"Pagi bos" sapa Dion.
Dimas terus saja berjalan memasuki mobilnya, Dion membukakan pintu dan Dimas masuk ke dalam.
"Antarkan aku menemui nenek." Ucap Dimas tiba tiba. Dion segera mengikuti apa yang diperintahkan bos nya.
"Apa anda ingin mengatakan jika putri tuan Agung membohongi anda, dan membatalkan perjodohan ini?" Tanya Dion.
" Tidak"
"Tuan, apa anda ingin menemui keluarga Agung, untuk membuat perhitungan?" Tanya Dion.
"Entahlah"
"Lalu apa rencana anda?" Tanya Dion penasaran
"Aku ingin nenek menyiapkan pesta pernikahan ku, tiga bulan lagi aku akan menikah." Jawab Dimas
"Tapi tuan, maaf bukankah Anda sudah dibohongi oleh nona vina. Apa anda akan tetap menikah dengannya?"
"Tidak!"
Dion semakin pusing dengan jawaban Dimas yang hanya menjawab tidak. "Lalu anda akan menikah dengan siapa?"
"Dengan gadis yang menemui ku kemaren!" jawab Dimas mantap, dia bahkan tersenyum mengingat wajah imut Nana.
Chiiit... Dion mengerem mendadak mobilnya karena terkejut.
"Apa saya tidak salah dengar?"
"Tidak!"
"Mengapa kau tiba tiba berhenti. Apa kau ingin membunuh ku?" tanya Dimas kesal. Dion kembali melajukan mobilnya.
"Maaf tuan. Saya hanya kaget. "
"Ehm... Maaf, saya belum menemukan identitas gadis itu, dia sepertinya menyamar karena sulit mencari orang yang sesuai dengan ciri cirinya. Saya rasa nona Vina telah me make over dia hingga kita tak bisa mengenalinya." Jawab Dion.
"Sial," Dimas menggeram marah.
"Aku tidak mau tahu. Cepat temukan gadis itu. Dan aku hanya ingin menikah dengannya." Ucap Dimas lagi.
"Putar balik ke kantor, malam nanti aku akan mengunjungi nenek.' tambahnya
"Siap"
Dion memutar arah dan kembali ke kantor mereka.
"Pagi pak, " sapa beberapa karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya, namun Dimas diam saja dan tak merespon.
Dimas adalah bos yang dingin, cuek dan workholick. Satu saja mereka melakukan kesalahan, Dimas tak akan mentoleransinya.
***
Pagi ini Nana bangun kesiangan, karena kemaren malam dia tak bisa tidur. Bayangan Dimas yang menciumnya tak juga hilang,
Nana berlari sambil memasang heels nya, memanggil taksi yang kebetulan melintas. Nana tak lagi memikirkan penampilannya, dia harus cepat sampai ke kantor, sesuai instruksi hari ini bos mereka akan datang mengunjungi departemen mereka.
Nana sudah kembali ke penampilan awalnya, Blazer panjang dan longgar dan kacamata tebalnya. Sungguh siapapun tak akan bisa mengenalinya.
Setengah berlari Nana memasuki lift yang hampir tertutup. " Huh, hampir saja " ucapnya pelan.
Nana yang terburu buru tidak memperhatikan sekitarnya. Dimas dan Dion berada satu lift dengannya, dan hanya memperhatikan Nana.
Pegawai ini terlambat, Aku akan memberikan surat peringatan padanya. Kemudian Dimas melirik Dion, dan Dion mengangguk paham.
Setelah itu lift tertutup kembali, dan Nana keluar. "Alhamdulillah aku tidak terlambat, huh.. ini gara gara pria kemaren. Apakah aku akan bertemu dengannya? mana mungkin tapi jika pun bertemu dia pasti tak akan mengenaliku. apa yang kau takutkan Nana, mana mungkin dia mengenali mu dengan penampilan mu ini. Ucapnya dalam hati.
Dion mengambil ponselnya dan menelpon kepala departemen untuk menyambut mereka. Semua karyawan berbaris, karena direktur kita sudah datang dan akan berkunjung kesini.
"Nana, ayo buruan" panggil Cinta penuh semangat.
Dengan malas Nana mengikuti langkah teman satu ruangannya berbaris menyambut CEO yang akan datang berkunjung.
Semua berbaris dengan rapi. Nana memilih berbaris di belakang cinta sahabatnya. Dia tidak memperdulikan direktur yang mau lewat, dia bahkan tidak tersenyum.
Dimas melewati mereka semua, Semua pegawai tersenyum ramah, kecuali Nana yang menunduk.
