Bab 4 UKS
Sampai di Kelas Kalila duduk dan menatap kosong ke arah papan tulis. Hesti menyadari dan merasa ada yang aneh pada sahabatnya setelah kedatangan Pak Akbar. Hesti pun duduk di sampingnya dan terus melihat Kalila. Sudah cukup lama Kalila baru menyadari kalau Hesti sejak tadi terus menatap dia.
“Oh Tuhan!” ucap Kalila sampai memegangi dadanya. Hesti langsung tertawa puas dan membuat teman-teman kelas Kalila menatap ke arah keduanya.
“Lo, kenapa? Lila, kalau ada masalah sini cerita sama gue. Gue siap menjadi pendengar lo.” Kalila hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
“... yakin?? Kok gue ngerasa ada yang lo sembunyiin dari gue ya?”
“Cerewet banget sih! Enggak ada Hesti sayang. Gue tiba-tiba lagi enggak enak badan aja.” terpaksa Kalila berbohong agar Hesti tidak terus menanyakan sesuatu yang membuatnya risih.
Tidak disangka respon Hesti sangat heboh, membuat Kalila semakin tambah risih. Akhirnya Kalila pun terpaksa memutuskan untuk pergi ke UKS, karena Hesti terus memaksanya untuk ke sana.
“Pokoknya gue mau lo harus istirahat! Jangan sampai jatuh sakit, mengerti!” ucap Hesti sebelum dia pergi meninggalkan Kalila sendiri di UKS.
“Mengerti bu Dokter!” jawab Kalila yang tubuhnya sudah berbaring di atas ranjang.
“Gue serius, Lila!” Hesti tampak kesal membuat Kalila langsung tertawa.
“Gue juga serius, Hesti!” ucap Kalila dengan nada yang sama seperti yang diucapkan Hesti padanya.
“Ya udah, gue pamit. Untuk masalah pelajaran lo tenang aja, gue bakal nulis serapih-rapihnya buat lo. Tapi, walaupun gue seperti itu, tetap nanti lo yang bakal nerangin semua sama gue.” Hesti membuang napas kasar, karena kenyataannya tidak sesuai yang dia pikirkan. Mau serajin apapun dia belajar, tetap saja akan kalah dengan Kalila yang sama sekali tidak pernah segiat Hesti belajar. Melihat itu Kalila tertawa sampai membuat Hesti memandang sinis padanya.
“... puas banget kayanya!” kesal Hesti memasang wajah yang cemberut.
“Udah sana! keburu Bu Farah datang, kamu masih di sini. Nanti dia ngamuk loh!” Hesti mengangguk dan melambaikan tangannya sambil melangkahkan kakinya keluar.
Akhirnya suasana hening setelah kepergian Hesti. Diruangan itu hanya ada Kalila seorang diri, karena dokter yang biasa tugas di sekolah, sedang mengambil cuti. Kalila bangun dan menarik tirai untuk menutupi dirinya yang sedang rebahan. Kalila mengambil ponsel dan memainkan game kesukaannya. Tapi, kali ini dia terus menerus gagal setelah mencoba dan mencoba lagi sampai akhirnya Kalila menyerah dan menyimpan ponsel di sebelahnya.
Kalila mengubah posisi tidurnya, ke depan menghadap langit-langit UKS. Pikirannya kacau semenjak kedatangan Akbar di sekolahnya.
‘Kenapa harus di sekolah ini?’ gumam Kalila kesal.
Kalila langsung membalikkan badan saat mendengar suara pintu yang terbuka. Dia pura-pura menutup matanya tertidur dan mendengarkan kedua orang yang masuk ke UKS.
“Pelan-pelan, Bu!” Deg ... jantung Kalila langsung berdebar dengan kencang saat mendengar suara lelaki yang sangat dia kenali.
“Iya Pak, terima kasih! Aduh ....!” Rintih Bu Gendis sambil memegangi perutnya.
Akbar berjalan ke arah kotak obat yang berada di pojok ruangan dekat dengan tempat tidur Kalila. Langkah Akbar terhenti saat melihat tirai yang menutupi kasur satunya lagi. Perlahan Akbar berjalan dan membuka tirai untuk melihat siapa yang berada di sana. Saat Akbar ingin membuka tirai itu, langkah dia terhenti, karena suara Gendis yang semakin kencang merintih kesakitan.
“Aw ... Pak sakit!” dengan cepat Akbar melangkah ke kotak obat dan mencari obat asam lambung untuknya.
Kalila langsung membuka mata. Jantungnya berdetak dengan kencang. Kalila tidak mau kalau Akbar melihatnya di sana. Dia pun memakai selimut hingga menutupi wajahnya. Setelah memberikan obat untuk Gendis, Akbar berjalan kembali ke arah kotak obat untuk menyimpan obat yang dibawanya kembali.
Akbar kembali menghampiri Kalila untuk menanyakan keluhan apa yang di rasakan olehnya.
“Maaf, apa sakit yang kamu rasakan? Kebetulan dokter sedang cuti. Kalau boleh tahu kamu sakit apa? Biar saya bantu kamu untuk mengambil obatnya,” ucap Akbar sambil mengerutkan keningnya melihat Kalila yang menutupi wajahnya dengan selimut.
“Cuma sakit datang bulan, Pak!” jawab Kalila yang sedikit merubah nada suaranya.
“Apa kamu mau saya ambilkan obat pereda sakit?”
“Tidak Pak, terima kasih! Setelah saya tidurkan nanti juga hilang dengan sendirinya,” jawab Kalila lagi.
“Kalau begitu, kamu istirahat saja ya! Panggil saya kalau ada apa-apa. Kebetulan saya yang sementara menggantikan dokter sekolah.”
‘What? Kenapa harus dia lagi yang ada di sini? Kalau tahu dia ada di sini aku tidak akan berpura-pura sakit seperti ini!’ kesal Kalila.
Akbar pun berdiri dan melangkah pergi, karena sejak tadi Gendis terus memanggil namanya. Kalila membuka selimutnya, saat dia rasa situasi sudah aman untuk membukanya. Kalila memasang kupingnya mendengar percakapan Gendis dan juga Akbar. Mendengar guru perempuannya itu yang mengeluarkan suara manja untuk di perhatikan oleh Akbar membuat Kalila merasa mual.
‘Cih ... sok manja banget sih jadi orang. Lemah! gue tahu pasti dia cuma mau dapet perhatian lebih dari Akbar!’ gumam Kalila kesal.
Kalila kembali memainkan ponselnya sambil menunggu jam pulang sekolah, setelah dia tidak lagi mendengar suara orang yang sedang bicara. Kalila kini asik memainkan ponselnya sampai dia tidak menyadari seseorang yang sejak tadi berdiri di depannya.
“Masih sakit?” tanya Akbar yang seketika Kalila menjatuhkan ponsel di atas dadanya.
“Aw ....!” ucap Kalila sambil memegangi dadanya.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
adning iza
msih bgett pak
2022-09-05
0
Kiki Sulandari
Masih,pak Akbar
Hatiku masih sakit,karena kau menolak cintaku...😥😥😥
2021-10-08
2
Wati_esha
Gendis - Lils - Akbar ...
2021-10-06
1