...ILUSI TAKDIR 3...
6 Tahun kemudian.
Di sebuah bandara kota X tampak terlihat seorang wanita dengan memakai sweter tebal, syal yang melingkar di leher, dan kaca mata hitam yang bertengger indah menghiasi kedua matanya.
Terlihat dia mendorong beberapa koper di tangan kirinya, dan menggandeng anak laki- laki berusia 5 tahun yang sedang asyik mengemut permen tusuk di mulut.
"Charlote, berhentilah memakan permen. Bisa- bisa gigimu nanti ompong," ujar wanita itu dengan memasang wajah kesal.
"Hhh ... Ma, permen ini sangat enak, aku ingin memakannya. Aku tidak bisa berhenti memakannya, ini terlalu enak. Lagian, Mama juga sudah berjanji padaku kalau aku bisa memakan apapun yang ku inginkan saat di perjalanan," timpal anak laki- laki itu dengan menunjukkan wajah gemas. Rambutnya yang ikal, pipi chuby, bulu mata yang lentik, bibir yang asik memakan permen serta hidung yang sangat mungil. Benar- benar ukiran tangan tuhan yang sangat manis, yang mampu membuat siapapun gemas saat melihatnya. Dialah CHARLOTE KARAVAN putra MAURA KARAVAN yang meninggalkan kota X untuk menyembunyikan kehamilannya 6 tahun yang lalu.
Dan tentu saja, wanita yang bediri mengandeng Charlote tak bukan adalah MAURA KARAVAN yang kembali ke kota X, hanya untuk sebuah urusan pekerjaan. Namun, ia menyembunyikan idenditas dirinya yang pernah tinggal di kota X agar Charlote tidak mengetahui masa lalunya yang kelam.
"Tapi kamu sudah memakan 35 batang permen, bisa-bisa gigimu rontok semua. Sekarang buang permen yang ada di mulutmu itu!" perintah Maura pada Charlote sambil mengambil paksa permen yang ada di mulut Charlote.
"Ahhh mama selalu seperti itu, menyebalkan sekali" Charlote membuang mukanya karna kesal dengan tingkah Maura.
"Duduklah di sini! Mama akan menelpon supir yang akan menjemput kita," ujar Maura pada Charlote yang langsung duduk mengikuti perintah Maura.
"Wah, liat itu anak itu tampan sekali."
"Astaga, dia mengedipkan matanya. Gemas sekali hu ...," ujar beberapa orang yang lewat di dekat Charlote. Memuji katampanan wajah si bocah cilik. Charlote kecil yang juga nakal malah mengedipkan matanya pada orang- orang itu, membuat orang- orang tersebut antusias untuk lebih dekat melihatnya hingga menciptakan kerumunan.
"Tampan, mari kita selfi!" seru beberapa orang itu, sambil mengeluarkan handphone mereka dan mengambil foto bersama Charlote. Bak bertemu selebritis orang-orang itu benar- benar membuat Charlote kecil menjadi aktris dadakan.
Melihat anaknya Charlote dikerumuni oleh orang-orang yang mengambil foto membuat Maura memutar bola matanya bosan.
"Cukup ... cukup hentikan. Pergilah dari sini, jangan mengganggu anak ku pergilah!" usir Maura, membubarkan kerumunan yang mengerumuni Charlote.
Maura lalu mengeluarkan topi pet dan memasangkannya pada Charlote, supaya ketampanan sang putra itu tidak terlalu mencolok dan tidak menyebabkan kerumunan seperti sebelumnya.
"Ma, kenapa memakaikan ku topi sih," sebal Charlote, sambil hendak membuka topinya tapi Maura malah menggagalkan aksi Charlote, dengan memegang topi itu di kepala Charlote agar tidak bisa dilepaskan oleh Charlote.
"Sudah puas bertingkah seperti seorang selebritis? Mama tidak mau kamu terluka gara-gara orang-orang itu. Kerumunan sangat berbahaya untuk anak kecil seperti dirimu," ujar Maura dengan nada sedikit khawatir.
"Ha ... ha ... Mama sepertinya cemburu ya, orang-orang itu malah tertarik dengan ketampananku bukan dengan Mama ha ... ha ...," ejek Charlote menggoda Maura dengan tawanya yang cekikikan.
"Huss, kamu ini benar- benar nakal ya, dasar sombong."
"Haha ... baik baiklah ma, maafkan aku ya," pinta Charlote dengan tatapan puppy eyes yang bahkan siapapun akan meleleh jika melihatnya.
"Ma, sopirnya sudah datang!" teriak Charlote bersemangat, sambil menunjuk sebuah mobil yang berhenti di depan pintu bandara.
...----------------...
Setelah beberapa jam diperjalanan, akhirnya Maura dan Charlote sampai di rumah baru mereka.
Rumah yang minimalis namun mewah, dengan sebuah mobil berwarna merah terparkir di garasi rumah.
"Akhirnya kita sampai di rumah juga, Ma. Lihat rumah yang ku pesan dari paman Steve, benar-benar sesuai dengan keinginan Mama kan?" cerocos Charlote, dengan sedikit berteriak semangat, lalu berlari masuk ke rumah.
"Ya rumah nya sangat bagus, Pak letakkan saja koper- kopernya di dekat pintu!" titah Maura pada sopir untuk meletakkan koper-koper yang dibawa pada pintu masuk.
"Siap Nyonya," timpal sopir itu.
"Hmmm Ma, rumah ini terlalu kecil bukan? Bagaimana kalau aku menelpon Paman Steve dan menyuruhnya untuk memberikan rumah yang lebih besar?" tanya Charlote sambil melihat-lihat rumah baru mereka.
"Tidak usah, ini sudah lebih dari cukup. Rumah ini juga cukup besar untuk kita berdua dan juga rumah ini bagus. Jadi Mama tidak perlu menyapu rumah yang terlalu luas dan membuat Mama repot membersihkan rumah," jawab Maura sambil memasukkan koper-kopernya ke dalam kamar.
"Hah ... Mama memang pemalas, sengaja mencari rumah yang minimalis supaya tidak perlu repot membersihkannya."
"Oke, carikan saja Mama rumah yang besar sesuai keinginanmu kalau begitu," ujar Maura yang masih sibuk menata barang-barang bawaanya.
"Benarkah, Ma??" tanya Charlote memastikan.
"Ya tentu saja tapi Charlote yang akan menyapu rumah besar itu dan membersihkannya setiap hari," jawab Maura langsung sambil memasang senyum nakal.
Mendengar perkataan Maura, membuat Charlote langsung terdiam dan menelan ludahnya. Tentu saja, siapa anak seusianya yang ingin membersihkan rumah besar setiap hari. Pasti itu sangat melelahkan.
"He ... he ... sepertinya rumah ini sangat bagus Ma, aku bahkan berfikir untuk tinggal di sini saja dari pada mencari rumah baru yang lebih besar. Lagi pula rumah ini cukup mewah dan nyaman untuk di tinggali," ujar Charlote dengan tawa yang di buat semanis munkin.
"Ma, aku akan merapikan barang-barang ku di kamar," tambah Charlote lagi, lalu membawa kopernya yang bergambar rumus-rumus kode yang tidak bisa di mengerti oleh orang awam selain orang yang memang sudah bergelut lama di bidang IT.
Ya, Charlote memang sangat terobsesi dengan dunia IT. Ia banyak memenangkan penghargaan lomba IT saat di kota D. Ia bahkan telah menjadi hacker handal dan di rekrut langsung oleh perusahaan IT di kota D saat tinggal di sana. Ibunya pun Maura sudah melarang untuk tidak bekerja di usia yang masih sangat kecil. Akan tetapi, Charlote menolak larangan Maura dan menganggap pekerjaan itu sebagai pengasah kemampuannya. Ia juga tidak ingin merepotkan Maura dengan membiayai hobinya di bidang IT yang cukup menguras kantong. Keputusan putranya itu membuat Maura harus menjadi sekertaris pribadi anaknya sendiri untuk mengawasi perkembangan juga pendidikan Charlote, meski Maura juga bekerja sebagai bagian marketing di perusahaan elektronik. Sehingga ia harus benar- benar bisa membagi waktu pekerjaannya itu. Maura juga tidak lupa untuk menyamarkan identitas Charlote di dunia bisnis. sehingga orang-orang hanya mengenalnya sebagai MR.X tapi tidak pernah bertemu sama sekali. Rahasia itu hanya di ketahui oleh Maura, Charlote, dan Steve— CEO dari perusahaan IT THE ANGEL'S di kota D.
...----------------...
...****************...
🌸to be continud🌸
hhhhmmm udah dulu ya untuk kali ini kalo reader penasaran jangan lewatkan eps selanjutnya oke dan eps-eps selanjutnya biar tahu kisah nov ini dan juga maaf kalo masih campur adul soalnya karya pertama😙 jadi di maklumi ya readers.. oh iya kalo kalian suak dan mendukung nov ini jangal lupa ya tinggalin jejak(komentar) biar aothor makin semnagat untuk lanjutin karyanya dan jangan lupa ide2 cemeralng dari para reader supaya author ngak kehabisan ide buat cerita ini ya reader mohon bantuanyanya😁😁😁
jangan lupa vote komen like dan tambah ke rak favorit
kalo komen like dan vote nya banyak author janji akan up setiap hari.
oke dadah👋👋👋
salam manis aouthor:cymut❤😍😙
semoga terhibur ya readers❤❤ I❤U😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Nonny
wah anak maura udh gede
2022-02-23
1
Santai Dyah
carlote yg tampan
2021-12-03
0