Bab 3 Benci
Tiga tahun berlalu dan Kalila pun berubah 180°. Perubahan Kalila membuat semua orang tampak binggung termasuk maminya sendiri. Pasalnya Kalila termasuk anak yang tertutup berbeda dengan kembarannya Kama. Berulang kali Ana mendekati Kalila untuk mengetahui kenapa dia menjadi berubah, tapi berulang kali juga dia mendapat kekecewaan. Karena Kalila memutuskan untuk diam.
“Oke! Untuk tugas selanjutnya, kalian kerjakan di halaman 27 menggunakan kertas polio ya. Kelas sampai di sini, selamat siang dan selamat istirahat semua,” ucap Akbar dan langsung meninggalkan kelas. Sebelum dia meninggalkan kelas, matanya terlebih dahulu melirik ke arah Kalila yang sedang menunduk memainkan ponselnya.
‘Kamu masih terlihat cantik Kalila,’ gumam Akbar dan langsung melangkah keluar kelas.
“Sumpaaah, ganteng banget sih itu guru. Udah married belom ya dia?” ucap Hesti yang heboh seperti biasanya. Bukan hanya Hesti saja yang heboh, tapi juga para cewek lainnya. Kalila hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya.
Para murid pun berhamburan keluar setelah mendengar bel berbunyi tanda istirahat. Kama dan Elina seperti biasa akan menunggu di depan kelas Kalila, karena kelas keduanya yang pasti akan dilewati oleh mereka saat menuju ke arah kantin. Menunggu Kalila yang 'tak kunjung keluar, Kama dan Elina pun memutuskan untuk masuk ke kelasnya. Kelas tampak kosong dan hanya ada Kalila di dalam sana yang sedang asik mendengarkan musik sambil menyenderkan kepalanya di dinding.
“Ni anak ditungguin dari tadi, malah asik denger musik di sini. Ayo ke kantin, gue laper!” ucap Elina sambil duduk di sebelah Kalila, sedangkan Kama, dia duduk di atas meja sambil melihat sekeliling kelas Kalila.
“Males gue, enggak laper. Kalian berdua makan aja gih!” Kama dan Elina saling menatap dan memberikan kode. Keduanya pun langsung menarik tangan Kalila memaksa dia untuk berdiri dan ikut keduanya ke kantin.
“Abang, Elin! Please deh, gue enggak laper!” teriak Kalila yang berusaha memberontak. Kedua saudaranya ini tidak memedulikan dia dan terus menyeret Kalila sambil tertawa.
Bug! Seketika mereka bertabrakan saat hendak belok ke kantin. Kalila yang menabrak dada orang di depannya menundukan kepala minta maaf, begitu juga dengan Kama dan Elina. Betapa kagetnya Kalila saat mengangkat wajahnya melihat sosok yang selama ini dia rindukan.
“Ma-maaf, Pak! Kita bertiga tidak sengaja!” ucap Kama dan Akbar hanya tersenyum. Kalila langsung tertunduk diam dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun. Sama halnyabseperti teman-teman Kalila, Elina yang melihat Akbar langsung terpana. Dia baru pertama kali melihat guru muda seganteng ini di sekolahnya
“Pak, sekali lagi kita minta maaf ya! Kalau begitu, kita izin pamit, Pak,” ucap Elina sambil melemparkan senyuman manisnya dan berlari menyusul Kalila begitu juga dengan Kama.
Akbar membalikkan badannya ke belakang, melihat tajam punggung Kalila. Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, kalau saat ini dia sangat merindukan gadis kecil cantik yang tiga tahun lalu membuat dia menyerah mendekatinya. Tapi, Akbar merasa sedikit binggung dengan penampilan Kalila sekarang. Yang dia tahu kalau Kalila adalah gadis manis, cantik dan sangat feminim, berbeda dengan dia yang sekarang.
“Pak Akbar! Lagi apa di sini?” tanya Bu Gendis guru bahasa Inggris yang bisa dibilang seumur dengan Akbar, karena mereka sama-sama guru magang di sana.
“Eh, Bu Gendis. Saya habis dari toilet Bu. Ibu sendiri mau kemana?” jawab Akbar sedikit salah tingkah.
“Saya mau ke kantin, Pak. Bagaimana kalau kita makan siang bareng ke kantin?” Akbar tidak enak menolak tawaran Gendis dan terpaksa mengikuti dia ke sana.
Saat sampai di kantin, semua mata tertuju pada keduanya. Bagaimana tidak? Kedua guru baru ini masing-masing adalah idola para siswa dan siswi sekolah ini. Kalila yang ada di sana pun ikut melirik keduanya. Melihat mereka, ada rasa kesal dan juga sesak di dada. Entah kenapa saat ini dia sangat benci melihat Akbar. Kalila pun berdiri tanpa menghabiskan makanannya dan berlari menuju ke kelasnya. Kama dan Elina yang sedang menikmati makanan yang baru saja mereka beli hanya saling memandang.
“Ada apa dengannya hari ini?” tanya Elina pada Kama. Kama hanya menaikkan bahu dan lanjut menghabiskan makanannya. Elina yang melihatnya menggeleng kepala. Dia pun pergi menyusul Kalila, karena merasa sangat khawatir. Melihat semua orang pergi meninggalkan dia, dengan cepat Kama menghabiskan makanan.
Dengan mulut yang sangat penuh makanan, Kama pun ikut berlari menyusul kedua saudaranya.
Elina terus menyusul Kalila yang masuk ke dalam toilet wanita sebelum dia pergi ke kelas.
“Lila, lo kenapa? Sakit?” teriak Elina sambil mengetuk pintu toilet yang di dalamnya ada Kalila.
“Enggak kok, gue baik-baik saja,” jawab Kalila agar tidak membuat Elina khawatir padanya.
Mendengar jawaban Kalila sedikitnya membuat Elina merasa tenang. Walaupun dalam hati Elina sebenarnya sangat penasaran apa yang terjadi pada Kalila. Ingin rasa Elina menanyakan apa yang terjadi, tapi dia mengurunkan niatnya untuk menanyakan Kalila lebih lanjut.
Sambil merapihkan penampilannya, Elina menunggu Kalila yang 'tak kunjung keluar. Elina mlihat jam yang ada di tangannya. Dia berniat untuk membuka pintu toilet, tapi Kalila keburu keluar dari sana.
“Ih ... lo bikin gue khawatir deh. Lagi apa sih lama-lama banget di dalam,” keluh Elina.
“Lagi nyetor,” jawab Kalila yang terpaksa berbohong sambil cengengesan.
“La, emmm ....” Elina ragu untuk menanyakan pada Kalila.
“Ada apa Lin?” tanya Kalila sambil memainkan ponselnya.
“Gue cuma mau bilang, kalau lo ada masalah, gue ada di sini untuk lo.” langkah Kalila berhenti tepat di depan kelasnya. Elina ikut berhenti dan melemparkan senyumannya pada Kalila. Mendengar kata-kata kepedulian Elina terhadapnya Kalila hanya mengangguk tersenyum. Elina pun pamit ke kelasnya, berjalan sambil melambaikan tangan pada Kalila.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
adning iza
dr dlu pgin bca kalila tp baru kesampean thoorrr
2022-09-05
0
Kiki Sulandari
Masih ada cinta untuk Kalila dihati Akbar
Akbar,...terus terang aja...
Bu Gendis genit
2021-10-08
1
Wati_esha
Kalila yang galau.
2021-10-05
1