Aktifitas pagi hari

Dengan hati yang riang. Sheril membawa kelulusan dengan nilai tertinggi. Tampak wajah gembiranya menyunggingkan senyumannya saat sampai di rumah kakek dan neneknya.

"Nenek! Sheril lulus dengan nilai yang sheril harapkan," ungkap Sheril berbinar langsung memeluk neneknya yang lagi bergulat di dapur.

Neneknya yang bernama Mala itu tersenyum dan membalas pelukan cucunya dengan erat.

"Mana, coba nenek lihat," ujar neneknya dengan senang.

Nenek Mala tersenyum bangga pada prestasi cucu perempuannya. Kemudian ia memeluknya dengan erat.

"Selamat atas kelulusan mu ya, Nak," ujar neneknya membelai rambut Sheril dengan lembut.

"Mana Kakek, Nek," tanya Sheril kemudian.

"Dimana lagi kalau bukan di belakang," ujar neneknya.

"Kalau begitu Sheril akan beritahu Kakek sekarang juga," ucap Sheril gembira.

"Kakek!" Teriak Sheril, Ia meneriaki kakeknya yang lagi memberi makan ikan-ikannya.

Setelah mendekat, Sheril langsung menceritakan maksudnya berteriak seperti itu.

"Kek, Sheril lulus, dan lihat nilai sheril yang paling tinggi," ujar Sheril girang.

"Wah ... cucu kakek memang hebat ya, kakek bangga pada mu, Nak," ujar kakek Sheril yang bernama Samit.

"Ayo kita makan dahulu," ujar nenek Mala sambil membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk. Nenek Mala membawa makanan itu ke pondok yang ada di sudut kolam ikan kakeknya. Mereka memang sering menghabiskan makanya di pondok bambu setengah tiang itu. Pondok atau gazebo itu di buat sendiri oleh kakek Samit.

Nenek Mala segera menata makanannya di atas tikar kecil, di bantu oleh Sheril. Dengan goreng ikan, tempe dan tahu, sambel terasi kesukaan cucunya, nenek mala tidak lupa menyiapkan lalapan timun dan sedikit daun kemangi, di tambah nasi panas dan juga gorengan pete kesukaan kakek Samit. Nenek Mala juga menambahkan tumisan sayur kangkung.

"Wah Nenek! Masakan mu selalu menggugah seleraku, aku sudah tidak sabaran ingin mencicipinya," ujar Sheril berbinar.

Nenek Mala tersenyum mendengar pujian dari cucunya itu. "Ayo, makanlah segera jika kamu sudah sangat lapar," ujar nenek.

Mereka makan dengan sangat lahapnya sambil memandangi ikan ikan yang berkeliaran di dalam kolam kakek Samit. Kakek Samit sudah lama ternak ikan. Setiap minggu kakek Samit menjual ikan ikannya. Sementara istrinya kakek, setiap hari masak kue untuk di pasarkan di warung warung kecil ataupun di sekolah. Sheril pun selalu membatu nenek Mala untuk memasarkannya. Sheril juga membawa kue dagangannya kesekolah dan di titipkan di kantin sekolahnya. Sheril merasa sangat senang membantu neneknya.

Dari hasil itulah mereka bisa makan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Apa rencana mu setelah ini, Nak?" Tanya kakek setelah mereka menghabiskan makanannya.

Sheril terdiam sejenak. "Sheril belum tau, Kek. Yang jelas Sheril akan istirahat sebentar."

Kakek dan Nenek menatap sheril. "Kami ingin kamu tetap melanjutkan ke perguruan yang lebih tinggi lagi, Nak, sangat di sayangkan kalau tidak. Prestasimu sangat bagus," ucap kakek Sheril.

Sheril menundukkan wajahnya. "Iya, Kek. Tapi biaya kuliah itu cukup besar dan mahal, kita perlu mempertimbangkannya lagi, yang jelas Sheril ingin istirahat dahulu," ujar Sheril.

"Iya, Nak. Tapi kakek dan nenekmu mampu untuk membiayai kuliah mu, iya kan, Nek," ujar kakek Samit melirik istrinya.

"Sayang, nenek dan kakek sangat menyayangi mu, nenek cukup uang untuk membiayai kuliah mu nanti, kamu tidak usah khwatir soal itu," ujar nenek Mala meyakinkan cucu semata wayangnya.

"Tidak nenek. Simpan saja uang kalian, Sheril akan mencari pekerjaan nanti, dan setelah tabungan Sheril cukup, barulah Sheril akan melanjutkan pendidikan Sheril," imbuhnya.

...****************...

Pagi hari yang cerah. Seperti biasa Sheril selalu bangun pagi, walaupun ia tidak berangkat sekolah.

