Hari kedua OKK,
Hari ini para maba ditugaskan untuk turun ke jalanan. Judul tugas mereka di hari kedua ini adalah Kindness Campaign dengan tantangan, tiap peserta maba harus mampu membuat 30 orang bahagia per hari itu. Peserta maba mulai mengelilingi jalanan kota untuk membantu bersih-bersih di stasiun, terminal, dan toilet umum.
Melodi dan Tika terlihat membantu pekerja yang sudah manula untuk membersihkan terminal. Sementara yang lainnya juga terlihat memberi tos pada para penumpang dan sopir bus. Tujuannya sederhana, agar mereka semua semangat menjalani hari untuk bekerja.
"Semangat!" ujar Ben pada salah seorang sopir bus sembari mengepalkan tangannya.
"Terima kasih," ucap sopir itu sembari tersenyum.
"Sama-sama," balas Ben. Setelah bus itu berangkat, barulah mata Ben menangkap sosok Melodi yang sedang menyapu di seberang jalan. Rupanya tadi tubuh gadis terhalang badan bus, hingga Ben tidak dapat melihatnya. Melodi terlihat sedang membantu seorang manula menyapu area terminal.
Ben menyunggingkan sudut bibirnya. "Di sana dia rupanya," gumam Ben. Dia melangkahkan kakinya bermaksud ke tempat Melodi. Namun, baru dapat berjalan beberapa langkah, seorang gadis menarik lengannya.
"Ben, mau ke mana?" tanya gadis itu. Dia terlihat mengenakan jas almamater yang sama dengan Ben.
"Em ... itu Sis, aku mau menemui maba yang di sana." Menunjuk Melodi yang masih sibuk menyapu.
"Dia? Si Cupu itu?" Menaikkan sebelah alisnya.
"Kamu mengenalnya?" Ben balik bertanya. Terlihat binar kecil di matanya.
"Kenal sih enggak, cuma tau aja. Dia itu adik kelasku dulu. Orangnya aneh."
"Aneh kenapa?" Ben tampak penasaran dan itu membuat Siska menjadi tidak senang.
"Kenapa sih kamu nanya tentang dia?" sungut Siska yang bergelayut manja di lengan Ben.
"Pengen tau aja. Bukannya kamu bilang dia aneh. Jadi, aku penasaran aja aneh kenapa."
"Pokoknya dia aneh. Gak suka dideketin orang, terutama cowok. Dia langsung histeris walaupun cowok itu cuma sekedar nyapa." Siska merangkul lengan Ben dan menumpukan dagunya di bahu pemuda itu.
"Iyakah?" Ben terlihat menerawang menatap Melodi di seberang sana. "Pantas saja hari itu dia langsung pergi," gumam Ben pelan.
"Hah, apa? Kamu bilang apa tadi?" Mengangkat wajahnya demi bisa menatap wajah Ben.
"Ah, bukan apa-apa. Em, aku harus ke sana." Ben menarik lengannya dari rangkulan Siska, hingga membuat gadis itu menjadi kecewa. Kemudian, Ben meminta kantong sampah dari salah satu BEM yang berada di dekatnya, lalu melangkah mendekati Melodi yang terlihat kebingungan dengan sampah yang sudah dipungutnya.
"Kau mencari ini?" Dengan tersenyum manis Ben menyodorkan kantong sampah yang telah dibukanya kepada Melodi.
Melodi melirik Ben sekilas, rasa gugup kembali menggerogotinya dan Ben menyadari itu.
"Apa kau takut padaku?" tanya Ben lembut, "maaf kalau waktu itu aku lancang menyentuhmu. Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya refleks melakukannya karena aku terlalu senang bisa menemukan klinik itu." Ben masih menatap Melodi dengan intens walaupun gadis itu tidak meliriknya sama sekali. Melodi hanya terdiam, menundukkan wajahnya memandang serok di tangannya yang sudah penuh berisi sampah.
Merasa tidak mendapat respon, dengan sigap Ben meraih serok di tangan Melodi dan memasukkan sampahnya ke dalam kantong sampah yang dibawanya.
