Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini saatnya Sheril melakukan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke lingkungan masyarakat dengan secara aktif merumuskan, menganalisis, dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang terjadi pada lingkungan tempat KKN tersebut dilaksanakan.
Pada suatu malam, Sheril baru saja mau merebahkan tubuh lelahnya di sebuah kamar kecil tempatnya beristirahat. Tiba-tiba pintunya di ketuk dari luar. Dengan malas Sheril akhirnya terpaksa membukakan pintu kamarnya.
"Maaf ada apa ya?" Ucap Sheril heran menatap laki-laki yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Maaf Nona, tuan saya membutuhkan pertolongan anda, tangannya terluka saat ini, tolong Nona ... " ujar laki-laki itu dengan wajah memelas.
"Maafkan saya tuan, bukannya saya tidak mau, tapi ... "
Laki-laki itu langsung memotong ucapan Sheril.
"Nona, saya mohon ... saya sudah meminta tolong pada teman-teman anda, tapi mereka semua tidak bisa, saya berharap Nona bisa membantu saya," ujar laki-laki itu dengan wajah memelas.
Sheril menarik napas dalamnya. Ia juga merasa iba mendengar orang yang sangat membutuhkan pertolongan.
"Di mana posisi tuan mu itu?" Tanya Sheril.
"Ada di hotel sebelah sana Nona, ayo cepat, saya takut terjadi apa-apa dengannya," ujar laki-laki itu.
"B-baiklah," ucap Sheril ragu-ragu. Sheril langsung mengambil tas yang berisi peralatan medisnya dan pergi bersama laki-laki itu. Sheril tidak memikirkan akan hal buruk pada dirinya. Saat ini hanya hati baiknya saja yang berpikir positif akan menolong seseorang dengan ikhlas karena memang ini tanggung jawabnya untuk menolong masyarakat.
Dengan langkah yang lebar mereka menuju kamar yang entah siapa namanya, Sheril tidak mengenalnya. Ia mencium bau alkohol yang semerbak dari napas laki-laki itu, tapi Sheril tidak peduli, yang terpenting Sheril bisa menyelamatkannya.
Laki-laki itu duduk dengan tangan yang bersimbah d***h. Sheril langsung menghampiri dan segera memberikan pertolongan dengannya.
"Apa yang terjadi dengan mu tuan! Kenapa tanganmu sampai terluka, lukamu cukup dalam," ujar Sheril sibuk membersihkan lukanya, tanpa melirik wajah laki-laki itu.
Laki-laki itu hanya meringis kesakitan saat Sheril mulai mengoleskan alkohol di tangannya.
"Tahan tuan, ini memang sedikit perih," ujar Sheril menenangkan laki-laki itu.
"Nona, saya akan keluar sebentar, membeli makanan, kamu tunggu saya disini," ujar lelaki yang tadi, meminta bantuan pada Sheril.
"Baik tuan," jawab Sheril yang masih mengobati dan memerban tangan laki-laki itu.
"Maaf kan saya Nona," gumam laki-laki itu dalam hatinya, sambil menutup pintu kamar hotel.
Laki-laki yang tangannya terluka itu menatap Sheril dengan mata elangnya. Tapi sayang Sheril tidak mengetahui gelagatnya.
Lelaki itu menatap Sheril dari atas sampai bawah. Bibirnya tersenyum miring saat memperhatikan Sheril yang membalut lukanya.
"Saya butuh pertolongan mu Nona," ujar laki-laki itu dengan suara yang samar. Keringat dingin mengucur di pelipisnya.
"Iya ini saya lagi menolong dan menyelamatkan anda tuan," ujar Sheril menyudahi pekerjaannya. Ia menatap wajah laki-laki itu yang penuh dengan keringat. Sheril merasa heran, ia berpikir kalau lelaki ini sedang sakit.
"Antarkan saya kesana," ujarnya dengan suara yang berat, sambil menunjuk kearah spring bed.
Sheril pun tanpa keraguan membantu pria itu untuk berbaring.
"Panas, saya panas sekali," gumamnya sambil memejamkan mata.
"Tuan, ini AC nya sudah dingin sekali! Kenapa anda mengatakannya panas," ujar Sheril heran.
"S-saya butuh bantuan mu," ucap lelaki itu membuat Sheril mengernyitkan dahinya.
Laki-laki itu bangun dari tidurnya. Ia menatap Sheril dengan tatapan yang yang menakutkan. Sheril melangkah mundur. Namun tangan besar laki-laki itu lebih cepat menangkap tangan Sheril, hingga ia terjatuh di tubuh pria besar itu.
Pria itu langsung memeluknya dengan erat.
Sheril sangat terkejut ia sangat ketakutan saat ini.
"Tuan! Apa yang anda lakukan! Lepaskan saya!" Pekik Sheril memberontak dalam pelukan laki-laki itu.
Namun sayangnya. Laki-laki itu tidak menghiraukan ucapan Sheril, ia langsung menghujani Sheril dengan c****n kasarnya.
"Tuan! Jangan lakukan itu, saya mohon ... Hiks-hiks-hiks, lepaskan saya," ujar Sheril berusaha memberontak ingin melepaskan cengkraman laki-laki itu. Namun tubuh laki-laki itu lebih kuat darinya, Bahkan sedikitpun tubuh lelaki itu tidak bergerak saat Sheril mencoba mendorongnya.
"Diam lah Nona, percuma saja kamu memberontak hanya menghabiskan tenaga mu saja, sekarang cukup pasrah untuk melayani ku, aku sudah tidak tahan, aku terbawa pengaruh obat itu, jadi kamu harus melayani ku malam ini," ujar laki-laki itu dengan kejam.
"Hiks-hiks-hiks, kenapa harus saya tuan, kenapa harus saya yang anda korbankan!" Ujar Sheril dengan isak tangisnya.
Dengan gerakan cepat, lelaki itu merobek dan menghancurkan pakaian Sheril.
Sheril hanya bisa pasrah, melawan cengkraman laki-laki itu hanya menghabiskan tenaganya saja, kini Sheril hanya bisa menangis, melawan pria b*****k itu hanya sia-sia saja. Pertahanannya selama ini sudah hancur. Kesuciannya yang selama ini mati-matian ia jaga sudah hancur berkeping keping termasuk hidupnya.
Sheril menangis tersedu saat miliknya di paksa masuk oleh sesuatu yang mengerikan itu. Tak henti-hentinya Lelaki itu terus saja m*****nya. Lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Sheril. Pria itu seolah tidak sadarkan diri. Ia tidak menghiraukan perempuan yang terisak di sampingnya.
Sheril tau apa yang terjadi dengan lelaki itu. Tapi kenapa harus dirinya yang menjadi korbannya. Sheril merasakan nyeri di bagian sensitifnya. Matanya sembab meratapi nasibnya saat ini.
...----------------...
Sheril melirik laki-laki yang sudah menodainya. Laki-laki itu tertidur pulas seolah tanpa dosa setelah menggagahinya.
Sheril berjalan gontai meninggalkan kamar hotel.
Setelah sampai di kost kamar kecil miliknya, Sheril langsung mengemasi barang-barang miliknya. Karena saatnya para mahasiswa mengakhiri programnya.
Di perjalanan pulang. Elian memperhatikan sahabatnya yang tidak seperti biasanya. Matanya sembab seperti habis menangis.
"Sher, kamu kenapa?" Tanya Elian merasa khwatir, namun tidak ada jawaban dari Sheril. Elian melihat tatapan kosong dari sahabatnya itu. Di sudut lain, seseorang yang tersenyum penuh kebencian. Dia adalah Mira, Mira yang sangat menyukai Raffi yang sekarang ini menjadi kekasihnya Sheril.
Mira sangat membenci Sheril. Menurut Mira, Sheril lah yang menjadi penghalang cintanya. Karena Sheril, Raffi mengalihkan perhatiannya.
"Sheril!" Ucap Elian menyadarkan lamunannya.
"Ah i-iya, ada apa?" Ucap Sheril terbata-bata.
"Dari tadi aku nanya, kamu kenapa? Sepertinya kamu habis menangis, ada apa?" Tanya Elian menatap wajah sahabatnya itu.
"Aku tidak kenapa-kenapa Elin, aku hanya kelelahan, aku capek banget," keluh Sheril agar sahabatnya itu tidak mencurigainya.
"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," ucap Elian masih tidak yakin akan jawaban sahabatnya itu, pasti ada sesuatu yang ia tutupinya.
Setibanya di apartemen miliknya, Sheril langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia memikirkan apa yang sudah terjadi dengannya. Sheril ingat kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan berharap yang terbaik buat masa depannya. Tidak begitu lama, akhirnya Sheril pun tertidur dalam kesedihannya.
Ini karya dari hasil meras otak dan pikiran ya reader. jadi tekan vote dan like setelah membacanya. jangan lupa dukungannya dengan cara memberikan GIF sebagai hadiah buat author ya.
❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
YuLie YoeLieta
kasihan banget sama sheril niat hati ingin menolong malah kena musibah😥😥
2021-12-08
1
Siti Hajijah
masih nyimak
2021-11-19
0