...Bab Empat...
..."Apapun yang datang pasti akan pergi. Itu adalah cara Semesta mengajarkan arti dari sebuah ikhlas karena kehilangan."...
.......
.......
.......
Rumah terasa begitu sepi setelah kedua orang tuanya berangkat bekerja. Meskipun tidak sepenuhnya berada di rumah sendiri — karena masih ada beberapa pelayan, Allana tetap saja selalu merasa kesepian.
Allana sebenarnya ingin bermain, namun tidak ada seorang pun yang bisa diajaknya bermain. Para pelayan dan pekerja semuanya sedang sibuk dengan urusan mereka.
Kalau saja, ayahnya ada di rumah pasti Allana sudah menghabiskan waktu bermain dengan sang ayah.
Antony adalah ayah terbaik yang pernah ada. Dari dulu, ia selalu tidak pernah mengecewakan Allana. Ia selalu mau kalau diajak bermain, selalu siaga kapanpun Allana butuh. Sesibuk apapun, Antony akan meluangkan waktu untuk putri kecilnya itu.
Hubungan antar Antony dan Allana lebih dekat daripada hubungan Allana dengan Amanda. Setiap bersama sang ayah, rasa nyaman yang terus dirasakan oleh Allana.
Jam masih menunjukan pukul sembilan pagi, ini berarti kurang lebih satu jam setelah ayahnya berangkat ke kantor. Baru sebentar ditinggal, Allana sudah sangat merindukan ayahnya.
Allana merasa sepi dan merindukan sang ayah. Ia tidak bisa membiarkan ini terjadi lebih lama. Oleh karena itu, Allana mengambil telepon rumah dan menghubungi sang ayah.
Panggilan tersambung, terdengar suara nada sambung tapi Antony masih belum kunjung menjawab. Apakah pria itu sangat sibuk hari ini ?
Allana tak menyerah, setelah nada sambungnya berhenti ia terus mencoba menyambungkan panggilan itu kepada sang ayah, sampai akhirnya setelah lima belas menit Antony menjawab panggilan itu.
"Papa..." Panggil Allana mendahului sebelum sang ayah berkata apapun.
"Eh, Allana yang telepon. Ada apa sayang ? Apa ada masalah ?" Tanya Antony penasaran.
"Pa, kapan pulang ? Allana udah kangen." Balas Allana sembari menatap ke arah jam dinding.
Dari seberang sana, terdengar suara tawa kecil. Iya, Antony tertawa karena sang putri. Tak disangka kalau Allana sudah merindukannya padahal kan mereka berdua belum lama pisah.
"Allana masa lupa sih ? Hayo, biasanya papa pulang jam berapa ?" Goda Antony.
"Jam empat."
"Itu tahu."
"Pa, gak bisa pulang lebih cepat ? Allana kangen banget sama papa, udah pengen main bareng juga." Gadis cilik itu mengutarakan semua yang dirasakan.
Antony lagi-lagi terkekeh gemas.
"Sabar ya sayang. Hari ini papa bakal pulang tepat waktu."
"Beneran ? Papa gak bohong kan ? Jam empat tepat ya Pa ! Jangan lebih kalau kurang gak apa-apa."
"Iya sayang." Jawab Antony singkat.
Sebenarnya masih ingin menemani sang putri berbincang lewat telepon tapi, Antony sudah tak bisa lagi. Ia harus segera mengakhiri panggilan ini.
"Allana sayang, papa akhiri panggilannya ya !" Kata Antony meminta izin kepada sang putri.
"Allana masih mau telepon sama papa." Allana merajuk karena tidak ingin ditinggal oleh sang ayah.
"Sayang, papa harus bekerja dulu. Nanti, kalau udah selesai papa telepon Allana lagi ya !"
Entah mengapa, rasanya tidak seperti biasa. Allana begitu susah untuk mengakhiri panggilan dengan sang ayah.
"Allana masih mau ngomong sama papa."
Antony tak memiliki banyak waktu lagi. Pekerjaannya masih banyak bahkan ia harus pergi ke pengadilan sekarang. Panggilan dari Allana mau tidak mau perlu diakhiri.
"Allana, maafkan papa. Panggilan ini perlu diakhiri sampai disini. Nanti papa pasti hubungin kamu lagi." Kata sang ayah.
"Allana baik-baik di rumah ya ! Jangan terlambat makan ! Jangan nakal !" Lanjut Antony.
"Love you Allana. Sampai jumpa nanti sore." Antony menyudahi panggilan secara sepihak.
Panggilan berakhir begitu saja dengan Allana yang sama sekali belum mengatakan apapun. Allana bahkan tak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada sang ayah. Antony menutup panggilan begitu cepat.
Hari ini, tepatnya setelah makan siang. Allana yang sudah merasa begitu kenyang memilih untuk bersantai di sofa ruang tamu.
Tidak tahu kenapa, sejak tadi setelah menghubungi sang ayah lewat telepon, pandangan dan fokus seorang Allana selalu tertuju pada jam dinding. Ia sedang menunggu kepulangan sang ayah dalam perasaan gelisah.
"Bibi..." Allana memanggil dengan suara yang begitu keras.
Panggilan tiba-tiba itu sontak membuat seorang pelayan yang sedang membersihkan dapur langsung berlari menuju ke arah Allana.
Dengan wajah yang terlihat khawatir, pelayan itu bertanya. "Ada apa non ?"
Mendadak air mata mulai turun begitu saja membasahi pipi Allana. Kenapa gadis itu menangis ? Apa yang terjadi ?
"Kapan papa pulang ? Allana kangen papa." Rengek Allana tanpa ragu.
Mengetahui kalau majikannya sedang sedih, pelayan itu pun segera mencoba untuk menenangkan. Pelayan itu memberikan sebuah pelukan hangat untuk Allana.
