Di Kebun Bunga Edenweis, Daniel nampak masih memegang benda pipih berwarna hitam itu di tangannya. Sesekali, ia berselancar dengan mesin pencarian di benda pipih yang disebut manusia dengan nama handphone itu. Daniel masih memikirkan, "Apa canggihnya benda ini coba? Bukankah bunga-bunga di kebun ini jauh lebih indah dan mempesona dibandingkan benda yang hanya seukuran telapak tangan ini? Bunga yang bersolek dalam semua warnanya adalah keindahan yang tiada tara, tetapi mengapa benda ini justru sangat popular di kebun bernama Bumi itu."
Lalu, Daniel membuka tas hitam yang tadi diberikan oleh Tuannya. Dalam tas itu terdapat kartu seperti ATM, beberapa uang, dan sapu tangan putih dengan gambar bunga mawar berwarna pink dengan kepakan sayap malaikat dari benang emas yang tersulam indah di sisi sebelah kanan. "Apa yang akan kulakukan dengan semua ini? Aku memang berkeinginan menengok kebun lainnya yang dimiliki oleh Tuan di seberang sungai itu, tapi aku sungguh tak tahu apa yang akan aku lakukan di sana. Tapi, keliatannya Tuan begitu mempercayaiku. Dalam suaranya yang berat dan penuh kuasa, aku merasakan dengan hatiku bahwa Tuan benar-benar percaya padaku. Dan, aku sebagai salah satu pekerjanya tidak boleh mengecewakan-Nya."
Setelah berpikir dan menimbang segala sesuatunya dan keinginan untuk tidak mengecewakan Sang Tuan, Daniel berniat memenuhi misi yang diberikan oleh Sang Tuan.
"Tuan.... Tuan.... Di manakah Anda Tuan?"
Daniel menuju ke tengah-tengah kebun, tempat di mana sebuah air mancur besar berada. Di tempat itulah Tuannya biasanya berada dan memandangi semua bunga dari tengah-tengah kebun itu.
"Kemarilah Daniel, Aku di sini." Benar saja Tuannya berdiri sedang menatap air mancur besar dengan matanya.
"Ada apa Daniel?"
"Saya mau ke kebun Tuan di sebelah sungai itu, Tuan."
"Benarkah kau mau ke sana?"
"Ya Tuan, aku mau datang ke sana."
"Baiklah Daniel, Aku akan mengantarmu sekarang."
Lalu, berjalanlah Daniel mengikuti Tuannya menuju ke sebuah Sungai di utara kebun bunga itu. Sungai yang tertutup kabut itu, terdapat jembatan kayu di atasnya. Jembatan yang menghubungkan kebun di luar sana dengan kebun Edenweis. Daniel melangkah penuh keyakinan ketika kakinya mulai menapaki jembatan kayu di atas sungai yang beriak tak dalam itu. Kedua orang itu terus melangkah hingga kabut putih menutupi keduanya. Mendekati ujung jembatan, Sang Tuan berkata.
"Teruslah melangkah hingga ke ujung jembatan itu Daniel. Di sanalah kebun itu, dan di sana kau akan bertemu dengan Selena. Jangan pernah menoleh ke belakang sebelum kau menginjakkan kakimu di kebunku itu. Kuatkan dan teguhkan hatimu, jangan goyah. Dan, ingatlah bahwa Aku akan selalu menyertaimu di mana pun kau berada." Dengan tangan yang memegang pundak Daniel, Tuannya itu berkata dan menguatkan hati malaikat kepercayaan-Nya itu.
"Baik Tuan, Daniel tidak akan mengecewakan Tuan. Dan, Daniel tahu kalau Tuan akan menyertai Daniel selalu."
"Bagus Daniel, teruslah berjalan. Jangan pernah menoleh ke belakang. Kebunku menunggumu."
"Baik Tuan. Aku akan datang ke kebun Tuan."
Selangkah demi selangkah namun pasti, Daniel berketetapan menyeberangi jembatan kayu itu. Dan ia tidak akan pernah menoleh ke belakang seperti pesan Tuannya barusan. Ia datang ke sini karena keinginannya sendiri dan ia tak ingin mengecewakan Tuannya. Di kebun manapun, Daniel tahu bahwa Tuannya akan selalu mengawasinya.
"Aku datang.... Aku datang...." Kata-kata yang selalu Daniel katakan pada dirinya sendiri saat ia menyeberangi jembatan itu. Hati bergetar menapaki jembatan itu, membayangkan bagaimana keadaan kebun di seberang sungai itu membuat Daniel sedikit gentar. Tetapi, ia terus melangkah, ia akan menyebrangi jembatan itu hingga ke ujungnya. Dan, ia akan sampai di kebun itu untuk melakukan misinya.
"Jangan takut Daniel. Sebab, kebun di sana juga butuh pekerja. Ayo terus melangkah Daniel." Semua kalimat itu terus tertanam dalam hati dan pikiran Daniel, hingga ia telah selesai menyebrangi jembatan itu. Kakinya mulai berjejak di tanah yang telah di aspal. Dan di hadapannya bukan kebun, sawah, atau ladang yang ia temukan. Orang-orang yang berteriak minta tolong dengan seorang wanita yang mengeluarkan darah tergeletak di tengah jalan itulah yang pertama kali Daniel lihat di kebun itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Olan
semangat thor😊 salam dari Hate But Love. mari saling dukung ya😊
2021-11-10
1
ChaManda
Pertemuan pertama
2021-10-19
1