Gendis baru saja keluar dari ruang HR. semua orang yang melihatnya pun menyapa begitupun sebaliknya. semua orang senang dengan gadis tersebut tampilan sederhana namun kecantikannya tak menyurut seolah pancaran keindahan dari dalam dirinya keluar.
Dirinya berjalan sambil melihat lihat dokumen yang harus ia serahkan pada Andini, namun sayang ia tak melihat bahwa di sebrang sana juga ada sosok tegap yang berjalan melawan arahnya
braaakkkkkk ...
" Yah dokumen Gendis jatuh." Gendis langsung berjongkok mengumpulkan dokumen yang berserakan. Bahkan dia tak menggubris seseorang yang ditabraknya tadi.
Selesai ia bangkit dan menoleh ke arah sang pemilik tubuh yang ditabraknya tadi.
" Maaf kan saya pak saya salah." ucap Gendis sambil membungkuk setengah badan memberikan tanda hormat.
Dirinya melihat sekilas pria tersebut nampak tampan, mempunyai rahang kokoh, alis tebal, mata sipit namun bulat, hidung bak papan luncur dan rambut rapih yang dibantu sedikit Pomade dan jangan lupakan sikap tegas yang ditunjukan oleh sang pemilik tubuh.
Gendis pun tak mau buang waktu, takut disalahkan dan dipecat karna ia tahu jika yang menabraknya adalah anak pemilik perusahaan tempat ia bekerja sekaligus direktur di perusahaan ini.
" Saya permisi pak Abi sekali lagi saya minta maaf."
Gendis langsung pergi meninggalkan sang tuan muda tersebut tanpa ia mengeluarkan sepatah katapun. Gendis hanya tak mau dirinya dipecat karna ia menabrak tubuh bos besarnya tersebut, terkenal jarang berbicara namun wibawanya sangat kentara dengan pembawaan yang sangat menyita kaum hawa untuk melihatnya berlama lama
" Unik." gumam sang pemilik tubuh langsung menuju ruang kerjanya.
" Pak Abidzar, tadi ibu telpon beliau minta di telpon kembali." ucap Mahira sang sekertaris nya.
" Oke."
Abidzar Jaya Kusuma atau biasa dipanggil Abi, lelaki yang pernah merasakan gagal bertunangan karna sang kekasih berselingkuh lantaran dirinya masih mengejar strata dua sebagai syarat menjadi direktur di perusahaan milik ayahnya.
Walaupun bukan perusahaan besar, tapi keluarganya tentu memiliki harta yang lebih dari cukup, sulung dari dua bersaudara tersebut sudah berumur dua puluh delapan tahun, empat tahun lalu ia merasakan gagalnya bertunangan dengan seorang kekasih karna telah hamil dengan selingkuhannya. semenjak kejadian itu, Abi tak tersentuh akan sosok wanita.
Ibunya selalu saja mensupport untuk move on dan mencari pengganti Kikan sang mantan kekasih. hanya saja penghianatan tersebut membuatnya enggan untuk mencari walaupun ibunya selalu saja menjodoh-jodoh kan dengan anak temannya ataupun teman sang anak yang ia kenal. namun itu semua hanya nol besar.
Sudah lama hatinya kosong, sejak bertabrakan tak sengaja dengan gadis bernama gendis, ia selalu mengingat wajah polos yang hanya disentuh dengan make up tipis dan natural. sepertinya gadis lugu namun ia tak mau menyimpulkan karna terlalu dini.
.
.
" Muka lo kenapa dah pucat gitu nona krab?? tanya Andini yang baru saja diberikan dokumen yang diminta gendis dari ruang HR.
" Gendis ga sengaja nabrak."
" Hah?? elo emang dari mana??"
" dari HR nggak sengaja nabrak orang"
" oh... kirain emang elo nabrak siapa??" tanya Fani yang mendengar percakapan mereka berdua di kubikel Andini
" Pak Abi"
" Pak Abi, emang karyawan sini ada yang namanya Abi??" tanya Fani setengah kepo.
" Waiit .. wait .. jangan bilang Abidzar direktur ganteng kita." ucap Andini setengah terkejut.
" Hmmm." ucap Gendis dengan lirih.
" Are u seriosly???? when and why.." tanya Andini dan Fani antusias.
" Woy bacot elo berdua bisa diredam ga?? lagi puyeng gw." ucap Galih menegur juniornya.
" Maaf pak nggak lagi-lagi." ucap Fani
" Mba,,, Gendis takut dipecat??"
" Konyol lo mana ada dipecat karna nabrak nggak sengaja."
" Tapi dia tadi diem aja padahal ndis udah minta maaf dua kali loh." ucap Gendis sambil membentuk huruf V pada kedua jarinya.
" Dia kan emang dingin sama karyawan cewe apalagi." ucap Maya yang baru saja keluar dari ruangannya karna ingin membuat kopi lantaran mengantuk namun melihat ketiga karyawannya berbicara ia sedikit kepo terutama membawa nama temannya Abidzar.
" Udah Lo ga usah panik oke kerja lagi yuk." ucap Andini menyemangati Gendis.
Sejujurnya Gendis tidak pernah berhubungan langsung dengan sang direktur apalagi jabatannya hanya administrasi membuat interaksi dengan sang direktur muda tersebut tak pernah tercipta sama sekali.
" Moga aja Gendis nggak dipecat cuma karena nabrak bapak direktur" ucap gendis bermonolog sendiri.
Gendis memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya, meski Maya dan Fani sudah mencoba menenangkannya namun tetap saja Gendis merasa takut apalagi Gendis tahu jika Abi adalah bos besar anak pemilik perusahaan.
" Moga aja Gendis nggak di pecat bisa gagal beli Pajero nanti." gumam dalam hati.
.
tbc
28 September 2021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
vonny rafikasari
"are you serious?" ato bisa lgs "seriously?"
2022-01-28
0
Suharnik
Masa nabrak orang langsung pecay serem amat CEO Ndis Ndis🤦🏾♀
2021-12-23
0