"Tuan akan pulang nanti sore. Nona jangan menangis ya !" Pinta pelayan itu sembari mengusap air mata yang ada di wajah cantik Allana.
Perasaan gelisah yang membuat Allana menangis. Pikiran dan hatinya selalu meminta dan menanyakan soal kepulangan sang ayah. Allana saat ini sedang mengkhawatirkan ayahnya.
"Bi, tolong hubungi papa. Bilang ke papa kalau Allana kangen. Allana pengen peluk papa." Pinta Allana dengan suara lirih.
Sesuai permintaan, pelayan itu mengambil telepon rumah dan segera menghubungi Antony. Namun, panggilan itu sama sekali tidak tersambung. Apakah ponsel Antony dimatikan atau ?
"Bi, Allana kangen papa." Ungkap Allana lagi.
"Iya Non, sabar ya ! Bibi ini juga lagi berusaha untuk menghubungi tuan." Pelayan itu tampak bingung.
Tak tahu apa yang terjadi dengan Allana — setelah menangis dan menyuruh pelayan untuk menghubungi sang ayah, gadis itu langsung mengambil remote.
Televisi menyala begitu saja dan menampilkan siaran berita sela. Kedua mata Allana mendadak fokus pada berita itu.
"Papa..." Panggil Allana dengan suara kecil.
Breaking News Hari Ini !
Telah terjadi sebuah kecelakaan mobil di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat yang melibatkan seorang pengacara ternama, Antony Sanjaya. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kecelakaan ini, semua masih dalam investigasi polisi.
Korban kecelakaan, Antony Sanjaya sudah dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan intensif. Polisi masih mengolah TKP dan mewawancarai beberapa saksi mata yang ada di lokasi kejadian sambil melihat CCTV yang ada.
Hanya terdengar suara tangisan yang begitu kencang dari Allana. Pelayan yang ada disampingnya pun masih diam, tak menyangka dengan apa yang baru saja ada di berita.
Allana menangis sejadi-jadinya, ia juga terus memanggil ayahnya dan meminta untuk segera pulang.
"Papa..."
"Papah..."
"Papahhh..."
Apakah ini alasannya kenapa perasaan seorang Allana sangat gelisah sejak tadi ?
"Papa, ayo pulang ! Allana kangen pengen dipeluk papa." Tangisan Allana semakin kencang.
Pelayan yang ada disampingnya mulai mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu. Pelayan pun bergegas mematikan televisi, menghentikan Allana menonton lebih banyak soal berita ini.
"Nona kecil, tenanglah," Pelayan itu kembali memeluk tubuh mungil Allana. "Tenanglah, nona kecil."
Sekarang pelayan itu juga mengusap rambut Allana dengan begitu lembut.
"Papa, Allana mau ketemu papa."
"Iya, nanti ya."
"Papa bakal pulang kan Bi ?"
Pelayan itu dibuat kesulitan menjawab ucapan dari Allana. Berbohong sepertinya harus dilakukan untuk kebaikan.
"Iya nona kecil. Tuan akan pulang."
"Bener ya ?!" Allana masih menangis.
"Bibi gak bohong kan ?"
"Iya. Tuan akan pulang. Nona, tenanglah ! Jangan menangis lagi, Tuan akan baik-baik saja."
.
.
.
Bagi Allana, sosok ayah adalah segalanya. Ia sangat menyukai dan menyayangi sang ayah lebih dari apapun. Allana juga berhubungan begitu dekat dengan ayahnya.
Menurut kabar yang baru saja diberikan oleh Amanda lewat panggilan telepon, Antony sudah beristirahat dengan damai.
Antony dinyatakan meninggal setelah satu jam mendapatkan perawatan intensif. Semua ini karena cidera parah yang melukai kepalanya menyebabkan pendarahan.
Diusianya yang baru lima tahun, Allana harus rela ditinggal pergi oleh sang ayah. Kenapa waktu hanya memberikan kesempatan singkat ? Allana masih ingin lebih lama bersama sang ayah.
...---ooOoo---...
"Papa kapan pulang ?"
^^^"Papa gak bisa pulang sayang. Maaf ya."^^^
"Tapi papa kan janji bakal pulang tepat waktu. Allana udah tunggu papa dari tadi."
^^^"Papa udah gak bisa pulang lagi sayang."^^^
"Kenapa ? Papa mau ingkari janji ?"
^^^"Iya. Papa harus ingkar janji kali ini."^^^
"Allana kecewa banget sama papa."
^^^"Maafin papa ya ! Papa harus mengecewakan kamu kali ini. Papa pasti bikin kamu sedih ya sayang ?"^^^
"Iya. Papa bikin Allana nangis."
^^^"Allana dengerin papa baik-baik. Meskipun nanti kamu udah gak lihat papa, kamu harus tahu dan percaya kalau papa akan selalu ada disisi kamu. Papa gak akan pernah ninggalin kamu sendiri. Itu janji terakhir papa untuk kamu."^^^
"Papa mau ninggalin Allana ? Papa mau pergi kemana ?"
^^^"Papa juga gak tahu sayang. Sepertinya tempat yang jauh."^^^
"Kemana Pa ?"
^^^"Jauh, sangat jauh."^^^
"Allana mau ikut ya Pa !"
^^^"Gak boleh sayang. Allana harus tetap di sana buat jagain mama."^^^
"Pa..."
^^^"Allana, sekarang papa pamit ya ! Makasih karena udah mau jadi anak papa. Papa bersyukur dan bahagia karena kamu. Love you Allana, papa sayang kamu melebihi apapun."^^^
Akun media sosial author :
Instagram : just.human___
^^^to be continued...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments