Pagi ini seperti biasa Melodi berangkat ke kampus dengan menaiki bus. Hari ini adalah hari ketiga sekaligus hari terakhir pelaksanaan OKK untuk maba.
Di hari terakhir ini semua maba diwajibkan berkumpul di lapangan kampus jam enam pagi. Begitu sampai mereka sudah disambut tiga orang panitia yang berdiri di depan halaman yang mengenakan kaus dengan warna yang berbeda. Menandakan mereka memiliki tugas kepanitiaan yang berbeda yakni mentor, medik, dan keamanan.
"Eh Elo anak maba yang kemarin jalan bareng sama ketua BEM itu, 'kan?" Seorang maba tengah menyenggol lengan Melodi saat mereka berjalan beriringan menuju lapangan kampus.
"Hah? Beneran Mel, loe jalan sama kak Ben?" Tika terlihat antusias.
Melodi membenarkan posisi kacamatanya, lalu menunduk dan mengangguk sebentar.
"Ah cerita dong Melodi, gimana-gimana?" desak Tika yang menghentikan langkahnya. Mau tidak mau Melodi ikut berhenti karena Tika memegang kedua lengannya.
"Jadi, nama loe, Melodi?" tanya gadis yang menyenggol lengannya tadi. "Kenalin gue, Sisil." Mengulurkan tangan kanannya. Gadis itu berdiri tepat di sebelah Tika.
"Melodi," balas Melodi yang menyambut tangan Sisil.
"Jadi, gimana? Ayo dong Mel, gimana ceritanya loe bisa jalan bareng sama kating (kakak tingkat) paling tampan di fakultas ini." Tika semakin antusias, sedangkan Melodi tampak gelisah. Dia tidak tahu harus bercerita apa dan memulai dari mana.
"Mel! Kok malah bengong sih," omel Sisil saat Melodi masih mengunci rapat-rapat bibirnya.
Melodi semakin gusar, dia melirik ke kanan dan ke kiri. Terlihat jelas keraguan dari binar matanya. Otaknya terus berputar memikirkan bagaimana harus menjawab teman-temannya. Melodi tidak mengerti, entah karena apa dia selalu merasa takut untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru dikenalnya.
"Em ... itu, kemarin aku ...."
"Hai, di sini kalian rupanya," sapa Ben yang entah muncul dari mana.
"Owh hai Kak," balas Sisil dan Tika yang terlihat salah tingkah. Sementara Melodi semakin menunduk dalam. Dia mengenali pemilik suara itu dan itu membuatnya kembali gugup.
"Sebentar lagi acara moving kampus akan dimulai, mentor akan memberi arahan. Sebaiknya kalian cepat menuju barisan kelompok masing-masing sebelum mentor kalian memarahi kalian."
"Owh, begitu ya Kak, aduh maafkan kami, Kak." Sisil dan Tika tersenyum gamang.
"Tidak apa-apa, belum terlambat juga." Ben menyunggingkan senyum ke arah mereka. Kemudian, beralih menatap Melodi yang hanya menunduk diam sedari tadi. "Melodi, are you okay? Sudah siap dengan tantangan hari ini?" Ben menekuk wajahnya saat menunggu jawaban Melodi.
"Siap, Kak!" Melodi sontak mengangkat wajahnya, menjawab Ben dengan suara lantang yang cukup mengagetkan Sisil dan Tika, termasuk juga Ben. Pemuda itu tidak menyangka jika Melodi akan menjawab secepat dan selantang itu.
Ben tergelak untuk sesaat, lalu tersenyum manis kepada Melodi yang saat ini masih menatap Ben dengan raut wajah yang tidak terbaca.
"Bagus," ucap Ben sebelum meraih ponsel dari saku jasnya. Ben mengulum senyum saat melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. "Kalian cepat menuju barisan," perintahnya sebelum beranjak menjauh dari tempat Melodi dan teman-temannya.