Deg, jantung Dimas tersentak saat menatap Nana, Wajah yang familiar, dan aroma parfum ini, dia begitu ingat. Bukankah ini aroma parfum gadis itu!" bathinnya.
Dimas berhenti tepat di hadapannya, dia melirik kearah Dion, lalu kembali berjalan. Dion menatapnya kemudian menatap Nana, Dion ingat jika dia adalah karyawan yang datang terlambat, Dion mengangguk paham.
Kepala departemen memulai sambutan nya.
"Selamat pagi semua, kenalkan ini Direktur kita yang baru, tuan Dimas. Beliau adalah putra dari bapak teguh dan untuk kedepannya beliau yang akan memimpin perusahaan kita."
Kata Sambutan pak Haris disambut tepuk tangan meriah dari para karyawan lainnya. Mereka mulai berbisik karena bos mereka masih muda dan cukup tampan.
Semua karyawan bubar dan kembali ke bagiannya masing masing. Begitu juga Nana dan cinta.
"Kamu" panggil dion kepada Nana.
"Saya!" tanya Nana menunjuk dirinya sendiri.
" Iya, kamu ikut saya." Ucap dion
Semua mata menatap tak percaya.
'Iya, Kamu yang terlambat tadi kan, ikut saya." Ucap Dion.
Dengan langkah lemas Nana mengikuti Dion memasuki ruangan direktur.
"Sabar, Na." ucap cinta menyemangati.
Nana mengikuti langkah Dion menuju ruangan Direktur. "Ada apa ini, mengapa pak bos memanggilku? apa karena aku datang terlambat? tapi dari mana dia tahu?" Nana bertanya tanya di dalam hatinya.
"Masuk" perintah Dion tepat di depan ruangan bosnya. Nana masuk bersama dengan Dion.
Nana melangkah masuk dan berdiri di hadapan Dimas.
"Anda memanggil saya, pak." Ucap Nana senatural mungkin.
Dimas berbalik dan menatap Nana, Nana juga menatapnya. Wajah Nana berubah pucat, dia tak menyangka jika pria yang ada di hadapannya ini adalah pria yang bertemu dengannya semalam dan berhasil mencuri first kissnya.
Ya ampun, apa ini! kenapa harus dia?
Nana segera menunduk, takut jika Dimas mengenalinya. semoga dia tidak mengenaliku, tenang Nana, tenang.... ucapnya dalam hati.
"Nana putri Utami, berusia dua puluh lima tahun, apakah itu benar anda?" Tanya Dimas pelan.
"Iya pak." Jawab Nana
"Persiapkan dirimu karena bulan depan kita akan menikah." Ucap Dimas santai namun bagai petir yang menyambar di siang bolong di telinga Nana.
Nana terkejut, hingga tak bisa berkata apapun.
Menikah? Dengannya...tidak..aku tidak mau....
"Menikah? dengan anda?" tanya Nana mengulang kalimat Dimas.
"Iya" jawab Dimas santai.
"Maaf pak, anda jangan bercanda, kita tak saling kenal, mengapa anda tiba tiba mengajak saya menikah?" Ucap Nana setelah mampu menguasai diri dari keterkejutannya.
"Apa benar kita belum pernah bertemu?" Tanya Dimas dengan nada mengejek.
"Benar, anda pasti salah orang. Jika tak ada lagi, saya permisi." Ucap Nana sopan berjalan kearah pintu dan coba membukanya, namun sayangnya pintu tersebut terkunci rapat.
"Kenapa kau selalu terburu buru?" tanya Dimas santai.
Dimas bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Nana.
Nana yang berdiri melangkah mundur dan ketakutan, melihat tatapan tajam Dimas yang siap untuk menghabisi nya.
"Maaf pak, Saya rasa tidak ada lagi yang harus kit bicarakan. Dan kita juga tidak saling kenal sebelumnya."
"Apa kau coba lari sayang" bisik Dimas saat berada tepat di depan Nana.
"Pak Dimas, anda jangan macam macam, atau saya akan teriak." Ancam Nana.
Dimas lagi tersenyum mengejek. "Benarkah, aku akan memastikannya." Tanpa bicara lagi Dimas langsung menyatukan bibirnya ke bibir Nana, Nana yang tak menyangka jika Dimas akan menciumnya hanya diam dan terkejut. Matanya terbuka lebar, tapi dalam hitungan detik, dia tersadar dan mendorong Dimas.
Dimas sudah memperhitungkan nya dia dengan cepat memeluk erat pinggang Nana, sebelah tangannya memegang kepala Nana dan menahannya agar dia bisa mencium Nana lebih dalam.
Usaha Nana sia sia, Dimas baru melepas kan ciumannya setelah dia merasa kehabisan nafas.
