Tommy membawa banyak berkas di tangannya dari lantai bawah akan menuju ke lantai atas dimana ruangan CEO Reyhan berada.
Ia tersenyum saat salah satu karyawan membantu ia memencet tombol di lift dan menunggu lift beberapa saat.
"Proyek hotel gimana?" tanya Lusi saat masuk bersama Tommy ke dalam lift.
"Bagus, pembangunan udah 50 persen lah ya. Cuman klien dari California ini agak ribet," ujar Tommy sedikit memelankan suaranya saat menyebut klien dari California.
Lusi tertawa pelan. Memang banyak masalah dengan klien dari California ini. Banyak hal yang harus di revisi dan di tuntun juga.
"Gimana kencan buta lo?"
"Boro-boro gue mau kencan buta, Lus. Satu detik aja gue istirahat, tuh Reyhan udah manggil gue aja. Mau itu tengah malam, waktu libur, bahkan mandi juga harus cepat."
"Tapi gaji menjamin lah ya," sindir Lusi.
"Menjamin banget. Bahkan kalo gue punya bini, beuh nggak akan kekurangan. Udah serasa jadi CEO Reyhan aja gue. Bergelimang harta."
Lusi tertawa pelan mendengarnya. Tommy memang tampan, tapi pria itu masih betah menjomblo. Reyhan yang selalu bergantung padanya, jadi ia susah untuk punya waktu sendiri.
Pintu lift terbuka dan mereka pun berpisah saat di pertigaan koridor kantor. Tommy menuju ke ruangan Reyhan, dan Lusi menuju ke kantor pemasaran.
Membuka pintu ruangan Reyhan dengan sedikit kesusahan. Ia menyimpan semua berkas itu di meja Reyhan dengan napas ngos-ngosan.
"Yatuhan, rasanya tangan gue pingin putus," keluh Tommy.
"Lebay!" ketus Reyhan.
"Gue duduk dulu ya."
"Hm."
Reyhan masih fokus pada layar komputernya saat ini yang menampilkan pembangunan proyek hotel yang tak lama lagi akan jadi hotel ternama. Untuk pembangunan ini, menghabiskan cukup banyak biaya juga.
"Oh iya, Rey. Istrinya Pak Roni hari ini melahirkan di rumah sakit Cahaya Bunda," kata Tommy yang baru teringat.
"Kirimin hadiah untuk mereka dari gue dan perusahaan. Jadi ada dua hadiah."
Meraih ipad untuk mencari hadiah yang cocok. Lagian Tommy tidak tau jenis kelamin anak Pak Roni.
"Hadiah apa, Rey?" tanya Tommy.
Reyhan langsung menatap tajam pria itu.
"Iya iya gue tau."
Dengan tatapan saja bisa membuat nyali Tommy ciut seketika. Kalo urusan memilih pasti selalu dia, kalo tidak sesuai dia lagi yang dimarah. Tommy memang sadboy sejati.
Tommy sudah lama temenan sama Reyhan sejak SMA hingga sekarang. Karena bekerja dengan Reyhan lah ekonomi keluarganya sangat baik sekali. Tidak seperti waktu SMA dulu.
"Jangan lupa anterin Meira ke rumah Mama," peringat Reyhan tetap fokus pada layar komputernya.
"Satu jam lagi Meira pulang. Masih ada waktu gue buat istirahat."
"Hm."
Tommy tak sengaja menjatuhkan majalah di atas meja. Ia sedang duduk di sofa ruangan Reyhan yang memang luas ini.
Mengambil majalah itu dan melihat model yang tak asing baginya. Ia langsung menatap ke Reyhan yang masih fokus.
"Rey, majalah ini?" tanya Tommy ragu-ragu.
"Gue nggak tau," acuh Reyhan.
"Yakin."
"Tommy."
"Sori-sori, karena hubungan ini masih ada."
"Jangan dibahas!"
"Lo udah jatuh cinta 'kan sama Meira," tuduh Tommy.
"Tommy!" Reyhan meninggikan suaranya.
Tommy pun diam dengan kepala mengangguk pelan dan menyimpan majalah itu di dalam laci. Kembali mencari-cari hadiah yang akan ia kirimkan kerumah sakit.
"Gue harap ini jangan sampai ke telinga Meira. Gue nggak mau dia terluka," ucap Reyhan.
"Siap, tapi lo harus ubah semua."
"Gue usahakan."
"Usahakan terus," cibir Tommy yang tidak di dengar Reyhan.
Tommy pun izin keluar sekedar untuk ke kantin menikmati segelas kopi susu sebelum menjemput Meira untuk mengantar gadis itu ke rumah Mamanya.
Di kantin Tommy bersenandung kecil sembari menikmati kopi susu es nya. Karena cuaca panas begini. Enaknya yang dingin-dingin.
"Nyantai nih, Tom," sapa Faisal.
"Iya santai. Bentar lagi mau jemput Nyonya Meira."
"Beruntung banget ya CEO Reyhan dapat gadis cantik yang masih muda."
"Sstt, kedengaran CEO Reyhan dimarahi lo!"
"Sori."
Tommy hanya mengedikkan bahunya acuh saja. Tommy sih sering berinteraksi dengan Meira. Awal-awal Reyhan dan Meira menikah. Tommy sulit berinteraksi dengan gadis itu karena Reyhan memiliki batasan waktu untuk Meira. Tidak seperti sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments