...Bab Dua...
..."Pengkhianatan begitu emosional. Pengkhianatan hanya dapat memunculkan luka terburuk. Pengkhianatan tidak pernah mudah untuk ditangani dan tak ada cara yang tepat untuk menerimanya."...
.......
.......
.......
"Kamu itu orang paling egois yang pernah aku kenal!" Teriak Antony ketika kesabarannya sudah mulai habis.
"Aku menyesal karena menikahi perempuan seperti kamu!" Imbuhnya dengan urat leher yang mulai menegang.
Ucapan itu terdengar begitu kasar dan cukup untuk membuat luka di hati. Antony menyadarinya, tapi semua kata itu keluar begitu saja dari mulut. Ia sangat marah dengan kelakuan sang istri. Sulit untuk mengendalikan semuanya ditengah amarah yang tengah meradang.
"Kalau begitu, kenapa kamu menikahi ku kalau akhirnya akan menyesal?" Tanya Amanda terdengar frustrasi.
Pertanyaan itu berhasil membuat Antony diam seribu bahasa. Dulu ia menikahi Amanda atas dasar cinta. Antony sangat menyayangi, mencintai dan mengagumi sosok Amanda. Menurutnya, Amanda itu perempuan yang begitu baik, penyayang, sabar dan mandiri. Sekarang, Amanda sudah berubah. Ia menjadi sosok perempuan yang sama sekali tidak Antony kenal. Begitu egois karena hanya mementingkan diri sendiri, melakukan apa yang dia mau tanpa melihat akibat.
Belakangan ini, pertengkaran sangat sering terjadi kepada mereka berdua. Awal mula permasalahan ini, tepat ketika Amanda menandatangani kontrak kerja dengan James Arthur Muren. Kontrak kerja yang terjalin diantara keduanya bukan sekedar hanya kontrak kerja biasa. Amanda melakukan hal yang tak seharusnya hanya untuk bisa mendapatkan kontrak kerjasama dengan pengusaha itu.
Kalau ditanya mengenai alasannya, maka Amanda hanya ingin membuat butik miliknya — peninggalan dari sang ibu, tetap bertahan dan bersinar. Untuk sekarang, butik yang sedang dikelolanya sudah berada di ujung tanduk dan mungkin sewaktu-waktu bisa mencapai kebangkrutan. Amanda yang tidak mengharapkan hal buruk seperti itu terjadi pun memutuskan untuk datang ke James dan meminta pertolongan darinya. Pilihan serta keputusan yang dibuat oleh Amanda ini sangat amat di tentang oleh Antony, selaku sang suami.
Bukan tanpa sebab, hanya saja Antony tidak ingin melihat istrinya berhubungan dengan James. Menurutnya, James itu bukanlah orang baik karena kerap bermasalah dan tersandung kasus hukum. Kalau tidak karena kekuasaan serta yang yang dimilikinya, mungkin James tidak akan terlihat seperti seseorang yang kebal terhadap hukum. James itu seseorang yang bisa melakukan apa saja. Menghalalkan segala cara hanya untuk mewujudkan keinginan.
Beberapa waktu lalu, Antony pernah berhadapan langsung dengan laki-laki itu. Tepatnya ketik kasus tentang penggusuran tanah yang ditinggali oleh masyarakat kecil. Sebagai seorang pengacara yang mengabdikan diri kepada masyarakat, Antony dengan sekuat tenaga mencoba memberikan pembelaan untuk mempertahankan tanah itu. James sangat menginginkan dan memerlukan tanahnya hanya untuk niat pengembangan bisnisnya pada bidang pariwisata. Ia ingin sekali membuat sebuah hotel di tanah itu.
Sebagai seorang pengusaha yang tentu saja tak ingin terlalu banyak mengambil rugi dibandingkan untung, James melihat adanya peluang besar dari tanah yang masih ditinggali oleh masyarakat kecil itu. James cuma berpikir untuk membeli tanah itu dalam harga murah, dan nanti setelah dikembangkan menjadi hotel ia akan membuat harganya menjadi melambung tinggi.