Menurut Sheril, pagi hari adalah waktu yang harus di manfaatkan sebaik mungkin, Pasalnya, pagi hari seringkali dilalui dengan penuh semangat dan suka cita. Pagi yang segar, juga menjadikan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas.

Sheril membantu neneknya membuat kue jajanan untuk di titipkan di warung ataupun di kantin sekolah. Hari ini kakeknya tidak lagi mengantar istrinya untuk mengantar titipan kuenya, karena Sheril lah yang menggantikannya.

Dengan semangat Sheril menyusun kue kuenya di dalam box.

"Nenek, biar Sheril aja yang mengantar kue ini, nenek di rumah saja," ujar Sheril bersemangat.

"Apa kamu yakin, Nak?" Ujar neneknya.

"Iya, Nek, Sheril bisa kok," ujar Sheril lagi.

"Ya sudah, ini catatan titipan kue kemarin, jangan lupa kamu ambil uangnya ya," ujar neneknya menjelaskan pada Sheril.

"Siap, Nek," ujar Sheril lagi.

"Kamu hati-hati ya, Nak!" Ujar neneknya setengah meneriaki cucunya.

"Iya, Nek, Sheril berangkat dulu!" Ujarnya.

Sheril mengendarai motor metiknya untuk membawa bermacam-macam kue buatannya bersama neneknya. Ia menitipkan kue kuenya dengan semangat.

"Neneknya kenapa ngk ikut Sheril," ucap ibu yang punya warung itu dengan ramah.

"Ngk aja Bu, Biar Sheril saja yang mengantar setiap paginya, karena Sheril juga ngk berangkat sekolah,"

"Oh sudah selesai sekolahnya?" Tanya ibu yang bernama Ami itu.

"Iya Bu, Alhamdulillah sudah tamat," ujar Sheril lagi.

"Ngk lanjut kuliah Sher?" Tanya Ibu itu lagi.

"Belum tau Bu, Sheril mau istirahat dulu," ujar Sheril.

"Ini uang kue kemarin, semuanya habis," ujar ibu Ami tersenyum ramah.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak bu, saya langsung pamit," ujar Sheril.

"Iya, hati-hati ya, Nak," ucap bu Ami.

Sheril hanya menganggukkan kepalanya saja, sambil tersenyum menoleh ibu Ami.

Dengan perasaan riang Sheril kembali kerumah habis mengantar kue kuenya.

"Nenek!" Seru Sheril, ia mendapati neneknya sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk mereka.

"Kamu sudah pulang, Nak," ujar neneknya menoleh Sheril.

"Iya, Nek." Ujar Sheril sambil meletakkan box kue yang kosong di tempat cucian. Lalu Sheril merogoh saku celananya.

"Nenek. Ini uang hasil jualan kemarin, semuanya habis, Nek," ujar Sheril tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah, coba kamu hitung berapa jumlah semuanya," ujar neneknya yang masih berkutat di dapur.

Sheril menghitung nya dengan teliti, mulai dari uang receh dan pecahan 50 ribuan ada juga yang seratus ribuan.

"Semuanya 570 ribu, Nek!" Seru Sheril girang. Karena biasanya sehari hanya mendapatkan 280-300 ribu saja.

Nenek Mala menghampiri Sheril, dan Sheril menyerahkan uang itu pada neneknya.

"Ini simpan untuk mu, Nak, siapa tau kamu ada keperluan," ujar neneknya memberikan uang sejumlah 300 ribu buat Sheril.

"Tidak, Nek. Simpan saja sama nenek," ujar Sheril menolaknya.

Sheril memang begitu, setiap kali neneknya memberikan uang untuk di simpan, ia pasti menolaknya. Sheril paling akan meminta uang kapan ada keperluan di sekolahnya saja. Tapi nenek Mala sangat mengerti akan cucu kesayangannya itu. Ia memenuhi segala kebutuhan cucunya tanpa di minta Sheril. Dengan begitu Sheril tidak bisa menolaknya.

vote ✅

like ✅

komen ✅

jangan lupa berikan hadiah buat author ya.

Terpopuler

Comments

Inru

Inru

Mampir Kk

2022-07-23

0

YuLie YoeLieta

YuLie YoeLieta

sheril semangat terus😘😘

2021-12-08

0

꧁🦂⃟ΔᷤтᷤιᷫκαнŞʏαяιғʜ֟͜͡ᴠ꧂✔️

꧁🦂⃟ΔᷤтᷤιᷫκαнŞʏαяιғʜ֟͜͡ᴠ꧂✔️

masih Menyimak Thor

2021-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aktifitas pagi hari
3 Kota metropolitan
4 Pertama masuk kampus
5 kembali ke apartemen.
6 Alzian
7 Lounge
8 Mencari tahu
9 pertengkaran
10 air mata Sheril
11 di rumah sahabat
12 Ketahuan hamil
13 ide rujak
14 penguntit
15 rencana kerja
16 pertama kerja
17 Relaks coffee
18 penculikan Sheril
19 Aku adalah suamimu
20 Kehilangan sahabat
21 Orang yang sama
22 Bukan siapa-siapa
23 Tekanan batin
24 Mulai membaik
25 Nona cantik
26 Taman yang indah
27 Masih di taman
28 Mertua yang menyebalkan
29 Pulang
30 Mencari bibi
31 panik
32 Dari klinik
33 Tidak suka penolakan
34 Kemana?
35 Pusing
36 mulai merasakan
37 Sebuah syarat
38 Memeluk Zian
39 SAH
40 tidak punya otak
41 merasa risih
42 keluar VillaZa
43 suami atau orang lain
44 perasaan
45 Sebelum pergi
46 kampung halaman
47 Gelisah
48 Ketegangan
49 kampung part 2
50 ranjang yang sempit
51 Kusut
52 Mama mertua
53 Tidak ingin bercerai
54 merubah sikap
55 Sarapan pagi
56 Rasa takut
57 Menunda keinginan istri
58 senyuman Sheril
59 kamu itu istriku
60 ungkapan Sheril
61 pengakuan
62 merasa aneh
63 kekacauan di meja makan
64 mengingat masa lalu
65 terhipnotis
66 ngk enak hati
67 kesal
68 meminta maaf
69 mall
70 siapa dia
71 mimpi
72 minta di temani
73 sabun mandi
74 tidur di sofa
75 finishing
76 Belanja
77 melihat rumah baru
78 ingin membuktikan
79 Emosi Ririn
80 Kedatangan sahabat
81 Ririn
82 90
83 100
84 101
85 102
86 103
87 104
88 105
89 106
90 107
91 108
92 109
93 110
94 111
95 112
96 113
97 114
98 115
99 116
100 117
101 118
102 119
103 120
104 121
105 122
106 123
107 124
108 125
109 126
110 127
111 128
112 129
113 120
114 121
115 122
116 123
117 124
118 125
119 126
120 127
121 128
122 129
123 123
124 Menyesali
125 124
126 Draft
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Prolog
2
Aktifitas pagi hari
3
Kota metropolitan
4
Pertama masuk kampus
5
kembali ke apartemen.
6
Alzian
7
Lounge
8
Mencari tahu
9
pertengkaran
10
air mata Sheril
11
di rumah sahabat
12
Ketahuan hamil
13
ide rujak
14
penguntit
15
rencana kerja
16
pertama kerja
17
Relaks coffee
18
penculikan Sheril
19
Aku adalah suamimu
20
Kehilangan sahabat
21
Orang yang sama
22
Bukan siapa-siapa
23
Tekanan batin
24
Mulai membaik
25
Nona cantik
26
Taman yang indah
27
Masih di taman
28
Mertua yang menyebalkan
29
Pulang
30
Mencari bibi
31
panik
32
Dari klinik
33
Tidak suka penolakan
34
Kemana?
35
Pusing
36
mulai merasakan
37
Sebuah syarat
38
Memeluk Zian
39
SAH
40
tidak punya otak
41
merasa risih
42
keluar VillaZa
43
suami atau orang lain
44
perasaan
45
Sebelum pergi
46
kampung halaman
47
Gelisah
48
Ketegangan
49
kampung part 2
50
ranjang yang sempit
51
Kusut
52
Mama mertua
53
Tidak ingin bercerai
54
merubah sikap
55
Sarapan pagi
56
Rasa takut
57
Menunda keinginan istri
58
senyuman Sheril
59
kamu itu istriku
60
ungkapan Sheril
61
pengakuan
62
merasa aneh
63
kekacauan di meja makan
64
mengingat masa lalu
65
terhipnotis
66
ngk enak hati
67
kesal
68
meminta maaf
69
mall
70
siapa dia
71
mimpi
72
minta di temani
73
sabun mandi
74
tidur di sofa
75
finishing
76
Belanja
77
melihat rumah baru
78
ingin membuktikan
79
Emosi Ririn
80
Kedatangan sahabat
81
Ririn
82
90
83
100
84
101
85
102
86
103
87
104
88
105
89
106
90
107
91
108
92
109
93
110
94
111
95
112
96
113
97
114
98
115
99
116
100
117
101
118
102
119
103
120
104
121
105
122
106
123
107
124
108
125
109
126
110
127
111
128
112
129
113
120
114
121
115
122
116
123
117
124
118
125
119
126
120
127
121
128
122
129
123
123
124
Menyesali
125
124
126
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!