"Rasanya sama, aku tak mungkin salah mengenali orang." Ucap Dimas yang masih memeluk erat pinggang Nana. Kepalanya dia sandarkan di kepala Nana sambil mengatur nafasnya yang masih memburu.
"Lepaskan saya pak, saya bisa menuntut Anda dengan tindakan asusila." Ancam Nana
"Lakukan saja, apa kau pikir orang akan percaya padamu," Dimas tertawa mengejek, kedengaran sungguh menjengkelkan hati Nana.
Dimas menarik ikat rambut Nana, dan membuka kaca matanya, "Aku lebih suka kau membuang kacamata mu ini, dengan begini kau terlihat lebih cantik, nyonya Dimas"
"Lepaskan, anda salah orang. Dan saya tidak akan menikah dengan anda" Nana masih tak mau menyerah.
"Ok, aku akan menelpon orangtua Vina dan aku akan membatalkan semua kerjasama kami, hingga akhirnya dia bangkrut dan sahabatmu itu menyalahkan mu."
"Darimana anda tahu, aku...aku..." ucap Nana terkejut, wajahnya pucat. Dia ketakutan. Dimas menjadi gemas dan ingin menciumnya lagi.
"Aku seorang CEO, tak sulit bagiku untuk mengungkap kebohonganku. Kau hanyalah kucing kecil yang coba coba bermain main denganku, hahaha" Dimas tertawa melihat keluguan calon istrinya. Dia sungguh menarik..
"Kita menikah atau aku akan memecat mu, aku pastikan tak akan ada perusahaan yang mau menerima mu. Pikirkan baik baik, bagaimana nasib adik adik mu di kampung." Bisik Dimas.
Nana terdiam, benar jika dia tidak bekerja, dia tidak bisa mengirim uang untuk ibunya, tapi menikah dengan Dimas juga bukan pilihan yang tepat, bahkan dia tak mengenal Dimas. Pernikahan apa yang akan dia jalani nanti.
"Kau tenang saja, aku akan membayar mu lima kali lipat dari Vina. Selama kau menjadi kekasih bayaran ku. Deal!"
"Da...dari mana anda tahu, semua itu? Apa Vina memberi tahu anda?" tanya Nana dengan polosnya.
"Hahaha....itu hal kecil untukku, sayang." ucap Dimas.
"Bagaimana kau setuju?"
"Apa jika saya setuju, anda tidak akan melaporkan ini kepada ayahnya Vina? maksud saya soal kerjasama itu...."
"Tidak, aku orang yang tepat janji. Kau bisa pegang kata kataku."
"Be..berapa lama saya harus menjadi pacar bayaran anda?"
"Tiga bulan dan aku akan membayarmu lima kali lipat dari Vina."
Lima kali lipat, berarti lima puluh juta, aku hanya perlu berpura pura, lagipula tidak akan lama, hanya tiga bulan. Semangat Nana kau pasti bisa. Uang segitu bisa aku kirim ke kampung untuk membeli sawah.
Heheeh....ok aku setuju. Jiwa matre ku meronta ronta mendengar lima puluh juta.
"Deal" jawab Nana
"Tugas pertama seorang pacar adalah menemani kekasihnya kemanapun pergi, bersikap mesra di depan orang lain, khususnya di depan nenek." lanjut Dimas.
"Oh ya, setelah pulang kerja nanti, ikut aku menemui nenek."
"Ok!" jawab Nana tersenyum lebar.
Setelah kepergian Nana, Dimas terdiam dan tersenyum. Saat di dalam lift, tanpa sadar dia mengenali aroma parfum yang Nana gunakan semalam saat menemuinya.
Tuhan sungguh berbaik hati padaku, aku tak perlu mencarinya, dia sudah berada di dekatku.
Nana, aku pasti akan mendapatkan mu, membuatmu jatuh cinta dan setelah itu kau akan mendapatkan balasan atas perbuatanmu padaku. Beraninya kau dan sahabat mu itu menipuku.
Dimas memulai aktivitasnya memeriksa laporan yang sudah menumpuk di mejanya. Di tengah fokusnya bekerja, dia kembali terbayang wajah imut Nana.
Manik hitam, yang ketakutan dan berkaca kaca , hidungnya tidak begitu mancung, tapi sangat cocok dengan wajahnyq yang imut, bibir mungil berwarna merah muda kelihatan menggoda untuk dicicipi, akh...kenapa aku jadi kepikiran dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
bunda fz
deal
2022-03-02
0
Lilis munney 2
janagan dendam dong nanti jadi bucin🤭
2022-02-14
1
Nurjannah Rajja
semoga Dimas gak jahat, balas dendamnya ngawinin aja🤣🤣🤣🤣
2022-01-23
1