"Kau tidak usah takut padaku. Aku bukan orang jahat kok," celoteh Ben sembari memasukkan sampah itu. Dia tersenyum sekilas ke arah Melodi meskipun gadis itu masih belum meliriknya.
"Ayo serok lagi sampahnya, kenapa kau jadi diam begitu?" perintah Ben yang mengembalikan kesadaran Melodi.
Dengan canggung Melodi menuruti perintah Ben. Dia bergerak sangat pelan dan itu membuat Ben gemas.
"Sudah, biar aku aja yang serok, kau pegang kantong sampahnya. Kau ini lelet sekali, sudah kayak siput aja," omel Ben. Dengan gesit Ben menyerok sampah-sampah itu sedangkan Melodi memegang kantong sampahnya.
"Kerja tuh kayak gini, kalau tidak kapan selesainya." Ben kembali mengomel bermaksud memancing emosi Melodi. Namun, rasanya usahanya sia-sia karena gadis itu masih bergeming dan tanpa bersuara sedikit pun. Melodi hanya menunduk sembari sesekali membenarkan posisi kacamatanya.
Ben semakin gemas." Siapa namamu?" tanyanya akhirnya. Namun, Melodi masih mengunci rapat-rapat bibirnya. "Hei, aku ketua BEM di sini dan aku sedang bertanya padamu?" Nadanya meninggi tapi, Melodi masih bergeming. "Hah! Kau ini tuli atau bisu sih. Apa kau ingin dihukum?" Kali ini dengan sedikit mengancam. Ben merasa sudah kehilangan akal untuk memancing Melodi.
"Ma-maaf," ucap Melodi pelan, bahkan nyaris tidak terdengar oleh Ben.
"Apa?" Ben berpura-pura tidak mendengar.
"Maaf," ucapnya lagi. Kali ini sedikit lebih keras.
"Apa? Coba ulang lebih keras lagi." Masih berpura-pura.
"Maaf." Bertambah keras.
"Heh, kau sudah makan apa belum sih, kagak bertenaga sama sekali. Cuma ngomong doang padahal." Ben menyembunyikan senyumnya.
"Maaf!"
"Owh, ma-af, bilang dong dari tadi."
Sebenarnya yang tuli itu, dia atau aku sih, gerutu Melodi dalam hati.
"Namamu siapa?"
"Melodi,"
"Siapa?"
"Melodi," ucapnya lebih keras.
"Lebih keras!"
"Melodi!"
"Kalau ngomong itu tatap orang yang diajak ngomong!" Mendekat ke arah Melodi dengan menautkan kedua lengannya.
"Melodi!" Melodi mengangkat wajahnya. Wajahnya terlihat memerah karena menahan kesal.
Ben menyeringai. "Bagus!"
Melodi akhirnya memberanikan diri melirik Ben. Pemuda itu terlihat tersenyum manis, memamerkan deretan giginya yang rapi.
"Mulai besok aku tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi. Kau harus segera menjawab jika diajak bicara. Ini perintah dari ketua BEM, paham?" Melodi mengangguk. "Aku bilang bicara! Pake bahasa manusia bukan bahasa isyarat," desak Ben.
"Baik," jawab Melodi lemah.
"Yang keras, yang semangat!"
"Baik!" jawab Melodi tegas.
"Bagus! Tetap seperti itu," ujar Ben, "sekarang ikut aku, kita kumpul dengan maba yang lain sebelum kembali ke kampus." Ben menyunggingkan senyum sebelum mengajak Melodi pergi.
Sementara di seberang jalan sepasang mata tengah mengawasi mereka sedari tadi dengan tatapan tidak suka. Gadis itu memicingkan mata.
"Awas kau Melodi, kuberi pelajaran kau nanti."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Iin Daryanti
ben ng gemesin ,,,hihii
2021-12-30
1
Siti Homsatun
visualnya keren thor 👍👍
2021-11-06
1
Elsa Naila
next thor
2021-11-04
1