Yuri bangun pagi-pagi lalu segera menyiapkan sarapan untuk Lucas. Hari ini adalah hari pertama Lucas masuk sekolah. Lucas yang meski masih kecil, tetapi sudah bisa mandiri pun segera bersiap tanpa harus menunggu aba-aba dari sang ibu. Anak kecil yang tampan itu juga tahu, bahwa ibunya juga harus pergi bekerja. Ibu dan anak itu terlihat bahagia hari ini dengan aktifitas baru mereka, bekerja dan sekolah.
Lucas memang terlihat pendiam dan tak seceria anak-anak seusianya. Namun Yuri tahu, pada dasarnya Lucas adalah anak yang cerdas dan pandai menyesuaikan diri. Selain itu, Lucas sangat ahli dalam bersandiwara atau bermain peran. Terkadang Lucas terlihat bodoh dan tidak tahu apa-apa, padahal itu dilakukan agar orang-orang tidak tertarik pada keberadaannya.
Sejak bayi, Lucas memang seperti magnet yang menarik perhatian banyak orang karena parasnya yang tampan dan menggemaskan. Akan tetapi, seiring Lucas bertambah usia, dia tidak suka ketika teman-teman Yuri menjadikannya selayak barang rebutan untuk berfoto atau mencubit pipi meski tidak tampak seperti bakpau yang imut. Lucas sering bertingkah menyebalkan, menangis, atau berbuat hal-hal jorok agar orang-orang
tidak terlalu mendekatinya.
Yuri yakin, lingkungan baru tidak akan bermasalah untuk putranya. Lucas akan segera memiliki teman baru di sekolah. Yuri tidak perlu merasa cemas untuk hal itu. Lagi pula, Lucas sendiri yang memaksa untuk pindah ke Jepang. Yuri juga sudah mempertimbangkan permintaan itu matang-matang.
“Sampai jumpa, Mama,” ucap Lucas sambil melambaikan tangan.
Yuri tersenyum dan menyambut lambaian tangan Lucas. Setelah mengantar Lucas ke sekolah, Yuri pun pergi ke toko kue dan memulai pekerjaannya. Hajime tahu keahlian Yuri dalam membuat aneka macam kue. Merekrut Yuri tidak akan membuat laki-laki itu kecewa. Dia yakin, dengan adanya Yuri, toko kuenya akan semakin berkembang.
“Kemampuanmu telah banyak meningkat,” puji Hajime disela-sela kesibukan Yuri mengolah adonan kue.
“Kau terlalu memujiku. Aku takut ini tidak akan sesuai harapanmu,” balas Yuri merendah.
“Hahaha … aku telah mencicipi semua kue yang kau buat hari ini, semua luar biasa. Dekorasi dari kue buatanmu juga menakjubkan.”
“Terima kasih. Aku berharap pelanggan juga akan menyukainya.”
Hajime mengacungkan dua jempol sebelum meninggalkan Yuri yang sibuk dengan pekerjaannya. Selain Yuri, ada lagi dua karyawan lain yang membatu di dapur untuk membuat kue. Pesanan hari ini lumayan banyak, mereka bertiga cukup kewalahan menyelesaikan orderan pelanggan.
Tidak disangka, hari pertama bekerja Yuri harus lembur karena ada pesanan mendadak dari teman Hajime. Sebuah acara dadakan untuk merayakan ulang tahun saudaranya. Orang tersebut memesan sebuah kue ukuran besar untuk nanti malam. Cukup mendadak, tetapi karena itu adalah pesanan dari pelanggan setia, maka Hajime tidak bisa menolak.
Akhirnya, Yuri menghubungi Hanna dan meminta tolong untuk menjemput Lucas. Hana pun menyanggupi permintaan Yuri. Sungguh, Hana adalah tipe sahabat yang baik dan pengertian. Sikap Hana bahkan lebih baik dari keluarga atau saudara Yuri sendiri. Keluarga Yuri tak ada yang peduli atau mencoba menghubungi semenjak Yuri pindah ke Amerika. Hubungan kekeluargaan itu seakan benar-benar putus tanpa jejak sisa.
Ketika perjalanan pulang dari sekolah, Hana mengajak Lucas jalan-jalan di taman dan bermain sebentar. Lucas pun setuju dan merasa senang dengan ajakan Hana. Anak itu memang ingin tahu lebih banyak tentang Jepang.
“Lucas, perut Tante Hana sakit. Tunggulah sebentar di sini, Tante ingin ke toilet dulu,” ucap Hana.
Lucas pun mengangguk. Awalnya dia duduk dengan tenang di bangku taman. Namun, karena Hana lama cukup lama belum kembali dari toilet, Lucas merasa sedikit bosan. Akhirnya anak itu berjalan-jalan dan melihat-lihat sekitar taman. Saat berjalan, Lucas tidak fokus dan tanpa sengaja dia menabrak seorang laki-laki dengan postur tinggi besar. Laki-laki itu terlihat tampan, tetapi tatapannya membuat Lucas merasa tidak nyaman. Lelaki itu terus menatap Lucas tanpa berkedip.
“Paman, maafkan aku. Aku tidak sengaja,” ucap Lucas.
Laki-laki tersebut tidak merespon dan tetap memandang Lucas lekat-lekat. Sekali lagi, Lucas meminta maaf dan langsung pergi meninggalkan orang yang telah ditabraknya. Orang itu tidak lain adalah Kei.
Sementara itu, Kei masih terbengong melihat sosok anak yang baru saja menabraknya. Kei merasa heran karena anak tersebut sangat mirip dengannya di waktu kecil. Sejenak, Kei langsung teringat dengan hubungan satu malam yang dia jalani beberapa tahun silam. Dia pun hendak menanyai anak laki-laki tersebut. Namun, sang anak sudah tidak ada di dekatnya begitu Kei tersadar dari lamunannya. Kei tidak mendapatkan jejak arah kepergian anak tersebut, hal itu membuat Kei marah dan gusar.
Kei langsung mengambil ponsel dari saku celananya dan bergegas menghubungi seseorang.
“Aku ingin kau menyelidiki lagi, siapa wanita yang bersamaku malam itu. Selidiki dengan detail, di mana dia tinggal dan apa dia memiliki seorang anak. Aku juga ingin kau mencari data seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun. Ciri-cirinya akan segera kukurim padamu. Temukan mereka secepat mungkin!” perintah Kei pada seseorang yang dia hubungi melalui telepon seluler.
Laki-laki yang masih menggunakan setelan jas itu lalu menutup sambungan teleponnya. Dia melihat sekeliling, tak ada siapa pun. Kei lalu menuju bangku taman tempat biasanya dia duduk menyendiri di saat banyak pikiran. Dia akan menghabiskan waktu untuk duduk termenung di situ hingga malam menjelang dan anak buahnya datang menjemput. Hari ini, pikiran Kei sangat kalut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Evy
Biasanya langsung seperti ada kontak batin antara anak dan Ayah nya... ternyata ini tidak ya...
2025-02-08
0
farsha
novel yg w baca anaknya mirip bapaknya smw 🤭
2021-12-18
1
Cika🎀
Lukas ketemu sm bapaknya🥺
2021-11-21
0