Rania mengerjapkan matanya beberapa kali,menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, ia langsung bangun terus turun dari atas ranjang tempat ia tidur, kamarnya lumayan besar tidak seperti kamar pembantu pada umum nya, kasurnya empuk, terus ada lemari pakaian dan meja rias kecil deket jendela, kamarnya langsung mengarah ke arah taman,"apakah kalo orang kaya gini ya, kamar pembantu aja sebagus ini apalagi kamar utama gimana bagusnya,ini mah jauh banget kalo di bandingin kamar aku yang di kampung." Ucap batin Rania.
Tok... Tok... Tok
Tiba-tiba terdengar ada yang ngetuk pintu kamarnya, Rania bergegas membuka pintu kamarnya, di hadapan nya berdiri perempuan yang kelihatan nya sudah dewasa, Rania yang belum mengenal siapa-siapa di rumah itu cuma tersenyum canggung.
"Neng Kata bi Tuti kalo sudah bangun di tunggu di dapur. "ucap wanita itu.
"Euh iya, mba siapa namanya? "tanya Rania sambil berjalan di samping nya.
"Nama saya Yanti Neng, Neng sendiri siapa namanya? "tanya Yanti.
"Saya Rania mbak, mbak kerja di sini ya? Apa gimana? "tanya Rania.
"Iya Neng, saya sudah satu(1) tahun kerja di sini. "jawab Yanti.
"Panggil Rania aja mbak, biar akrab."ucap Rania ramah.
Akhirnya mereka sampai di dapur yang luas dan mewah, lagi-lagi Rania bengong melihat dapur yang begitu mewah,yang biasa nya cuma bisa melihat nya di tivi. Di sana sudah ada bi Tuti dan dua(2) orang wanita yang usianya tidak jauh dari wanita yang memanggil Rania ke kamarnya. Bik Tuti memperkenalkan Rania sama temen-teman nya yang kerja di rumah mewah itu.
"Ran Uwa kenalin temen-temen Uwa yang kerja sini sama Uwa, kamu harus kenal dan akur ya sama mereka,nanti kan kalo Uwa udah pulang ke subang kamu bakal disini sama mereka. "kata bik Tuti.
"Semuanya kerja di sini ya wa? "tanya Rania.
"Iya Ran, cuma beda-beda tugas nya, semua udah punya tugas masing-masing, jadi kamu tidak akan capek karena ga kerja sendirian Ran. "Jawab bik Tuti.
Mereka pun berkenalan dan mengobrol pengalaman masing-masing. Rania cuma punya tugas ngebangunin anak nya bu Renata di pagi hari, karena tugas yang lain masih di kerjakan bik Tuti selama belum pulang ke kampung nya.
Rania sampai masang alarm karena takut kesiangan untuk mengerjakan tugas pertamanya, ia masih ingat kata-kata Uwa nya yang bilang "Den Lucas orang nya di Siplin Ran, kamu jangan sampai telat bangunin nya ya, keliatan nya dia itu galak, judes dan dingin, padahal aslinya orang nya baik dan lembut,cuma kita harus sabar aja,nanti juga terbiasa ko Ran."Kata-kata itu terngiang di telinga Rania.
subuh-subuh Rania sudah bangun terus bantuin Uwanya bikin sarapan buat majikan nya. Sesudah sarapan tersaji di meja makan Rania di suruh Uwanya buat bangunin Lucas di kamar nya.
"Kamar nya di lantai 2 Ran, yang pas deket tangga ya, awas jangan salah. "kata bikTuti.
"Wa Rani takut ni, orang nya ga akan nyiksa aku kan wa? "Tanya Rania gugup.
"Engga, kamu tuh keseringan nonton sinetron sih jadi pikiran nya kemana-mana. Sudah sana cepat bangunin, ntar telat marah lo den Lucas nya."Ucap bik Tuti.
Rania bergegas menaiki anak tangga dengan gugup karena baru pertama kali mau ngebangunin seorang laki-laki, apalagi orang nya belum pernah ia temui. Sepanjang anak tangga ia memikirkan anak majikan nya."ia kejam ga ya, ya tuhan semoga orang nya baik jangan sampai aku di pukul."Ucap batin Rania.
Ia berhenti di depan sebuah pintu kamar yang di bilang Uwa nya tadi, ragu-ragu ia masuk tanpa mengetuk pintu dulu karena ia yakin pemiliknya belum bangun, makanya ia di suruh bangunin,kamar yang begitu luas dan rapi, di tengah-tengah nya terdapat ranjang king size, di atas kasurnya seorang laki-laki dengan selimut tebal membungkus tubuhnya sedang nyenyak tidur, Rania bingung apa yang harus ia perbuat sekarang. Bagai mana cara nya ia membangunkan majikan nya itu. Rania pun pelan-pelan mendekat ke arah ranjang dan setelah dekat ia mengguncang badan Lucas.
"Tuan bangun"ucap Rania gugup. "susah banget sih dibangunin nya tidurnya nyenyak banget, padahal kalau di kampung udah pada ke mana jam segini tuh." Batin Rania.
menggerutu.
Rania pun memberanikan diri menusuk-nusuk tangan nya Lucas. Akhirnya Lucas membuka mata,Lucas terlonjak kaget setelah memperhatikan orang yang membangun kan nya ternyata bukan bi Tuti yang biasa membangunkan nya.
"Heh! Siapa kamu kenapa ada di kamar saya?! "bentak Lucas.
"Aduh tuan jangan teriak-teriak dong, nanti orang-orang berpikir saya ngapa-ngapain tuan lagi, saya baru pertama kerja tidak mau bikin masalah. "ucap Rania jengkel karna sudah di bentak majikan nya.
"Kamu siapa? Kenapa bukan bibi yang bangunin saya, malah orang asing lagi yang bangunin. "ucap Lucas sambil memandang Rania.
"Saya Rania tuan, ponakan nya Wa tuti, Wa Tuti tadi yang nyuruh saya buat bangunin tuan."ucap Rania.
"Kalo tau majikan nya galak dan suka bentak-bentak oga saya tadi nurutin Uwa. "gumam Rania.
"Ngomong apa kamu? "teriak Lucas ia mendengan omongan Rania meskipun pelan.
"Eng..engga tuan, tadi saya bilang tuan cepat mandi nyonya sama tuan sudah menunggu di bawah. "ucap Rania ngeles.
"Telinganya sensitif banget sih, padahal aku ngomong nya pelan banget tapi I masih denger, hebat orang kaya."Ucap batin Rania.
"Ya sudah kamu keluar sana,bilangin mama saya mandi dulu. "ucap Lucas.
Rania buru-buru keluar dari kamar itu, ia tidak ingin lama-lama berhadapan sama mahluk yang nyebelin dan suka marah-marah. Tapi setelah di depan pintu ia menyembulkan kepalanya kedalam kamar itu.
"Tuan jangan tidur lagi, saya tidak mau di suruh bangunin lagi cape naik tangga nya. "ucap Rania.
Lucas yang mau buka baju pun tidak jadi melihat kepala Rania yang menyembul di celah pintu kamarnya.
"Dasar bocah gendeng. "ucap Lucas sambil melemparkan bantal ke arah pintu tapi dengan cepat Rania menutup pintu jadi tidak jadi sasaran bantal itu.
"Ko bisa bibi punya ponakan kaya gitu ya amit-amit." Ucap batin Lucas.
Setelah memastikan tuan nya bangun,Rania buru-buru menuruni anak tangga, pas melewati ruang makan ia melihat sudah ada dua orang yang duduk di meja makan, ya itu Bu Renata dan satu laki-laki paruh baya yang baru ia lihat, pasti itu suaminya nyonya Renata, kan kata Uwa cuma ada mereka bertiga di sini, Sapa ga ya, aku malu banget,takut salah. Batin Rania.
"Pagi Tuana, nyonya. "Rania memberanikan diri menyapa Majikan nya.
"Pagi juga Nak, sini duduk."ucap bu Renata.
"Eng... Engga usah nyonya, saya berdiri aja.
"Ucap Rania gugup ia merasa tak pantas duduk satu meja sama majikan nya.
"Duduk aja,saya mau nanya-nanya. "kata Renata sambil menuntun Rania ke kursi di samping dirinya.
"Ini pa yang mama bilang kemaren, gimana menurut papa? "tanya bu Renata pada suaminya.
Suaminya tidak menjawab,ia malah memperhatikan Rania Dengan intens,kaya yang lagi menilai dari segala sisi.
"Nama kamu siapa Nak? "tanya pak Bambang.
"Nama saya Rania tuan. "jawab rania gugup.
"Jangan tegang kaya gitu Rani, panggil Aja bapa sama ibu jangan panggil tuan,nyonya ya, Kemarin kan udah di bilangin jangan panggil nyonya. "Ucap bu Renata.
"Euh iya bu, pa Rania lupa."Rania tersenyum canggung sama majikan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Bzaa
enakny punya majikan yg baik, biasany majikan suka marah2😊
2022-07-12
0
𝐃𝐢𝐥𝐯𝐚
suka aja sih klo berantem gt lucu,yg penting nda nyiksa gt
2022-06-07
0
Hasrie Bakrie
Tetap semangat ya
2022-05-04
0