Siangnya Revan baru terbangun kepalanya terasa agak pusing. Kembali ia mencoba mengingat-ingat kejadian panas semalam. Ia tersenyum penuh kemenangan, saat melihat ada bercak darah yang bercampur cair*n cint* miliknya yang sudah mengering.
Meski tidak melihat jelas wajah gadis itu tapi suaranya terdengar indah di telinga Revan, suara yang membuatnya serasa disihir semalaman. Ia tahu betul jika hanya pengaruh obat tidak akan membuat dirinya lepas kendali, bagai kesetanan dirinya ingin terus mencumbui tubuh gadis tersebut.
"Presdir juga manusia." Katanya tersenyum lebar menuju kamar mandi.
William yang sejak pagi sebenarnya tahu apa yang terjadi karena sebelum Alina meningalkan kamar hotel William sedang terburu-buru akan membangunkan bosnya kerena ada metting penting bersama para pemegang saham pagi ini.
Saat membuka pintu Will sangat terkejut melihat pemandangan di pagi hari ini seorang wanita cantik yang sedang tidur lelap di pelukan bosnya itu, dan setelah melihat kekacauan didalamnya ia mengerti kalau sudah terjadi pertempuran semalam. Kembali ia menutup pintu dan menunggu diruang kerja bosnya.
Ia terus memikirkan siapa gadis yang tidak beruntung yang sudah tidur dengan bosnya itu.
"Sudahlah bukan urusanku juga. Jika ikut campur hanya akan menyusahkan diri sendiri." Ucap William. "Kasihan kau akan jadi buruan bos gila itu kedepannya." Menggelengkan kepala membayangkan nasib buruk gadis itu.
Selasai mandi Revan kemudian memakai setelan jas hitam yang sudah di persiapkan oleh William pagi ini.
" Will." Panggil Revan.
"Ya bos."
"Cari informasi lengkap tentang gadis yang semalam bersamaku." Ucapnya dingin
" Baik."
"Dan cari tahu apa hubungannya dengan orang yang sudah menjebakku semalam!" Kata Revan yang sudah mulai emosi mengingat bahwa ia tersiksa selama beberapa jam.
"Baik bos." Ucap William. "Tamatlah riwayat gadis itu." Batinnya.
"Dimana kau semalam saat aku di acara pesta tersebut? " Tanya Revan memicingkan matanya.
"Maaf bos, saat itu saya dipanggil oleh Tuan besar datang ke ruang metting." Jelas Will. Ia tahu ada yang tidak beres.
" Mereka pasti sudah merencanakannya. " Kata Revan. "Cari tahu dalang dari semua kejadian ini jika itu benar mereka kau tau apa yang harus kau lakukan. " Ucap Revan penuh emosi. "Dan mengenai gadis itu, jika sudah menemukan keberadaannya serahkan padaku. Aku sendiri yang akan memberinya pelajaran. " Tersenyum licik. "Aku yakin dia pasti dibayar oleh orang-orang itu untuk datang kekamarku agar aku melakukan itu dengannya." ucap Revan yakin.
"Baik bos." Jawab Will tanpa ekspresi.
" Gadis mur*han, mau melakukan segalanya demi uang. " Kata Revan menghina. " Aku yakin setelah kejadian ini gadis jal*ng itu akan datang padaku untuk meminta pertanggung jawaban agar orang-orang itu menghancurkan nama baikku!" Ucapnya percaya diri. "Aku ingin lihat drama apa yang akan di lakukan gadis itu demi beberapa lembar uang!" Tersenyum menghina.
" Baik, bos." Ucap william.
Will merasa iba pada gadis tidak beruntung itu, ia tahu betul apa yang terjadi tadi pagi. Saat melihat mata gadis malang itu ia tahu betul ada kesedihan dan kekecewaan dari sorot matanya. Ia yakin bahwa gadis itu pasti merasa hancur bahkan saat keluar gadis itu masih terus terisak menangis. Will terus mengawasi wanita itu hingga masuk ke taxi dan menghilang dari pandangannya.
Tapi apa dayanya yang hanya seorang asisten sebagai sahabat pun Will merasa tidak pantas untuk ikut campur dalam urusan pribadi bosnya. Ia cukup menerima dan mengerjakan apa yang di perintahkan oleh bosnya.
Di tempat yang berbeda Alina yang sudah dari pagi pulang terlihat memprihatinkan sekarang, benar-benar kacau. Matanya sembab akibat terlalu lama menangis rambut acak-acakkan dan bibirnya yang bengkak akibat keganasan sang CEO yang mel*mat bibirnya dengan penuh nafsu, bahkan diseluruh tubuhnya ada tanda memerah bekas gigitan Revan membuatnya sangat jijik dia terus berdiam di kamar mandi mengabaikan air yang terus membasahi seluruh tubuhnya dan berharap bisa membasuh tubuh kotornya itu pikir Alina.
Kemudian ia memikirkan awal mula kejadian tersebut. Dia bingung kenapa laki-laki itu bisa masuk ke kamar sementara kartu aksesnya ada padanya. " Dan kenapa aku seperti tidak begitu mengingat kejadian tadi malam.." Ungkapnya." Sebelumnya aku merasa pusing dan sakit kepala, bahkan merasa tidak nyaman setelah itu aku tidak ingat lagi dan paginya ..." Berusaha menganalisa "Pelayan itu sendiri yang memberikan padaku kartu akses kamar itu, dan itu dari Putri. Bagaimana bisa seperti ini?" Alina kembali menangis, dia tidak menyangka ada yang begitu membencinya hingga tega merencanakan hal murahan dan licik seperti ini..
Dia bingung siapa yang telah ia singgung hingga tega membuatnya kehilangan kesuciannya, membuat hidupnya hancur batinnya.
Satu minggu sudah Alina mengurung diri dikostnya. Ini membuat Putri mulai khawatir, ia tidak tahu bagaimna kabar sahabatnya itu hanya sekali Alina mengangkat video call darinya itu bahkan sudah beberapa hari yang lalu.
Dia ingin segera bertemu Alina dan melihat keadaannya, terakhir kali mereka saling komunikasi terlihat kondisi Alina yang sedang kacau Alina hanya mengatakan ingin sendiri dulu tidak ingin keluar bertemu orang-orang.
Merasa cemas akhirnya Putri pergi menemui Alina.
Tok tok tok (suara ketukan pintu) membuyarkan lamunan Alina, namun bukannya membuka pintu Alina malah makin tenggelam dengan kesedihannya. Kembali suara ketukan pintu terdengar.
"Alina buka pintunya? " Teriak Putri yang sudah mulai mati gaya menunggu. Lama Putri berdiri ia kemudian sadar orang dibalik pintu bahkan tidak bergeming. " Buka nggak Lin, aku dobrak nih pintu. Biarin aja rusak ada kamu juga yang bakal ganti rugi sama ibu kostmu. " kata Putri mengancam.
Alina tahu betul apa yang dikatakan Putri itulah yang akan terjadi. Segera Alina membuka pintu dan kembali masuk. Meskipun terkejut dengan penampilan Alina sekarang ia tetap berusaha terlihat santai.
" Jangan menghindar lagi Lin. Kenapa nggak cerita aja sih sama aku? " Ucap Putri meyakinkan.
Alina kemudian teringat kembali kejadian itu, dan pagi itu ketika ia terbangun dia sudah kehilangan kesuciannya. Matanya mulai berkaca kaca mengingat wajah laki-laki brengs*k itu. Ada kekecewaan dimata Alina yang terlihat jelas oleh Putri. Ia merasa tubuhnya sangat kotor membuatnya tak kuasa menahan air matanya Alina kembali menangis pilu terasa sakit dibagian dadanya seakan diremas dan sesak.
Seandainya ia bisa memutar waktu, namun nasi sudah jadi bubur, ia tidak lagi perawan apa yang menjadi kebanggaanya direnggut paksa oleh laki-laki biad*b tak berperasaan itu memanfaatkannya dalam keadaan tidak sadar dan menikmati tubuhnya.
Tangisanya pecah hatinya benar-benar sangat sakit. Lama iya terdiam dalam isak tangisnya yang begitu memilukan hati. Putri mengerti ini bukanlah hal yang mudah untuk di ungkapkan meskipun itu pada sahabatnya sekalipun.
Ia mencoba menenangkan Alina memeluknya dan membelai lembut punggung sahabatnya itu seakan mengatakan kau tidak perlu takut ada aku disini.
Kemudian Alina memberanikan diri mencerikan semuanya pada Putri. Tapi rasa takut juga mendera hatinya takut sahabatnya itu akan menjauhinya dan meninggalkannya.
Putri sangat mengenal Alina sosok yang periang dan penuh semangat, meskipun itu hanya ia tunjukan pada orang-orang yang dekat dengannya. berbanding terbalik dengan sekarang terlihat rapuh dan menyedihkan.
" Aku sudah kotor, tidak pantas lagi menjadi sahabatmu." Ucapnya lirih.
" Dasar bodoh apa aku bersahabat denganmu hanya karena kau masih perawan? "
" Kau dari keluarga baik baik semua orang mengenalmu Put. " Kata Alina terhenti. "Sementara aku, siapa aku yang terlalu berani menjadi sahabat seorang Putri Anastasya Wijaya."
" Jangan bodoh, aku bukan siapa siapa jika bukan karena ayahku. " Menjelaskan.
"Aku tetap tidak pantas, kau memiliki reputasi yang baik jika orang lain tahu maka kau akan hancur juga. " Kata Alina mulai sesenggukan
"Sudah kubilang kita adalah sahabat tidak ada yang berubah."
" Kau bahkan tetap keras kepala. " Ucap Alina mulai tersenyum.
" Ya itulah aku. " Kata Putri bangga. " Dan ingat aku adalah sahabatmu kita saling memgenal dengan baik. Mulai sekarang bangkitlah cukup dengan kesedihanmu masa depan masih panjang jangan biarkan dirimu terpuruk seperti ini."
Meskipun sangat berat Alina akan mencoba yang dikatakan Putri padanya biarkan kejadian ini di kuburnya dalam-dalam walau dia tidak tahu apakah dia bisa menjalani hidupnya seperti sebelumnya.
.
.
.
.
^bersambung_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Tian Ae
kak jadikan alina wanita kuat tangguh dan mandiri untuk kedepanya
2023-06-27
0
🏁BLU⭕
Next ya Thor 👍👍👍👍👍
2021-12-10
0
Alya Yuni
Klo kau tau shbat ngapain kau buat lina mcm it
shbat ap kau Putri jngn prgunakn kekuasaanmu menghancur msa dpan orng lain
2021-12-03
2