" Vino, mommy sudah mengatur pertemuan mu dengan anak pak Gunawan, Melisa, besok malam direstoran hotel kita " ujar mommy Vino, Elisa.
" Vin nggak bisa mom, Vin harus keluar kota besok siang " balas Vino, saat ini dia mengunjungi ibunya di rumah utama.
" Jangan membuat alasan lagi, ingat umur mu sudah 30 tahun, apa lagi yang kau tunggu, Mommy sudah pengen punya cucu, teman - teman mommy sudah memiliki cucu, hanya mommy yang belum. Daddy mu juga sibuk, mommy merasa kesepian. Jadi mommy ingin kau segera menikah. Untuk tahap awal berkenalan dulu lah dengan Melisa, sebelum mommy kembali ke Belanda, Daddy mu sudah tidak sabaran menunggu mommy " lanjut Elisa panjang lebar.
" Cuma Vin nggak bisa besok mom, jadwal Vin tidak bisa dirubah " elak Vino.
Dalam hatinya, aku harus mencari alasan agar mommy tidak mencarikan ku jodoh, menikah ? Tidak ada dalam kamus seorang Vino Welton untuk menikah karena baginya menikah adalah hal yang merepotkan dan menyusahkan. Kenapa harus menikah kalau dia bisa mendapatkan wanita manapun buat menghangatkan ranjangnya, dari artis sampai model - model papan atas. Bagi Vino komitment menikah tidak akan bisa dia buat dan dia tidak mau terikat dengan seorang wanita baginya wanita hanya pemuas nafsu dan matre.
" Vin, pergi dulu mom " ujar Vino kepada Mommynya sambil beranjak pergi.
" Vino, mommy ga mau tau ya kau harus segera menikah, dalam seminggu ini, jika kau punya pacar kenalkan ke Mommy, namun jika tidak maka kau harus mau dengan wanita yang mommy kenalkan, kalau tidak kau tau apa yang akan mommy lakukan " ancam Elisa.
Vino tetap berlalu meninggalkan mommynya. Mommynya hanya geleng - geleng kepala menyaksikan kelakuan anak semata wayangnya.
Dicafe, pada lantai tiganya adalah apartment Vino, Vino mondar mandir memikirkan ucapan mommynya. Dia tau betul bagaimana mommynya, kalau sudah memerintahkan sesuatu harus segera dipenuhi. Vino ingat kejadian dua tahun yang lalu dimana mommynya menjodohkan dia dengan anak kolega daddynya karena tidak bisa membawa pacarnya, Gwen untuk dikenalkan, Gwen lebih memilih karirnya yang sedang naik daun di Amerika. Gwen seorang model dan karirnya sedang berada dipuncak, tentu dengan campur tangan Vino untuk melancarkan karir Gwen Stefanny.
Flash back on
Setelah perc*ntaan panas mereka, Vino memberitahukan kepada Gwen tentang apa yang diinginkan mommynya.
" Gwen, mau kah kau ku kenalkan kepada mommy " Tanya Vino
" Baik lah, kapan " jawab Gwen
" Besok malam di restoran X, aku akan mengirimkan baju dan sopir untuk menjemput mu "
" Terserah kau saja " jawab Gwen.
Walaupun Vino tidak terlalu mencintai Gwen, namun saat ini hanya dia yang membuat Vino nyaman, kebanyakan wanita hanya memanfaatkannya dan hanya ingin uangnya saja, berbeda dengan Gwen, Walaupun Vino tetap mensponsori karir Gwen, namun Gwen tidak terang - terangan memperlihatkan matrenya.
Keesokan paginya selesai pemotretan, manajer Gwen memberitahukan bahwa tadi sebuah perusahaan di Amerika yang diincar Gwen untuk menjadi brand ambasador productnya menelepon bahwa Gwen lulus sebagai brand ambasador dan harus berangkat ke Amerika hari ini.
" Gimana Gwen " ujar manajernya
" Kau siapkan tiket dan barang - barang ku, kita akan berangkat pesawat sore hari ini " jawab Gwen
" Bukankah kau ada janji untuk bertemu dengan mommy Vino malam ini "
" Tenanglah, Vino aku yang akan urus, sedangkan ini adalah kesempatan emas bagi ku, usia ku sudah 26 tahun, jadi aku tidak akan sia-siakan kesempatan ini " lanjut Gwen sambil membersihkan make upnya.
Direstoran X Vino dan mommynya sudah menunggu kedatangan Gwen, satu jam sudah berlalu namun Gwen belum juga muncul.
" Sudah satu jam Vino, tega sekali pacarmu melakukan ini kepada mommy, apa dia tidak menghormati mommy " ujar Elisa emosi dengan Gwen yang belum juga datang, bahkan belum memberika kabar kepada Vino.
" Sabar mom, sebentar lagi dia pasti datang, mom harus maklum, Gwen seorang model, jadi dia sangat sibuk "
" Memang kau pikir mommy tidak sibuk " ketus Elisa
" Sebentar, aku akan coba menghubunginya lagi " sahut Vino.
Berkali - kali Vino menghubungi Gwen dan manajernya, namun tidak satupun nomor handphone mereka yang aktif. Vino menghubungi sopir yang tadi dia suruh untuk menjemput Gwen.
" Apakah kau sudah membawa Gwen ke restoran " Tanya Vino
" Saya masih menunggu nona Gwen keluar dari Apartmennya tuan, namun nona belum juga muncul - muncul, saya sudah menunggunya 2 jam " sahut sopir diseberang sana.
" Coba kau cari tau kepada pengelola Apartmen " lanjut Vino.
" Baik tuan, akan saya tanyakan "
Vino mematikan ponselnya dan menunggu informasi dari Ferry, sopirnya.
" Gimana Vin, Apakah sudah ada kabar dari Gwen ? " ujar Elisa, dia juga sudah kelaparan.
" Sebentar mom, Gwen masih belum bisa dihubungi, Vin sudah suruh Ferry untuk mencari informasi, sebaiknya kita makan dulu saja "
" Baiklah, mommy memang sudah lapar " balas Elisa kesal.
Mereka makan dengan tenang, tiba - tiba ponsel Vino berbunyi dan itu dari Ferry.
" Ya, halo "
" Tuan, informasi dari pengelola gedung, nona Gwen sudah pindah dan berangkat, Apartement sekarang kosong, pengelola tidak tau kemana nona Gwen pindah " sahut Ferry diseberang sana.
" Apa " ujar Vino kaget dan mematikan ponselnya.
" Brengsek " umpat Vino, Elisa yang mendengar Vino mengumpat langsung menanyakan apa yang terjadi.
" Ada apa Vin " tanya Elisa, menghentikan makannya.
" Gwen, ga akan datang mom, dia sudah pindah dari apartment, Vin juga ga tau kemana dia " jawab Vino.
" Mommy sudah duga, kalau model itu memang tidak punya sopan santun " sahut Elisa.
Walaupun Elisa menikah dengan daddy Vino yang berkewarganegaraan Belanda, namun dia tetap mengedepankan sopan santun dan adat istiadat, dan mungkin bisa dikatakan masih agak kuno.
Elisa bukannya tidak tau hubungan Vino dengan Gwen dan Elisa memang tidak suka dengan Gwen, namun dia tetap menghormati pilihan anaknya.
" Ya sudah, kau harus menuruti kemauan mommy, mommy akan memperkenalkan mu dengan anak kolega daddy, untuk jadwalnya kapan, akan mommy beritahukan lagi " ujar Elisa sambil beranjak pergi meninggalkan Vino.
" Aaahhh " ujar Vino gusar sambil mengacak - acak rambutnya.
Keesokan paginya, Vino terbangun karena ponselnya berbunyi.
" Halo "
" Vin, ini Gwen, maaf aku tidak bisa menepati janji untuk bertemu mommy mu, aku dapat tawaran menjadi brand ambasador perusahan B, jadi aku harus segera berangkat ke Amerika. Kau tau kan ini cita-cita ku untuk menjadi model internasional " ujar Gwen diseberang sana.
" Apa kau mencintaiku " Tanya Vino.
" Tentu saja, tapi aku sangat ingin menjadi model internasional, jadi aku tidak mungkin menolaknya Vin, kau harus mengerti "
" Kalau aku bilang kau harus meninggalkan dunia modelmu, apakah kau mau " Tanya Vino lagi.
" Maaf Vin, aku tidak bisa " jawab Gwen
" Kalau begitu, kau jangan menghubungi ku lagi " jawab Vino sambil mematikan ponselnya.
Vino masih menunggu apakah Gwen akan menghubunginya kembali, namun sia - sia Gwen tidak menghubunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ibelmizzel
👍💪💪💪💪
2022-09-09
1
Dede Arsiti Temongmere
lanjuttt thor 👍
2022-01-02
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
aku yg pertama komen thor. hehe smngt
2021-11-11
1