...ILUSI TADIR 1...
“Pa, Pa--Papa harus bertahan, Papa ngak akan kenapa-kenapa hiks ... hiks ...,” ujar Maura dengan tangis yang sesegukan, sambil membantu beberapa perawat mendorong ranjang rumah sakit. Nampak berbaring seorang pria paruh baya dengan nafas yang terlihat sesak dan darah yang mengalir dari bibir dan kedua hidungnya. Maura yang melihat hal itu, menjadi sangat cemas dan khawatir melihat kondisi Mr. Karavan yang tak lain adalah ayah nya.
“Maaf nona, Anda tunggu di sini!” titah seorang perawat menghentikan Maura di depan ruang IGD. Maura pun duduk di kursi tunggu dengan pasrah menunggu kabar dari dokter.
Tak berselang lama, suara pintu terbuka membuat Maura segera menoleh ke arah ruang IGD. Seorang pria memakai pakaian putih bersih serta testoskop yang bertengger tergantung di lehernya, menampakkan kharisma seorang dokter.
“Keluarga tuan Karavan? “
“ Iya, saya putrinya. Maura Karavan,” jawab Maura dengan mengusap sisa-sisa air mata yang terjatuh mengalir di ke dua pipinya.
“Sepertinya racun telah menyebar ke seluruh organ tubuh Tuan Karavan.”
“Racun?”
“Iya, kami menemukan racun yang bisa menghancurkan organ dalamnya dalam waktu 48 jam.”
“Apa? Racun ... hiks ... hiks ... bagaimana bisa?? Bagaimana?? Lalu, apa yang harus di lakukan Dok? Saya mohon lakukan apapun yang bisa Anda lakukan untuk menyembuhkan Papa saya.”
“Nona Maura tenang dulu. Kami akan mencoba hal yang terbaik, tapi tuan harus segera di operasi untuk menghentikan gerak racun yang telah menyebar. Ini adalah kondisi yang sulit.”
“Iya, lakukan yang terbaik Dok.”
“Untuk itu, Nona silahkan tanda tangani berkas ini. Jangan lupa untuk dibaca dengan teliti!”
Maura mengambil berkas yang di sodorkan dokter, lalu mulai membacanya perlahan dengan seksama. Baris demi baris huruf yang dibaca tanpa berhenti meneteskan air mata. Langkah mata Maura terhenti ketika membaca paragraf terakhir yang mendeskripsikan biaya yang akan di keluarkan hampir mencapai 5 milyar. Serta kalimat yang tercetak tebal.
Pembayaran di lakukan sebelum operasi.
Membaca kalimat tersebut membuat Maura semakin ingin menjerit dan menangis sekencang- kencang nya atas apa yang terjadi.
“Nona kau baik- baik saja?” tanya suara serak menyadarkan Maura untuk kembali pada kenyataan.
“Baiklah Dok, lakukan saja,” putus Maura mengambil keputusan, lalu menandatangani berkas bersampul biru itu.
Aku akan melakukan apa pun untuk Papa, jika perlu aku akan menukar nyawaku dengan nyawa Papa. Batin Maura.
...----------------...
Tap ... tap ... ( Suara langkah kaki )
“Bagaimana kondisi Papa?” tanya Catlin dengan seringai sinis. Ia menuruni tangga menelisik kehadiran Maura yang menyimpan kabar besar. Membuat langkah Maura terhenti.
“Hmmm ... sepertinya aku tahu jawabannya dengan diam mu itu. Dia sudah mati kan?” sambung Catlin.
“Cukup Catlin! Kamu perempuan seperti apa? Teganya kamu menyakiti Papa dengan racun. Apa yang kamu pikirkan? Hhhh dia ... dia yang terbaring di rumah sakit adalah orang yang memungut mu dari jalanan bersama wanita matre itu," hardik Maura dengan hati yang terasa sakit.
“Cukup Maura!” teriak Ny.Aurora
Plak.
Ny.Aurora melayangkan satu tamparan keras pada wajah Maura yang telah sembab oleh air mata.
“Kamu tidak akan mendapatkan uang sepeserpun untuk pengobatan si tua bangka itu,” lanjut Ny.Aurora sambil mengeluarkan black card Tuan Karavan, lalu memotongnya berkeping-keping dengan gunting hingga tak berbentuk lagi. Melihat harapan satu-satunya telah di hancurkan oleh Ny.Aurora, membuat Maura putus asa.
Dengan meredam emosinya dan mencoba merendah tanpa memperdulikan ego dan harga diri. Maura bersimpuh di kaki Ny.Aurora memohon maaf atas perilakunya yang kurang ajar.
“Aku, minta maaf Ma atas ke kurang ajaran ku tadi,” ujar Maura dengan nada memohon. Mendengar permintaan maaf Maura membuat Catlin dan Ny.Aurora saling memandang dan melempar senyum penuh kemenangan.