Setiap kepala keluarga yang tinggal di tanah itu akan mendapatkan kompensasi sebanyak seratus juta, bisa dibilang ini termasuk jumlah yang kecil, karena kalau pindah uang seratus juta juga belum tentu bisa membeli sebuah rumah lagi.
Selain memberikan jumlah kompensasi yang sedikit, cara James untuk meminta semua orang itu pindah juga terkesan begitu kasar. Ia membuat anak buahnya turun ke lapangan dan mengusir mereka semua dengan paksa. Belum sampai disitu, James juga tak memberikan banyak waktu bagi mereka untuk tinggal dan mencari tempat tinggal baru.
Dari masalah itulah, James dan Antony bertemu satu sama lain di meja hijau. James menggunakan segala cara untuk memenangkan kasus ini, sebisa mungkin mengambil secara paksa tanah itu. Tapi tenang saja, mau bagaimanapun berusaha James tetap tak bisa mengusir semua masyarakat itu, tanah yang selalu diidamkannya juga tak bisa didapatkan. Hukum masih selalu adil. Sebagai pengacara pembela, Antony berhasil memenangkan kasus ini.
Kalaupun James tetap ingin mengambil tanah itu, maka ia harus menyiapkan tempat tinggal baru dan juga kompensasi yang sesuai kepada masyarakat.
Tindakan semena-mena yang dimiliki oleh James adalah penyebab dari Antony melarang keras sang istri untuk terlibat dengan seorang manusia seperti James. Disini Antony hanya berusaha yang terbaik untuk melindungi orang yang disayanginya.
"Apa harus seperti ini caranya?"
"Apa harus meminta bantuan kepada orang itu?" Ucap Antony terdengar cukup frustrasi.
Amanda mengangguk dan menatap suaminya itu dengan begitu tajam. "Kalau bukan dia siapa lagi? Kamu? Kamu bisa apa? Kamu gak mungkin bisa pertahankan butik itu," ucap Amanda meremehkan. Sepertinya amarah dan rasa kesal sudah muncul dalam diri seorang Amanda.
"Butik itu perlu koneksi yang lebih tinggi untuk bisa bertahan," lanjut Amanda.
Mendengar itu membuat Antony langsung memijat dahinya cukup keras. Antony meninggikan suaranya kembali. Pria itu sangat tidak suka dengan tindakan serta keputusan yang diambil oleh sang istri. Menjalin hubungan kerjasama dengan seseorang seperti James, termasuk dalam sesuatu hal yang cukup memiliki akibat fatal.
"Tapi apa harus menjual harga dirimu juga?" Rahangnya menegang, ia mendelik. Antony begitu marah.
"Iya! Aku sudah sampai sejauh ini. Aku gak mungkin berhenti. Apapun akan aku lakukan untuk mendapatkan kontrak kerjasama dengan Tuan James!" Amanda mengatakan itu semua tanpa ragu. Ia tidak peduli dengan amarah sang suami.
Antony pun melangkahkan kakinya mendekat ke arah sang istri. Ia mengikis jarak. Antony menatap wajah istrinya. Sorot matanya begitu tajam dan dingin.
"Kalau bukan karena Alana," Antony menggelengkan kepalanya.
"Aku pasti sudah menceraikan mu."
"Kalau begitu ceraikan aku sekarang! Gak usah pakai alasan anak!" Tantang Amanda membuat Antony langsung mengambil sebuah berkas perceraian dari laci meja kerjanya.
Berkas perceraian itu dilemparkan begitu saja tepat di depan muka seorang Amanda. Wajah Amanda seketika berubah. Wanita itu tampak terkejut melihat berkas cerai. Bertanya-tanya kapan sang suami menyiapkan berkas itu?
"Semua sudah aku siapkan. Hanya perlu tanda tangan dari kamu," ucap Antony.
"Apa selama ini kamu sudah menyimpan berkas ini?" Tanya Amanda tampak penasaran.
"Iya. Ada sekitar satu tahun yang lalu, berkas itu tersimpan dengan baik di laci meja kerjaku," sudut mulut Antony muncul begitu saja.
"Jadi, sudah lama kamu berniat untuk menceraikan ku?" Mata Amanda terlihat sudah berkaca-kaca. Wanita itu seperti akan menangis sekarang.
"Iya, tapi niat itu selalu ku urungkan. Semua karena Alana. Aku memberikan kamu banyak kesempatan hanya untuk kebaikan Alana," ungkap Antony mengatakan hal sebenarnya.
Antony menghela nafas begitu saja, lalu ia berjalan menjauh menuju ke arah jendela. Ia harus menatap pemandangan untuk menenangkan diri yang saat ini sedang dipenuhi oleh emosi.
"Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" Tanya Amanda tiba-tiba.
Antony menoleh dan menatap wanita itu dengan serius.
"Apa kamu masih pantas untuk dicintai?" Balas Antony dengan penekanan di setiap katanya.
Amanda belum menjawab apapun. Ia masih terdiam begitu saja. Jika boleh mengakui, ini memang semua salahnya. Kalau cinta dari sang suami sudah memudar, maka itu terlihat sangat wajar.
Air mata Amanda menetes begitu saja. Hatinya terasa sangat sakit ketika mengambil semua berkas perceraian yang berantakan di lantai.
"Aku akan menandatangani surat cerai ini. Setelah itu kita akan berpisah!" Tutur Amanda lalu perlahan menyeka air mata yang mulai jatuh ke pipi.
Antony benar-benar membuang muka. Ia sama sekali tidak ingin menatap ke arah istrinya itu. Pikiran dan hatinya kacau. Kemarin, ia masih bisa mentoleransi semuanya, tapi kesabaran seseorang selalu ada batasnya. Antony sudah mencapai batas itu.
"Setelah berpisah, aku akan memperjuangkan hak asuh Alana. Tidak kubiarkan Alana dirawat oleh kamu dan juga pria bajingan itu!" Antony menyampaikan niat lanjutan, tapi Amanda tak menyetujui. Bagaimana bisa sang ibu dipisahkan dari sang putri?
"Tidak! Kamu tidak boleh bawa Alana."
"Kenapa tidak boleh?"
"Aku ibunya. Aku yang paling berhak bawa dia bukan kamu!"
Antony terkekeh kecil. Ia tidak percaya dengan apa yang sudah di dengarnya barusan.
"Ibu?" Ucapan Antony menggantung sebentar dan berhasil membuat Amanda penasaran akan lanjutan kalimat.
"Seorang perempuan yang meninggalkan anaknya, tidak bisa disebut seorang ibu!" Sambung Antony dengan penekanan di setiap kata.
Tak ada tanggapan apapun yang diberikan oleh Amanda. Semua perkataan yang diucapkan oleh Antony semua berdasarkan fakta. Amanda juga mengakui kalau semua yang terjadi adalah salahnya. Tapi, mau bagaimana lagi. Kalau tidak melakukan ini, ia bisa kehilangan butik peninggalan dari sang ibunda.
Amanda sudah tak bisa melanjutkan perdebatan ini lagi. Semakin diteruskan malah semakin sakit. Maka dari itu, ia pun bergegas untuk pergi dari ruang kerja ini. Namun, pada saat ia akan melangkah menuju pintu keluar, sosok Alana sudah terlihat berdiri diam di sudut ruangan sembari memeluk boneka kelinci. Kehadiran sang putri yang begitu tiba-tiba sangat mengejutkan seorang Amanda.
Kehadiran Alana di ruang kerja sang ayah ini bukan tanpa sebab. Iya, saat dirinya sedang asyik bermain di ruang tamu, suara kencang dari sang ayah terdengar jelas. Hal ini yang menyebabkan seorang Alana yang penasaran datang menghampiri ke asal suara untuk mencari tahu.
"Sayang, kamu kok disini? Kenapa belum tidur?" Tanya Amanda sedikit terbata-bata karena gugup. Mereka berdua berharap, kalau putrinya itu tidak melihat ataupun mendengar sesuatu tentang pertengkaran.
