Pertama masuk kampus

Sheril terbangun saat jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi. Sheril langsung mengedarkan pandangannya. Ia baru sadar kalau dia berada jauh dari keluarganya. Sheril langsung beranjak dari tempat tidurnya, ia langsung ke-kamar mandi. Setelah itu menunaikan kewajibannya.

Sheril memang anak yang selalu di ajarkan patuh dengan agama yang dipercayainya. Sejak kecil ia di ajarkan tentang kebaikan oleh kedua kakek dan neneknya. Selesai melakukan ibadahnya, Sheril langsung pergi ke dapur membuat makanan untuk mengganjal perutnya.

"Aku belum menelpon Nenek, habis ini aku akan menelponnya," ujar Sheril berbicara sendiri.

Sheril tersenyum saat masakannya telah selesai. Ia langsung menatanya di atas meja, setelah itu barulah ia menelpon neneknya.

"Nenek!" Seru Sheril saat neneknya langsung mengangkat telpon darinya.

"Cucu nenek! Kamu sudah bangun, Nak," ujar neneknya di seberang sana.

"Iya, Nek. Bahkan Sheril sudah masak," ucapnya girang.

"Anak pintar, jam berapa kamu sampai, Nak? Dan bagaimana keadaan mu? Apa kamu ada kesulitan?" Tanya neneknya bertubi-tubi.

"Nenek! Kalu bertanya itu satu-satu, yang mana harus Sheril jawab duluan," ujar Sheril.

"Ya sudah. Bagaimana keadaanmu?" Ujar neneknya mengulangi pertanyaannya.

"Sheril baik, Nek, jam 8 tepat Sheril sudah tiba di apartemen, dan Sheril langsung tertidur," ucapnya.

"Bagaimana di sana? Apa kamu betah, Nak?" Tanya neneknya lagi.

"Sheril belum tau, Nek, yang jelas tempatnya nyaman. Salam sama kakek ya Nek," ujar Sheril lagi.

"Iya, nanti nenek sampaikan, kamu sudah sholat, Nak," ujar neneknya mengingatkan Sheril untuk tetap beribadah.

"Sudah, Nek. Sudah dulu Nek, jaga kesehatan, Sheril tutup dulu telponnya, Sheril mau mandi dan siap-siap mau ke kampus," ujarnya.

Setelah menghubungi neneknya, Sheril langsung bergegas mandi. Habis mandi dan berpakaian yang sopan, ia pun langsung sarapan dan akan segera menuju

...****************...

Sheril merasa tegang dan senang terbalut menjadi satu. Senang karena akan berstatus sebagai mahasiswa meskipun itu baru. Dan merasa tegang karena masih bingung harus bagaimana bersikap, mengingat itu hari pertama kuliah. Sheril datang lebih awal, karena ia tidak ingin ketinggalan awal kuliahnya.

Menjalani hari pertama kuliah, dapat menjadi saat yang sangat mengesankan bagi banyak mahasiswa baru. Termasuk seorang Sheril, perasaanya tiba-tiba muncul bercampur aduk di dalam benaknya. Termasuk perasaan sedikit gelisah dan gugup.

Tentunya, awal masuk kuliah menjadi momen baru bagi Sheril. Memasuki kegiatan perkuliahan berarti punya lingkungan baru, teman baru, sistem pembelajaran baru, bahkan tanggung jawab baru.

Sheril menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembusnya dengan pelan.

Tidak lupa ia mengucapkan Bismillah saat ingin memasuki area kampusnya.

Sheril memandangi sekeliling gedung kampus yang indah dan megah.

"Kampus ini luas sekali, bagaimana aku cepat menghapal nama-nama ruangannya?" Batin Sheril. Kampus UNIB.G. Sheril berniat untuk mengenali lingkungan kampusnya dahulu. Ia mengelilingi dan mencari tahu dimana letak ruangan yang penting ia ketahui.

Apa lagi tidak ada seorang pun yang di kenalnya di kampus, pasti ia merasa sendirian. Saat Sheril berada di gedung kampus, mahasiswa belum begitu banyak, karena masih terlalu pagi.

"Hai ... anak baru ya?" Tanya seseorang mengejutkan aktivitas Sheril yang lagi berdiri di depan ruangan perpustakaan.

Sheril langsung menoleh ke sumber suara. Ia langsung tersenyum kepada pemilik suara yang menegurnya barusan.

"Iya, saya baru pertama kali masuk dan datang kesini," ujar Sheril ramah.

Laki-laki berkacamata itu mengangguk anggukkan kepalanya tanda ia mengerti apa yang di ucapkan Sheril.

"Kamu jurusan apa?" Tanya laki-laki itu lagi.

"Kedokteran," jawab Sheril singkat.

"Wah! Kita satu jurusan!" Ujar lelaki itu kegirangan.

Sheril tersenyum melihat tingkah lelaki itu.

"Tapi, aku kating kamu," ujarnya kembali memelankan suaranya.

"Kita belum berkenalan kak, perkenalkan nama ku: Sheril," ujar Sheril tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya.

"Nama ku Angga," ujar lelaki itu membalas uluran tangan Sheril.

"Senang bertemu dengan mu," ujar Sheril.

"Kalau ada kesulitan, kamu bisa bertanya padaku," ujar Angga menawarkan.

"Makasih ya kak. Kamu baik banget," ujar Sheril masih dengan senyumannya.

"Masih mau keliling atau mau ngobrol," ujar Angga lagi.

"Em ... sepertinya saya masih mau melihat-lihat," ujar Sheril lagi.

"Mau di temani?" Ujar Angga menawarkan.

"Boleh, kalau itu tidak merepotkan kakak," ujar Sheril senang.

"Tidak. Kebetulan saya juga belum ada kegiatan," ucap Angga senang.

"Ayo kita kesana! Saya akan menunjukkan ruangan dosen dan yang lainya," ujar Angga.

Mereka menelusuri lingkungan kampus. Satu persatu Angga menunjukkan ruangan terpenting di kampusnya.

Mereka juga bertukar cerita satu dan yang lainnya.

"Kenapa kamu memilih universitas ini?"

pertanyaan Angga membuat Sheril terdiam sesaat. Lalu Sheril tersenyum dan berujar, "saya juga tidak menyangka akan kuliah di sini, kemarin juga saya sempat menolaknya," ujar Sheril membuat Angga mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Menolak? Maksudnya?" Ucap Angga ingin tau.

"Ah tidak maksudku, setelah lulus SMA saya berencana ingin istirahat dulu, tapi keluarga ku memaksa agar tidak menunda-nunda masalah pendidikan," ujar Sheril.

"Keluarga mu benar, pendidikan adalah masa depan kita," ujar Angga meyakinkan.

"Ayo, kita kesana! Sepertinya acaranya sudah mau di mulai," ujar Angga melirik Sheri.

Sheril dan Angga langsung menghampiri para mahasiswa yang sudah berkumpul, dan ikut serta di dalamnya.

Angga mengingatkan Sheril sebelum ia bergabung dengan mahasiswa lainnya.

"Ingat, kamu harus mengikuti kegiatan ospek sampai dengan selesai," ucap Angga yang di anggukkin langsung oleh Sheril.

Saat acara di mulai, mahasiswa baru di sambut layaknya tamu kampus.

Acara ini di pimpin oleh kakak tingkat fakultas dan jurusan masing-masing.

Banyak yang Sheril temukan dalam acara itu, mulai dari kakak tingkat yang angkuh dan sombong.

Dengan cepat dan cermat, Sheril sudah mengenali lingkungan kampusnya, ia juga sudah mengenali dosennya. Bahkan Sheril sudah mendapatkan teman yang satu tingkat dengannya yang bernama Elian.

Walau pun baru kenal, tapi Sheril dan Elian sudah seperti sahabat yang cukup lama kenal.

"Kamu tinggal di mana?" Tanya Elian membuka percakapan saat mereka duduk di kantin untuk beristirahat dan memakan sesuatu untuk mengganjal perut mereka.

"Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari sini," ucap Sheril dengan senyum tipisnya.

"Oh, boleh dong aku mampir," ujar Elian menatap Sheril.

"Ya boleh lah," ucap Sheril sambil menyeruput es teh yang di pesannya barusan.

"Oke, kapan-kapan aku akan mampir," ujar Elian lagi.

...****************...

Hari-hari pun di lalui Sheril dan teman-temannya. Mereka sudah selesai melakukan kegiatan/acara ospek. Mereka pun sudah mengenal satu sama lainnya meskipun tidak akrab, setidaknya mereka bisa saling menyapa saat bertemu di luaran.

Begitu pun dosen, mereka satu persatu sudah mengenalnya.

Sheril sedikit lega. Karena tidak ada yang terlalu sulit baginya. Ia pun melalui hari-hari kuliahnya dengan mudahnya.

jangan pelit untuk vote dan like ya.

Terpopuler

Comments

YuLie YoeLieta

YuLie YoeLieta

nyimak kk

2021-12-08

0

yuanita

yuanita

sering up thor

2021-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aktifitas pagi hari
3 Kota metropolitan
4 Pertama masuk kampus
5 kembali ke apartemen.
6 Alzian
7 Lounge
8 Mencari tahu
9 pertengkaran
10 air mata Sheril
11 di rumah sahabat
12 Ketahuan hamil
13 ide rujak
14 penguntit
15 rencana kerja
16 pertama kerja
17 Relaks coffee
18 penculikan Sheril
19 Aku adalah suamimu
20 Kehilangan sahabat
21 Orang yang sama
22 Bukan siapa-siapa
23 Tekanan batin
24 Mulai membaik
25 Nona cantik
26 Taman yang indah
27 Masih di taman
28 Mertua yang menyebalkan
29 Pulang
30 Mencari bibi
31 panik
32 Dari klinik
33 Tidak suka penolakan
34 Kemana?
35 Pusing
36 mulai merasakan
37 Sebuah syarat
38 Memeluk Zian
39 SAH
40 tidak punya otak
41 merasa risih
42 keluar VillaZa
43 suami atau orang lain
44 perasaan
45 Sebelum pergi
46 kampung halaman
47 Gelisah
48 Ketegangan
49 kampung part 2
50 ranjang yang sempit
51 Kusut
52 Mama mertua
53 Tidak ingin bercerai
54 merubah sikap
55 Sarapan pagi
56 Rasa takut
57 Menunda keinginan istri
58 senyuman Sheril
59 kamu itu istriku
60 ungkapan Sheril
61 pengakuan
62 merasa aneh
63 kekacauan di meja makan
64 mengingat masa lalu
65 terhipnotis
66 ngk enak hati
67 kesal
68 meminta maaf
69 mall
70 siapa dia
71 mimpi
72 minta di temani
73 sabun mandi
74 tidur di sofa
75 finishing
76 Belanja
77 melihat rumah baru
78 ingin membuktikan
79 Emosi Ririn
80 Kedatangan sahabat
81 Ririn
82 90
83 100
84 101
85 102
86 103
87 104
88 105
89 106
90 107
91 108
92 109
93 110
94 111
95 112
96 113
97 114
98 115
99 116
100 117
101 118
102 119
103 120
104 121
105 122
106 123
107 124
108 125
109 126
110 127
111 128
112 129
113 120
114 121
115 122
116 123
117 124
118 125
119 126
120 127
121 128
122 129
123 123
124 Menyesali
125 124
126 Draft
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Prolog
2
Aktifitas pagi hari
3
Kota metropolitan
4
Pertama masuk kampus
5
kembali ke apartemen.
6
Alzian
7
Lounge
8
Mencari tahu
9
pertengkaran
10
air mata Sheril
11
di rumah sahabat
12
Ketahuan hamil
13
ide rujak
14
penguntit
15
rencana kerja
16
pertama kerja
17
Relaks coffee
18
penculikan Sheril
19
Aku adalah suamimu
20
Kehilangan sahabat
21
Orang yang sama
22
Bukan siapa-siapa
23
Tekanan batin
24
Mulai membaik
25
Nona cantik
26
Taman yang indah
27
Masih di taman
28
Mertua yang menyebalkan
29
Pulang
30
Mencari bibi
31
panik
32
Dari klinik
33
Tidak suka penolakan
34
Kemana?
35
Pusing
36
mulai merasakan
37
Sebuah syarat
38
Memeluk Zian
39
SAH
40
tidak punya otak
41
merasa risih
42
keluar VillaZa
43
suami atau orang lain
44
perasaan
45
Sebelum pergi
46
kampung halaman
47
Gelisah
48
Ketegangan
49
kampung part 2
50
ranjang yang sempit
51
Kusut
52
Mama mertua
53
Tidak ingin bercerai
54
merubah sikap
55
Sarapan pagi
56
Rasa takut
57
Menunda keinginan istri
58
senyuman Sheril
59
kamu itu istriku
60
ungkapan Sheril
61
pengakuan
62
merasa aneh
63
kekacauan di meja makan
64
mengingat masa lalu
65
terhipnotis
66
ngk enak hati
67
kesal
68
meminta maaf
69
mall
70
siapa dia
71
mimpi
72
minta di temani
73
sabun mandi
74
tidur di sofa
75
finishing
76
Belanja
77
melihat rumah baru
78
ingin membuktikan
79
Emosi Ririn
80
Kedatangan sahabat
81
Ririn
82
90
83
100
84
101
85
102
86
103
87
104
88
105
89
106
90
107
91
108
92
109
93
110
94
111
95
112
96
113
97
114
98
115
99
116
100
117
101
118
102
119
103
120
104
121
105
122
106
123
107
124
108
125
109
126
110
127
111
128
112
129
113
120
114
121
115
122
116
123
117
124
118
125
119
126
120
127
121
128
122
129
123
123
124
Menyesali
125
124
126
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!