“Baiklah, aku akan memaafkanmu tapi kamu harus menuruti semua perintahku."
“Baik aku akan melakukannya, “ ujar Maura pasrah.
...----------------...
Club katarina.
Tampak seorang wanita dan beberapa pria berjalan di sampingnya, memegangi kedua lengan wanita itu.
“Lihatlah wajahmu yang sembab itu, dan lingkaran hitam di matamu,” ujar Alex sambil menyentuh pipi Maura.
Merasa jijik akan hal itu Maura memalingkan wajahnya. Alex yang melihat sikap Maura hanya tersenyum tipis. Ya, wanita yang bersama beberapa pria itu adalah Maura. Ny.Aurora menjualnya pada Alex yang tak lain adalah saudara kandung sang ibu tiri pemilik club di pinggiran kota X.
"Desi!" teriak Alex memanggil seseorang. seorang wanita dengan make-up cukup menor dan baju super ketat yang membalut tubuh seksinya berjalan mendekat.
"Iya, Bos," ujarnya dengan tatapan menunduk.
"Siapkan dia sebaik munkin, buat dia terlihat menarik!" titah Alex pada wanita itu.
...----------------...
Remang- remang cahaya menyinari sebuah ruangan. Di hiasi beberapa lilin dan kelopak mawar yang berserakan di mana-mana. Serta wewangian yang memanjakan hidung, persis seperti kamar pengantin.
Kret!
Suara pintu terbuka membuat Maura terkejut dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Seorang pria masuk dengan sempoyongan dan lansung masuk ke kamar mandi dengan terburu- buru.
"Uwek ... wek ...," suara muntahan pria itu dan bunyi kran air yang menyala dari kamar mandi.
"Uhhh ... panas sekali," ujar pria itu lagi, kemudian keluar dari kamar mandi sambil melonggarkan dasi yang di pakainya. Lalu, menghempaskan dirinya ke atas kasur. Pria itu tidak menyadari akan kehadiran Maura di ruangan itu karna kondisi kamar yang gelap.
Melihat tingkah pria itu yang seakan- akan tidak menyadari kehadiran dirinya. Maura pun melangkah mendekati pria itu.
"Aa--aku akan melayanimu Tu--Tuan," ujar Maura dengan terbata-bata serta tangan yang mengepal keras dan gemetar. Pria itu membalikkan badannya menghadap Maura. Ia langsung melempar jasnya kearah Maura. Hal tersebut membuat Maura terkejut dengan sikap pria itu.
"Ssstt ... diamlah, siapapun kamu pergilah dari sini!" usir pria itu dengan nada tidak nyaman.
Aku tidak boleh pergi, bagaimanapun juga aku harus mendapatkan uang darinya. Batin Maura.
Maura beranjak menuangkan segelas wine yang tersedia di atas meja. Ia mencoba menawarkannya pada pria itu. Berharap pria itu tidak menolak.
"Minumlah," ujar Maura menyodorkan segelas wine, tapi tak di sangka pria itu malah menepis tangan Maura hingga segelas wine itu terlempar dan pecah begitu saja.
"Aku sudah menyuruhmu untuk pergi, tapi kamu tidak mematuhi perkataan ku, dan sekarang kamu harus menerima akibat dari ulahmu sendiri. Aku akan membuatmu sampai tidak bisa berdiri esok hari," ujar pria itu berbisik pada telinga Maura. Pria itu mulai menelusupkan wajahnya pada leher jenjang Maura. Meninggalkan beberapa tanda di sana.
Air mata Maura mulai mengalir dari kedua sudut matanya. Meratapi nasib takdir, dimana ia harus berakhir dengan tidur bersama pria asing hanya demi uang.
...----------------...
...****************...
🌸to be continud🌸
hhhhmmm udah dulu ya untuk kali ini kalo reader penasaran jangan lewatkan eps selanjutnya oke dan eps-eps selanjutnya biar tahu kisah nov ini dan juga maaf kalo masih campur adul soalnya karya pertama😙 jadi di maklumi ya readers.. oh iya kalo kalian suak dan mendukung nov ini jangal lupa ya tinggalin jejak(komentar) biar aothor makin semnagat untuk lanjutin karyanya dan jangan lupa ide2 cemeralng dari para reader supaya author ngak kehabisan ide buat cerita ini ya reader mohon bantuanyanya😁😁😁
jangan lupa vote komen like dan tambah ke rak favorit
kalo komen like dan vote nya banyak author janji akan up setiap hari.
oke dadah👋👋👋
salam manis aouthor:cymut❤😍😙
semoga terhibur ya readers❤❤ I❤U😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
M Yustina
hmmm....
kok tetep jahat sih Ibu tirinya
2025-02-27
0
Danie a
sampai segitunya😔😔😕
2022-02-27
1
Nonny
siapa yg tega meracuni ayah maura
2022-02-23
1