"Melted (meleleh) gak sih, disenyumin penuh arti sama kating paling kece," cibir Tika pada Melodi.
"Hebat loe, Mel." Sisil mengacungkan jempol. "Baru dua hari udah bisa menjaring kating sekeren Kak Ben."
"Udah ah, lebih baik kita cepat masuk ke barisan." Melodi mempercepat langkahnya menuju barisan kelompoknya, mengabaikan cibiran Tika dan Sisil.
"Eh, Cupu, sini loe!" seru Siska saat Melodi melewatinya. Kilatan mata Siska tampak tidak seperti yang biasa Melodi lihat.
Melodi menoleh ke kanan dan ke kiri. Merasa tidak ada siapa pun di sebelahnya, dia menjawab Siska dengan menunjuk wajahnya sendiri. Dia khawatir jika bukan dirinyalah yang dipanggil oleh mentor kelompoknya itu.
"Iya, elo!" tunjuk siska kesal.
"I-iya, ada apa ya, Kak?" Suaranya terdengar bergetar.
"Ikut gue!"
Mau tidak mau Melodi menurut. Bagaikan seekor kerbau yang dicocok hidungnya, Melodi terus melangkah mengekori Siska yang berjalan di depannya. Mereka memasuki salah satu gedung, lalu masuk ke dalam lift. Rupanya Siska mengajak Melodi ke rooftop.
Dari rooftop angin dingin pagi berhembus kencang seakan menusuk ke tulang. Menyusup melalui pori-pori kulit yang terbuka lalu menembus ke bagian organ dalam tubuh lainnya. Melodi mengusap lengannya sendiri untuk mengurangi rasa dingin yang mulai dirasakannya.
"Kita ngapain ke sini, Kak?" Melodi memberanikan diri untuk bertanya. Dia semakin gusar saat melihat dua orang gadis yang memakai jas almet yang sama dengan Siska menatapnya dengan sinis. Mereka yang sedari tadi mematung di dekat tembok pembatas, kini mulai mendekati Melodi.
"Loe masih nanya gue mau ngapain?" Siska menaikkan salah satu sudut bibirnya. Kemudian, dia menjentikkan jarinya, memberi kode kepada kedua temannya untuk mencengkram lengan Melodi.
"A-ada apa ini? Kenapa kalian memegang kedua tanganku seperti buron begini?" Melodi berusaha berontak dengan menghentak-hentakkan lengannya, walaupun dia tau itu akan sia-sia.
"Eeehh, apa-apaan ini. Kenapa kalian malah menelanjangiku?" Melodi semakin panik saat satu-persatu pakaiannya ditanggalkan lalu dilempar begitu saja.
"Jangan! Kalian jangan lakukan ini padaku." Melodi menjerit.
Namun, Siska dan kedua temannya malah tertawa sumbang. "Ini hukuman buatmu karena telah berani tebar pesona pada kating di sini, terutama pada ketua BEM."
Sontak Melodi mengangkat wajahnya. Kedua alisnya saling bertaut dengan butiran bening yang terlihat sudah bercucuran di wajah putih mulusnya.
"Dasar cengeng!" umpat Siska kesal, "yuk kita kembali ke barisan sebelum moving kampus dimulai." Siska dan kedua temannya meninggalkan tempat itu, membiarkan Melodi yang menggigil kedinginan karena hanya kaus dalam dan celana pendek yang masih melekat di tubuh Melodi.
...****************...
Spoiler bab 06
"Ayo buruan naik!" perintah Ben kesal.
"Ta-tapi Kak, aku tidak biasa naik motor. Aku takut ...."
"Tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa, percayalah padaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
𝘼𝙥𝙧𝙞𝙖𝙣𝙞
visualnya donkk
2022-01-14
1
Siti Homsatun
jahat banget tuh Siska ,
2021-11-06
1
Elsa Naila
next thor
2021-11-04
0