Istana Ibu Suri, malam hari.
Di dalam kamar ibu suri, terlihat dia sedang duduk di sopa mewah yang terbuat dari kain sutra, dan beberapa dayang yang sedang melayaninya, dia menginterogasi salah satu dayang yang dikirim untuk memata-matai Rose, dayang itu bernama Leylin.
" Bagaimana perkembangannya, apa ada sesuatu yang mencurigakan? " Dia bertanya kepada dayang tersebut, sambil menggoyangkan gelas anggurnya.
" Hamba menjawab yang mulia ibu suri. " Dayang tersebut sujud di kakinya.
" Yah, teruskan." Ucap Ibu Suri.
" Hamba melihat, Rose–
Tiba-tiba suara gelas pecah yang sengaja dilempar terdengar.
'Praaaang '
Lantai di penuhi oleh merahnya anggur.
Itu merupakan gelas anggur milik ibu suri, ketika dayang tersebut melihat ke arah ibu suri.
Tiba-tiba–
' *Pl*aaaakk '
Suara tamparan yang begitu keras, mengenai pipinya.Betapa kagetnya dia, ketika pipinya di tampar oleh ibu suri.
" Beraninya kamu memanggil ratu tanpa membawa pangkatnya, apa kau sudah bosan hidup!!?" Teriak Ibu Suri.
Ibu suri terlihat marah, matanya yang merah darah itu terus menatap ke arah dayang tersebut.
" Ha...hamba tidak berani yang mulia ibu suri, tolong ampuni saya." Ucap Leylin gemetar.
Dayang itu terus memukul dahinya ke lantai, sampai dahinya berdarah, tapi ibu suri belum memintanya berhenti.
" Ampuni hamba yang mulia ibu suri." Leylin terus memohon.
Darah di dahinya terus keluar, mungkin itu akan membekas di dahinya, entah seberapa retak dahinya.
" Berhenti!! Jika kamu mati aku tidak dapat mengetahui apa yang terjadi padanya.Tapi ingat! kau tidak boleh memanggilnya Rose, hanya aku yang dapat memanggilnya Rose, kamu pasti tahu, apa julukan dan pangkat Ratu itu untukku. " Ibu suri tersenyum sinis, seperti iblis.
Dengan suara ketakutan pelayan itu menjawab.
" Terima kasih yang mulia ibu suri, hamba tahu julukannya, yaitu boneka ibu suri. " Jawab Leylin.
" Bagus, dia boneka cantikku yang berguna. Lanjutkan laporanmu." Ucap Ibu suri.
" Tadi hamba melihat boneka ibu suri dimarahi oleh yang mulia raja, beliau kelihatan marah padanya, sampai menyuruh para dayang keluar, dan ketika hamba masuk kembali kedalam, boneka ibu suri sedang tumbang di lantai dan menangis. Itu, yang hamba lihat yang mulia ibu suri. " Leylin melaporkan lagi.
" Hah, menarik, tirani itu menyalahkan seseorang yang tidak seharusnya iya salahkan. Semua dayang keluar dari sini aku ingin istirahat. " Ibu suri terlihat puas.
" Hamba undur diri yang mulia ibu suri. " Semua dayang pergi termasuk Leylin.
Tinggallah ibu suri di ruangan itu.
" Ray, Ray, Ray. (sebutan ibu suri untuk Brayen) Aku memberimu tahta dengan senang hati, namun itu harus ada bayarannya. Kau tidak tahu bayarannya adalah seseorang yang berharga bagi dirimu, semua yang berharga bagi dirimu akan aku ambil, selamat menikmati Ray. " Ucap Ibu suri dengan senyum liciknya.
...----------------...
Keesokan harinya, di ruang makan.
Semua pelayan sibuk menyajikan makanan-nya hidangan di siapkan di atas meja, berbagai makanan tersaji diatasnya, makanan harus siap sebelum yang mulia raja datang.
Para pengawal yang menjaga pintu masuk ruang makan, tiba- tiba membuka pintu ruang makan dan muncullah seorang pria dengan rambut hitam sedikit ke biruan, dengan mata kuning ke merahan, wajahnya yang dingin tanpa ekspresi memberikan kesan yang karismatik di tambah dengan pakaian hitam dengan artibut lengkap, layaknya seorang raja.
Itu adalah Brayen Damian Turnatara dengan di ikuti oleh ajudannya Tensis.
Brayen duduk di kursi utama.
Kemudian, Tensis berbicara kepada brayen mengenai tugas yang dia berikan kepadanya.
" Yang mulia, saya ingin melaporkan tentang tugas saya. " Ucap Tensis.
Brayen melirik sinis.
" Apa kau tidak tahu tempat?! ini ruang makan bukan ruang kerja! " Bentak Brayen.
" Maaf yang mulia, tapi ini sedikit mendesak. "
Mendengar hal tersebut brayen dengan lantang menyuruh semua pelayan keluar dari ruangan tersebut.
" Keluarlah kalian semua!! " Teriak Brayen.
" Hamba undur diri yang mulia, semoga anda di berkahi. " Semua pelayan keluar dari ruang makan, hanya mereka berdua yang ada di dalam.
" Tensis, apa yang ingin kau laporkan? " Tanya Brayen.
" Saya ingin melaporkan, mengenai perempuan yang ingin anda sewa untuk menjadi pasangan anda nanti. " Jawab Tensis.
" Cih, kau membuatku kehilangan selera makan tensis. " Brayen meletakan alat makannya dan menaruh tangannya di dagunya.
" Jadi apa kelanjutannya? " Tanya Brayen.
" Saya waktu itu mengunjungi kediaman baroness Zilion untuk urusan bisnis, tanpa sengaja saya bertemu dengan nona muda rumah itu, beliau bernama Viona Zillion, kemudian saya menawarkan tawaran itu kepadanya, dan dia setuju untuk melakukan sandiwara itu yang mulia. " Jelas Tensis.
Brayen sedikit berfikir mengenai wanita yang akan bersandiwara dengannya, dia kelihatan kurang puas dengan nona muda itu.
" Hmm, kau sedikit ceroboh tensis. " Ucap Brayen kurang puas.
" Maaf yang mulia, maksud anda apa? " Tanya Tensis bingung.
" Bagaimana, jika dia membocorkan hal ini tensis? " Brayen bertanya memastikan.
" Soal itu, anda tidak perlu khawatir yang mulia, saya sudah membuat persetujuan dengannya. " Tensis menjawab penuh keyakinan.
...----------------...
Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
ita purnama Sari
waaawww....
ibu suri meresahkan kaum Adam ini...
2022-08-24
0
Putri Adilamyska
ini ibu kandungx ap ibu yg kain kok jht ma ankx
2022-07-16
2
annie 💜💜💜💜💜💜💜
penasaran 🤔🤔
2022-07-12
1