"Sejak kapan kamu berdiri di sana?" Kali ini Antony yang bertanya.
Alana memang baru saja datang, tapi suara pertengkaran itu terdengar sampai keluar. Alasan Alana datang juga karena mendengar tentang pertengkaran kedua orang tuanya.
"Mama dan papa bertengkar lagi, ya?" Tanya Alana, suaranya terdengar begitu ringan.
Antony langsung tersenyum hangat. Ia kembali berpura-pura dan sebisa mungkin menutupi segalanya. Alana tidak boleh tahu apapun.
"Enggak sayang," bohong Antony.
"Mama, papa gak bertengkar kok."
Alana menelisik karena tak percaya. Ia memang masih kecil, tapi sudah bisa cukup mengerti. Ia melihat dengan jelas kalau kedua orang tuanya sedang tak baik-baik saja. Mereka tampak tegang satu sama.
"Alana gak suka lihat mama papa bertengkar," ujar gadis itu mencoba untuk menengahi.
Alana melangkah mendekat ke arah sang ibu. Gadis kecil itu pun memegang erat tangan Amanda.
"Ma, ayo kita tidur! Alana udah ngantuk," ajak Alana.
"Iya, sayang. Ayo kita tidur. Mama temenin kamu ya!" Balas sang ibunda langsung menyetujui ajakan itu.
"Selamat malam papa. Alana mau tidur dulu," Pamitnya singkat.
Pertengkaran keduanya berakhir karena Alana. Gadis cilik itu yang meredakan semua emosi dan juga ketegangan diantara dua insan yang sama-sama saling egois.
.
.
.
Pada saat Amanda akan membawa putrinya itu masuk ke kamar, ponsel miliknya berbunyi. Ia mendapatkan sebuah pesan singkat dari James. Hari sudah sangat malam, waktu hampir menunjukan tengah malam dan pria bernama James masih sempat mengirimkan sebuah pesan.
James :
"Cepat datang ke hotel Fantasia. Kalau tidak, kontrak kerja kita akan batal."
Pesan singkat itu berhasil membuat Amanda melepaskan genggaman tangannya dari sang anak. Iya, Amanda lebih memilih untuk datang menghampiri James daripada menemani Alana tidur.
"Ma, kenapa?" Tanya Alana setelah merasakan lepasnya genggaman tangan sang ibu.
"Maaf sayang, sepertinya malam ini mama gak bisa nemenin kamu tidur," ucap Amanda terdengar mengecewakan.
"Kenapa? Mama mau pergi?" Tanya Alana lagi yang nampak bingung.
"Iya, mama ada urusan. Kamu tidur sama papa dulu ya," pungkas Amanda lalu meninggalkan Alana begitu saja.
Alana hanya berdiri diam sembari melihat sang ibu yang tergesa-gesa menaiki anak tangga menuju kamar. Amanda harus bersiap-siap. Dirinya harus dandan secantik mungkin, sebelum menemui James.
"Kenapa mama tinggalin Alana?" decak kesal Allana seorang diri.
...---ooOoo---...
Alana masih berdiri diam di tempat yang sama sembari tangannya memeluk boneka kelinci. Ia sengaja tidak pergi kemanapun karena sedang menunggu sang ibu. Alana bermaksud untuk mencegah sang ibu pergi.
Dibuat cukup lama menunggu, akhirnya Amanda keluar juga dari kamar. Ibunya itu tengah melangkah dengan hati-hati menuruni anak tangga.
Malam ini, Amanda terlihat begitu cantik. Ia mengenakan dress berwarna merah ketat menunjukan lekukan tubuhnya yang begitu ramping bagaikan gitar spanyol.
"Loh, Alana kok masih ada disini? Kenapa gak pergi tidur sama papa?" Tanya Amanda dengan raut wajah cukup kaget karena melihat anaknya masih berdiri di tempat yang sama.
"Alana nunggu mama."
"Nunggu mama?"
"Iya, Alana mau tidur sama mama," ucap Alana mengutarakan keinginan hati.
Amanda mengusap lembut puncak kepala sang putri, sambil mencoba untuk memberikan sebuah pengertian yang bisa diterima dengan baik.
"Maaf, tapi mama harus pergi. Mama ada urusan mendesak."
Raut wajah Alana berubah. Gadis cilik itu terlihat memanyunkan bibirnya. Iya, dia sedang merajuk kepada sang ibu.
"Ma, temenin Alana tidur," pinta Alana sambil menarik pelan baju ibunya.
"Gak bisa sayang."
"Mama udah gak sayang Alana ya?" Perkataan Alana ini berhasil membuat hati seorang Amanda mencelos.
"Bukan gitu sayang. Mama ini harus pergi, ada urusan. Mama harus cari uang buat kamu," ucap Amanda berusaha untuk memberi pengertian kepada sang putri.
"Alana gak butuh uang. Alana butuhnya mama," ujar Alana mencegah kepergian sang ibunda.
Amanda terus berusaha untuk memberi pengertian kepada putri kecilnya itu. Kalau Alana berperilaku seperti ini, ia juga pasti akan kesusahan untuk menemui James.
"Alana anak baik kan? Jangan seperti ini ya sayang, mama benar-benar harus pergi," tutur Amanda masih terus mencoba.
Alana terus merajuk. Ia tidak mau ditinggal pergi oleh sang ibu.
"Mama, temani Alana ya! Jangan pergi!" Rengek Alana dengan raut wajah sangat melas.
"Gak bisa sayang," tolak Amanda lagi.
Di saat yang bersamaan, Antony keluar dari ruang kerjanya. Ia keluar karena mendengar suara rengekan dari Alana. Antony hanya ingin tahu penyebab putrinya merengek seperti itu.
"Ada apa sayang?" Tanya Antony kepada putri kecilnya.
"Papa..." Alana memanyunkan bibirnya.
"Mama mau pergi. Mama gak mau nemenin Alana tidur," adu Alana tanpa ragu.
Antony menatap ke arah sang istri dengan begitu dingin. Hubungan antar keduanya sudah benar-benar rusak dan tak mungkin untuk diperbaiki.
Mendadak, Antony menghela nafas berat. Tanpa melemparkan pertanyaan apapun, Antony bisa tahu tujuan sang istri akan pergi — apalagi kalau bukan menemui James.
Menurut kalian apa yang bisa membuat James mau ada hubungan kontrak kerja dengan Amanda? James adalah pebisnis di bidang pariwisata. Ia banyak memiliki hotel dan resort. Jadi, kenapa ia mau bekerjasama dengan sebuah butik kecil yang jelas-jelas tidak ada hubungan dengan bisnisnya? Amanda wanita yang begitu cantik. Usianya juga masih kepala tiga, belum terlalu tua untuk dijadikan istri muda.
Kali ini, ia tidak berniat untuk menghentikan sang istri. Ia akan bersikap acuh dan tak peduli dengan apapun yang akan dilakukan oleh Amanda. Antony sudah sangat muak.
"Sayang, malam ini tidur sama papa dulu ya! Mama masih ada urusan," kata Antony ikut mencoba menjelaskan.
"Pa, kenapa sih mama harus ada urusan sekarang? Padahal kan, Alana pengen banget tidur sama mama," Protes Alana.
Antony tersenyum hangat dan berkata. "Malam ini enggak dulu ya sayang! Alana tidur sama papa, biarkan mama pergi. Kan papanya juga pengen nemenin Alana tidur," bujuk Antony.
Alana anak baik, ia selalu menurut dengan semua ucapan yang dilontarkan oleh sang ayah — Antony. Kalau ditanya, diantara mama dan papa siapa yang paling disukai? Pasti gadis cilik itu akan menjawab papanya. Anak perempuan selalu menyukai sang ayah. Bagi anak perempuan, sosok ayah adalah cinta pertama mereka.
"Ayo pa, kita tidur!" Ajak Alana yang saat ini juga ikut mengabaikan sang ibu.
^^^to be continued...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments