!? Aku mohon jangan tinggalkan aku..!!" Ujar Evan sembari memeluk Sila dan gemetar.
Sila tau jelas bahwa pria yang sedang memeluknya, Tulus mencintainya,
Sila membalas pelukan Evan.
" Kalau begitu berjanjilah apapun yang terjadi kau tidak akan berbohong pada ku, Meskipun demi kebaikan ku sekalipun kau tetap tidak boleh berbohong padaku, Aku benci dibohongi., Aku benci menjadi orang yang tak tau apapun..!!" Sila melepaskan pelukan Evan.
" Aku berjanji aku tidak akan pernah berbohong pada mu!!?Apapun yang kamu inginkan semuanya akan aku berikan asalkan kamu berada disisi ku apapun itu akan aku lakukan." Tegas Evan.
" Baiklah..!!Aku ingin ganti baju sekarang." Sila hendak berjalan menuju kamar yang biasanya ia tempati.
" Ikuti aku, Mulai sekarang kamar mu ada di lantai atas, Waktu itu aku melarang mu
naik ke lantai atas karena takut ketahuan oleh mu., Sudah lama aku menyiapkan kamar ini untuk mu., Mulai sekarang ini kamar mu." Evan meninggalkan Sila untuk mengganti pakaiannya.
" Kau bisa mengganti pakaian mu di kamar sana" Evan menunjuk sebuah kamar untuk Ami ganti baju.
Sudah lama mereka tidak berkumpul karena setiap dari mereka memiliki pekerjaan yang berbeda.
Sila yang sudah selesai mengganti baju turun kebawah. Ia ingin berbicara dengan Ami karena sudah lama ia tak bertemu dengan sahabatnya itu.
" Ami apakah kau sudah selesai mengganti baju mu..? Ayo kita ke kamar atas" Sila tak menoleh pada Evan sama sekali.
"Sila sampai kapan kamu mau bersikap begini padaku.., Aku akui memang aku salah karena tak berbicara jujur dari awal padamu, Tapi aku hanya ingin mendapat kesempatan untuk lebih dekat dengan mu" Evan meraih tangan Sila dan menggenggamnya dengan erat.
"Sil, Aku tulus mencintai mu, Tolong berikan kesempatan sekali saja pada ku, Aku tidak akan mengecewakan mu."Ujar Evan.
" Hah, Bukankah tadi aku sudah mengatakan dengan jelas.!" Sila menatap Evan.
" Tapi dari tadi kamu mengabaikan aku, Kamu tidak memberi perhatian meskipun hanya sedikit padaku.." Evan mengeluh dengan wajah memelas meminta perhatian dari Sila, Seperti anak kecil yan minta perhatian dari ibunya.
Gadis itu benar - benar tidak berdaya melihat tingkah laku Evan yang seperti anak kecil ingin minta perhatian, Apakah dia benar - benar Evan yang terkenal sebagai pria psikopat dan kejam itu,Mengapa di hadapan sila dia bertingkah sebaliknya.
" Huh, Kau ini benar - benar membuat ku tak bisa berbuat apapun" Sila tiba - tiba mencium pipi Evan, Evan membulatkan matanya karena mendapat serangan mendadak itu, Ia tak bergeming seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
" Bersikap baiklah.., Aku sudah lama tidak ketemu Ami, Aku ingin mengobrol dengannya di kamar atas..!!? Oke..!!" Sila menggandeng tangan Ami dan mengajaknya ke kamar atas.
" Ami aku sangat merindukan mu..." Sila memeluk Ami erat.
" Huh, Apa kau mau membunuh ku., Kau memeluk ku terlalu erat.," Ami membalas pelukan Sila.
" Sila bagaimana bisa kau menaklukan si pria psikopat itu, Aku bahkan tak berani memandang matanya.," Ami penasaran dengan cerita Sila, Bagaimana bisa ia tiba - tiba bersama Evan.
" Entahlah, Aku bahkan tak tau kalau dia adalah Evan!! Tapi selama ini aku tinggal dengannya ia selalu bersikap lembut pada ku., Sekalipun aku membuat kesalahan ia juga tak pernah marah." Sila mencoba merenungi kejadian yang sudah berlalu.
" Bukankah itu sudah membuktikan kalau tuan psikopat sangat mencintai mu.,"
" Kau mungkin benar Ami., Bahkan ia juga selalu berusaha untuk melindungi diriku."
" Hanya saja terkadang aku masih takut bagaimana jika suatu saat ia akan berselingkuh di belakang ku seperti yang dilakukan oleh Alex." Sila menangis dan memeluk Ami.
" Sila..!!?Ayolah tuan psikopat berbeda dengan Alex., Dia tulus mencintai mu semua orang juga bisa melihatnya."
" Mungkin kau memang benar.,"
Terdengar suara ketukan pintu.
Evan memanggil mereka berdua turun untuk makan malam. Ke dua gadis itu turun untuk makan malam, Pandangan mata Evan hanya tertuju pada Sila. sementara itu Teo menatap Ami tanpa sadar ia juga tak bisa melepas pandangannya pada Ami.
" Duduklah di sini." Evan menarik sebuah kursi di sampingnya.
" Tapi Ami duduk dimana..?" Sila menatap Ami.
" Tentu saja disini.." Teo menarik kursi di sampingnya sembari tersenyum pada Ami.
" Duduklah disini gadis kecil., Oh ya malam ini kamu mau menginap di sini atau pulang.." Teo memberikan piring berisi nasi pada Ami.
" Aku harus pulang jika tidak ibu kost ku akan mengamuk besok karena tak melihat ku."
" Sayang sekali padahal aku masih merindukan mu, Kita sudah lama tidak bertemu Ami."
" Sil, Kita kan masih bisa ketemu setelah kau pulang kuliah, Kau bisa mampir ke tempat ku bekerja."
" Benar juga mulai besok aku kan sudah masuk kuliah..!!?Kau tidak keberatan kan kalau sepulang kuliah aku pergi ke tempatnya Ami." Sila menatap Evan.
" Sudah ku bilang lakukanlah apapun yang kau inginkan..!!? Asalkan kau tetap berada di sisi ku apapun akan aku ijinkan.." Evan menatap Sila dengan penuh kelembutan.
" Terima kasih.." Sila tersenyum manis.
" Baiklah paman aku akan pergi mengantar gadis kecil pulang dulu.." Teo melambaikan tangan dan langsung pergi boncengan naik motor bersama Ami.
" Kayaknya Teo suka deh sama Ami..."
" Sepertinya kamu sudah mulai bisa membaca situasi...." Evan mengelus kepala Sila.
" Apa waktu aku kabur dari rumah sampai bisa di tempat mu semua sudah kamu atur.,"
" Iya....!!?Aku tidak mau sampai kamu dibodohi orang lain.., Karena dari awal aku setuju menikah dengan mu karena aku mencintaimu...!!Itu sebabnya aku menyetujui syarat ayah mu.."
" Apa yang diminta si tua itu.."
" Ia meminta 5 persen saham perusahaan ku sebagai maharnya..."
" Apa dia sudah gila...!!? 5 persen saham perusahaan milikmu itu bisa untuk membeli 5 perusahaan milik si tua itu..."
" Tidak masalah...!!?Karena bagi ku asalkan bisa bersama mu apapun itu akan aku berikan.."
" Tidak boleh....!!Ayah ku terlalu serakah yang ia pikirkan hanya kekayaan...!!?Kau tidak boleh memberikan saham itu padanya.."
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
***Saat semua berpaling meninggalkan aku
Hanya kau yang masih bertahan disisi ku
Di saat semua meragukan kesetiaan ku
Hanya kau yang tetap mempercayai aku
Di saat semua mempertanyakan hati ku
Hanya engkau yang meyakini ketulusan ku
Kau hadir tanpa meminta apapun dari ku
Kau tak pernah menuntut ku untuk terlihat sempurna
Bagi mu aku sudahlah sempurna
Bagi mu aku adalah satu - satunya
Cinta mu tak mengenal lelah
Hati mu tak mengenal curiga
Kau begitu sempurna di mata ku
Aku mencintai mu, sekarang, nanti dan hingga akhir kisah ini
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
🤗Selamat membaca🤗
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments