Hari-hari dilewati keluarga kecil Amor dan Gardatama dengan bahagia. Tidak lupa mereka selalu bersyukur kepada Tuhan atas kenikmatan yang diterimanya. Sekarang Kena duduk di bangku kelas 2 SMP dan adik-adiknya masih berumur 4 tahun. Hingga suatu hari
"Sayang, kakak berangkat kerja dulu ya"
"Iya kak. Hati-hati di jalan"
"Ayah ayah minta uang Jajan dong" Kena kecil
"Oiya ayah lupa" Budi sambil memberikan satu lembar 10000 an kepada Kena
"Makasih Ayah"
"Kena, Ayah berangkat dulu. Sayang, kakak pergi dulu"
Amor dan Kena mencium tangan Budi serta mendoakan suami dan ayahnya agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Di tengah jalan Budi melihat kakek-kakek tua mendorong sepedanya karena rantainya putus. Budi melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.15 padahal ia masuk kerja pukul 7.30. Pada akhirnya Budi memutuskan untuk membantu kakek itu memperbaiki rantainya dan ia bergegas berangkat kerja kembali.
"Matursuwun le wes mbenerne pit ku " (Terimakasih nak sudah memperbaiki sepeda saya)
"Nggih pak. Kula riyin nggih badhe nyambut damel. Monggo" (Iya pak. Saya duluan ya mau berangkat kerja. Mari)
"Yo le. Ngati-ati" (Ya nak. Ati-ati)
Budi berangkat melanjutkan perjalanannya. Dia ingin cepat sampai ke kantor melalui jalan pintas. Akhirnya, Budi melewati jalan pepohonan yang dilewati kendaraan besar seperti truk dan bis
"Ttiiiinnnn tttiinnnn ttiiiinnnn"
Brrraaaakkkkk. Srrraaaaakkkk. Bruggghhhhh. Bis dengan kecepatan tinggi menyrempet Budi hingga Budi terpental jauh lalu ditabrak kembali dengann Truk Tronton yang ada di depannya. Seketika Budi tewas di tempat.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Iya kak?"
"Selamat siang saya dari Kepolisian Tanah Bang apakah dengan istri Bapak Budi Dwi Gardatama?"
"Benar. Ada apa ya pak dimana suami saya?"
"Maaf ibu. Bapak Budi kecelakaan di jalur black spot daerah Tanah Bang dan tewas seketika di tempat kejadian. Jenazah sudah dibawa ke RS Tanah Bang dan diharap untuk kedatangan ibu di Rumah Sakit"
Glekkk. Bruugghhh
----Di SMP Tunas Bangsa---
"Assalamualaikum bapak Vaisal maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya ingin bicara dengan Kena sebentar Bapak" Wali kelas Kena datang untuk meminta ijin kepada guru yang mengajar
"Silahkan Bu. Kena keluar dulu dipanggil Bu Narni diluar"
"Baik pak" Kena keluar dari kelasnya dengan wajah bingung
"Ada apa Bu Narni?"
"Kena, ibu dapat kabar dari tetangga kamu Ayah kamu meninggal karena kecelakaan Kena" kata Bu Narni
"Kecelakaan? Kecelakaan dimana Bu!!?
"Maaf Kena, Ibu tidak tau tempatnya lebih baik kamu langsung pulang. Ibu dengar ibu kamu juga pingsan Kena"
"Baik Bu"
Kena langsung berlari ke kelas dan meminta ijin kepada Pak Vaisal untuk pulang. Setelah diceritakan kronologinya oleh Bu Narni,Pak Vaisal segera mengijinkan Kena untuk pulang
"Tidak Ayah Tidak. Tidak mungkin" Kena menangis sambil berlari.
Sejak kecil Kena diajari oleh ayahnya untuk tidak menjadi gadis cengeng karena ia memiliki adik laki-laki dan ibu yang harus ia jaga karena jika suatu saat ayahnya tidak bisa menjaga Mereka. Dan waktu itu telah tiba. Kena berusaha untuk tidak menangis. Segera ia membersihkan air matanya dan bergegas pulang.
----Di Kediaman Gardatama---
"Ibu ibu ibu. Bangun ibu huhuhuhu bangun ibu"
"Eh Kena kenapa nangis sayang. Ibu tadi mimpi jelek tentang ayah kamu. Semoga gak kejadian ya nak"
"Nggak ibu nggak ibu nggak mimpi. Ayah kecelakaan ibu huhuhuhuh" Kena sambil memeluk ibunya dan menangis 😭😭 sejadinya
"Nggak Kena jangan bohongi ibu"
"Ayo Bu kita ke Rumah Sakit" Kena menggandeng ibunya untuk berangkat ke Rumah Sakit Tanah Bang dengan mobil tetangga mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments