...—Kekaisaran Arestia—...
...—1 Juli 1238—...
..."Arestia."...
Sebuah negara yang berdiri tepat setelah kekacauan benua barat berakhir.
Membawahi dua negara yang sebelumnya tergabung dalam konfederasi tiga negara—Kerajaan Lethiel serta Kerajaan Mana—sebagai vassal, Kekaisaran Arestia bangkit menjadi salah satu kekuatan besar yang berpotensi mengancam dua kekuatan besar dunia yang telah saling berseteru sebelumnya.
Berpusat di Ibukota Excelia—bekas Ibukota Kerajaan Rowling yang dahulu bernama Lombart—kehidupan masyarakatnya perlahan mulai membaik.
Dengan pendanaan yang berasal dari para pedagang serta dompet Sang Kaisar, infrastruktur vital seperti jalan raya; pos-pos perbatasan; saluran air dan irigasi; hingga jembatan serta waduk mulai dibuat dan perbaiki. Tidak hanya hal tersebut, Ares telah memerintahkan untuk melakukan penelitian pada Wilayah Lethiel yang diketahui memiliki hutan luas dan pegunungan dengan gunung api aktif untuk kebutuhan bubuk mesiu serta persenjataan militer lain, di samping menciptakan industri baru, kertas.
Kehidupan abad pertengahan tentu membuat Ares memiliki ketidaknyamanan terhadapnya, membuatnya bertekad untuk memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik secara perlahan.
Sampo serta sabun yang direncanakan sebelumnya juga telah memiliki hasil, walau tetap tidaklah dapat dikatakan "dapat dijual."
Akibat dari pembuatan serta perbaikan infrastruktur besar-besaran yang dicanangkan Ares dalam setahun terakhir—walau belum dapat dikatakan selesai—ekonomi para penduduk Arestia kini menunjukkan pertumbuhan signifikan, di samping pajak yang telah diringankan.
Berbeda dengan para bangsawan pada umumnya, Ares tidaklah mendorong pajak dengan jumlah besar. Dia lebih memilih untuk menurunkan jumlah pajak hingga mereka meningkatkan daya beli mereka.
Walau kebiasaan para penduduk yang lebih cenderung untuk menyimpan uangnya serta mendapat pertentangan dari kalangan bangsawan, obyek percontohan dari Wilayah Rueter sebelumnya telah memberikan hasil yang sangat baik, membuat para bangsawan terdiam dan dengan patuh membuat salah satu kota yang dimilikinya menjadi uji coba sistem tersebut dalam jangka waktu dua tahun.
Para penduduk Rueter telah memahami, tidak berguna menyimpan terlalu banyak uang. Di samping keamanan yang tidak seperti abad modern—dimana para bandit serta pencuri sangat banyak dan berkeliaran—kesadaran diri untuk menikmati hidup dengan membeli banyak barang-barang mewah mulai terbentuk di dalam benak hampir seluruh penduduk.
Barang-barang komoditas hingga mewah seperti garam dan ikan dapat didistribusikan dengan lebih murah akibat jalan yang lebih baik dan lebar, daging-daging segar yang terasa lebih enak daripada beberapa tahun terakhir karena bumbu yang kini mudah untuk didapat, lahan-lahan pertanian dan perkebunan kini memiliki hasil panen yang lebih banyak, hal tersebut mendorong pajak Wilayah Rueter kembali meningkat.
Dalam jumlah kecil, dengan banyak transaksi, kehidupan rakyat jelata dari golongan petani hingga pedagang perlahan meningkat.
Walau masih terjadi gesekan diantara para penduduk Rowling dengan Natrehn karena merupakan negara yang bermusuhan sebelumnya, mereka sadar, kehidupan kini perlahan menjadi lebih baik, membuat mereka berangsur-angsur mengurangi gesekannya sebagai bentuk syukur serta rasa terima kasih kepada Sang Kaisar, di samping sebagai niat para pedagang yang berkeinginan untuk mengekspansi usahanya ke wilayah lain.
Akibat pengaruh politiknya serta hutang budi para bangsawan karena pertumbuhan ekonomi negara yang sangat pesat, Kaisar memiliki kuasa penuh mengendalikan gelombang perpolitikan serta kekuatan militer Arestia, yang kini memiliki sebuah badan yang menaunginya.
Tentara Kekaisaran Arestia.
Ares telah memikirkannya dengan seksama, sistem kemiliteran para bangsawan abad pertengahan baginya telah sangat kuno, membuat Ares membentuk sebuah satuan tentara yang membawahi 2 matra secara terstruktur—darat dan laut—yang keanggotaannya berasal dari para prajurit bangsawan, seperti yang dilakukan negara di abad modern.
Menggunakan sistem Tentara Reguler yang sebelumnya dianut oleh Kerajaan Rowling, membuat para prajurit yang tergabung di dalamnya menjadi tentara penuh waktu, menerima gaji serta tunjangan dari negara.
Wilayah yang terlampau luas tidak membuat Ares abai terhadap keamanan negaranya. Akibat dari hal tersebut, Ares menunjuk Margrave Ginnes—yang kini dijabat oleh Kristin—sebagai Gubernur Utara beserta Margrave Francois sebagai Gubernur Selatan.
Jabatan "gubernur" memiliki andil besar pada masa perang. Kedua gubernur tersebut bertanggung jawab penuh atas keamanan negara di garis depan, membuat keputusan mereka setara dengan pemimpin negara hingga Sang Kaisar tiba di medan perang.
Tingkatan politik juga dibangun berbeda dengan negara pada umumnya.
Senat Kekaisaran Arestia, House of Lords.
Sebuah majelis dimana para bangsawan tingkat tinggi Kekaisaran Arestia mengatur haluan serta undang-undang negara di bawah perdana menteri, walau keputusan akhir dan mutlak tetap berada di tangan kaisar.
Walau monarki absolut merupakan sistem pemerintahan yang dianut oleh Kekaisaran Arestia, sebagai seseorang yang pernah hidup di era modern, Ares tidak ingin terlalu memaksakan kehendaknya kepada negara.
Ares menyadari, pemikiran banyak orang tentu lebih baik dibandingkan dengan hanya satu orang saja, ia memahami implikasi dimana House of Lords dapat menyaingi pengaruh politik Sang Kaisar hingga membuat Ares mengantisipasinya dengan menempatkan mereka di bawah perdana menteri—yang berperan sebagai ketua majelis—walau hingga kini posisi perdana menteri belumlah ditentukan.
Seorang pemuda berusia sekitar 19 tahun terduduk di atas kursi meja kerjanya di dalam istana, perawakannya normal tanpa sedikitpun terlihat kekekaran pada tubuhnya. Rambut biru pendeknya tergerai, wajah tampannya berkerut, sangat menunjukkan kelelahan yang dialaminya sejak beberapa hari terakhir.
"Sangat melelahkan mengurus negara."
Kata-kata Sang Kaisar yang menahan lelah kepalanya tidak hanya membuat sekertaris negara—Claire vi Lethiel, seorang gadis berambut hitam panjang yang tergerai berwajah imut—menghentikan tulisannya, namun hal tersebut juga dilakukan oleh setiap orang yang mendengarnya.
"Jika begitu, jangan mengkudeta kerajaan!" adalah apa yang ingin semua orang teriakkan, walau mereka hanya menahannya di ujung lidah.
Para pejabat mengerti, Ares sejak beberapa hari terakhir hampir tidak memiliki waktu untuk tidur, walau beberapa diantara mereka juga bernasib serupa dengan Sang Kaisar.
Tidak hanya menyeleksi anggaran-anggaran yang dibutuhkan untuk beberapa proyek pembangunan, beban mental Ares semakin bertambah setelah mendengar pemberontakan yang dilakukan oleh dua pangeran Natrehn—yang tidak memiliki hak suksesi tahta—dua bulan yang lalu dan segera memerintahkan Kristin untuk menumpas mereka.
"Haahhh!" Ares menghela napas berat dengan sengaja mengeraskan suaranya, berharap agar orang di sekitarnya mengerti apabila ia sangat kelelahan.
Tidak ada satupun diantara para pejabat yang menggubrisnya. Mereka tentu memahami keinginan Sang Kaisar, namun tidak ada diantara mereka yang merasa sudi untuk membebaskan Ares dari tugasnya.
Tidak tahan, Claire membalikkan tubuhnya kepada Ares, "Yang Mulia, tambang besi dan emas di Wilayah Lethiel telah ditemukan."
Berharap agar Ares menghentikan sikapnya, Claire dengan sengaja mengatakan sesuatu yang dapat meningkatkan suasana hati Ares dengan sebuah senyuman cerah.
Hmm, melihat istri dari karakter gameku menjadi asistenku sangatlah membuat perasaanku rumit...
Tatapan lelah Ares teralihkan menuju Claire, sejenak menghentikan tangannya yang menulis, "Mengapa baru saat ini kamu melaporkan hal itu kepadaku, Claire?"
"Eh?" Claire tersadar, seketika ekspresi wajahnya terlukis kepanikan, yang tidak berbeda dengan apa yang hatinya alami, "Sa—saya sedang menunggu laporan resmi dari kakak! Benar! Permohonan maaf terdalam saya, Yang Mulia!"
"Hmm, yah, aku memang memerintahkan hal itu. Tidak perlu meminta maaf." Dengan acuh tak acuh, Ares kembali mengalihkan perhatiannya kepada perkamen di hadapannya, berbeda dengan Claire yang tertunduk lemas hingga membuat beberapa birokrat lain tertawa kecil dengan menutupi mulutnya.
DOK!
DOK!
"Ayah!"
"Ayah!"
Suara kecil tersebut terdengar memenuhi ruangan, Ares segera bangkit meninggalkan kursinya dengan senyuman cerah, dengan acuh tak acuh meninggalkan pekerjaannya yang sangat membuat para bangsawan ingin berteriak kepadanya.
Melihat Wilma menarik tangan Orcian—kedua putri Ares yang masih balita—di balik pintu dengan Milly—salah satu selir Ares—serta beberapa pelayan yang berwajah histeris, Ares berlutut hingga dapat bertemu pandang dengan kedua putrinya.
"Ayah! Orcian memakan semuanya!" Wilma berteriak protes, menunjuk mulut Orcian yang penuh makanan.
Coklat?
Tidak sia-sia aku menelitinya, meskipun rasa manisnya tidak dapat dibandingkan dengan coklat dari duniaku sebelumnya...
Melihat wajah kebingungan Orcian dengan mulutnya yang terisi penuh, sedikit kebanggaan merasuk ke dalam hati, membuat Ares tersenyum cerah.
"Ayah masih memilikinya, ayo masuk!" ajak Ares dengan menggendong keduanya memasuki ruangan.
Sebagai selir dan mantan Ksatria Rueter—yang kini keluarganya telah menjadi bangsawan berperingkat baron—Milly sangat gelisah melihat putrinya, Wilma, serta Orcian dibawa masuk ke dalam kantor. Tidak hanya akan mengganggu ketenangan, pekerjaan para bangsawan juga dapat terusik, membuat Milly dengan takut-takut memasuki kantor bersama beberapa pelayan lain.
Setelah duduk kembali di atas kursinya, Ares menarik laci meja kerjanya untuk mengambil dua kantung penuh coklat darinya dan menempatkannya di atas meja.
"Mengapa kamu sangat memanjakan mereka, Sayang?" Excel—yang telah berada di pintu kantor yang terbuka—menyipitkan kedua matanya, melangkah mendekati meja Ares dengan tenang.
Me—mengapa dia ada di sini?!
Perlahan, Ares mengangkat kepalanya dengan patah, tidak menyangka apabila Sang Permaisuri akan memasuki kantornya.
"Y—yah, tidak apa-apa, bukan?! Lagipula, mereka masih kecil." Ares keberatan, mengacuhkan Excel dengan membuka kantung coklatnya.
"Apa yang terjadi jika dokumen itu rusak?" Bersamaan dengan kata-katanya, Excel merebut Orcian yang telah menggenggam kantung coklat di tangan kanannya, "Kamu tidak memiliki salinannya, bukan?"
"Guh."
"Lagipula, tidak hanya kamu yang ingin membawa anak-anakmu kemari," timpal Excel.
Memandang para bangsawan, Ares menemukan mereka mengangguk cepat terhadap perkataan Sang Permaisuri, membuat Ares sekali lagi tertunduk lemah, "Baik..."
"Wilma, ayo bermain bersama ibu!" Excel mengajak ramah Wilma, anak tirinya, dengan membuka laci meja Ares dan mengambil semua kantung berisi coklat darinya, berharap Wilma mengikutinya dengan ajakan ceria, "Ibu punya banyak kue untukmu!"
"Eh?! I—itu milikku!" protes Ares.
Pandangan Wilma tertuju pada tujuh kantung coklat yang masing-masing ujungnya digenggam Excel, membuatnya menjadi sangat bersemangat, "Ya!"
Ares seketika lemas, ditinggalkan dalam kesendirian di atas kursinya. Sesaat sebelum pintu tertutup, Milly membungkuk dalam kepadanya dari luar ruangan, merasa sangat bersalah kepada Ares.
"Sangat melelahkan mengurus keluarga."
Setelah menghela napas, Ares kembali melanjutkan pekerjaannya dengan wajah lelah.
"Kali ini... saya setuju." Dengan lirih, beberapa bangsawan mengutarakan pendapatnya, meskipun semua orang yang berada di dalam ruangan sepakat dengan pernyataan Ares tersebut.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
John Singgih
ketika Ares menjadi kaisar dan mengeluh beratnya beban tanggungjawabnya
2022-04-28
0
Kagebhunshin
jejak dua
2022-04-04
0
Saint Chevalier Galahad
apakah ada benua lain thor? selain benua barat dan timur
2022-02-15
5