Hatimu begitu keras

Hari terus berganti hari, bulan pun juga sama. Namun, hubungan Muti dengan Rizky masih tetap berjalan di tempat, tak ada yg berubah dg hubungan mereka.

Usia pernikahan mereka Sudah menginjak 6 bulan, namun mereka masih tidur di kamar yg berbeda, Muti tidak memberi Rizky kesempatan sedikitpun untuk mendekatinya, mereka tetap bagaikan orang asing. Kini Muti telah lulus SMA, ia mau melanjutkan kuliahnya sambil bekerja.

Muti yg sudah bertekad untuk satu kampus dengan ke dua sahabatnya, kini ia memberanikan diri untuk pamit pada suaminya.

"Aku mau cari kerja," ucap Muti sambil memberikan kopi buatannya pada Rizky yg berada di ruang kerjanya.

"Untuk apa kau mau mencari kerjaan? apakah uang bulananmu tak cukup?" Rizky Mengambil kopi yg di bawa Muti, lalu menyesapnya.

"Uang bulanannya cukup, aku hanya ingin mencari kesibukan dengan bekerja sambil meneruskan kuliah," Muti mengalihkan pandangannya dari Rizky, lalu berjalan sembari pergi meninggalkan Rizky di Ruang kerjanya.

"Apakah begitu caramu meminta izin pada suamimu?" Suara bariton Rizky menghentikan langkah Muti.

"Aku tahu, Kau tidak akan mengijinkannya," ucap Muti tanpa menoleh pada Rizky.

"Kembalilah, duduk di sini, dan bicaralah denganku baik-baik," ucap Rizky tersenyum lembut.

Muti menoleh lalu menatap Rizky datar, ia melangkah dan duduk di sofa ruang kerja Rizky. Sedangkan Rizky tersenyum karna Muti mendengarkannya, ia berjalan menuju sofa dan duduk di sebelah Muti.

"Aku mengizinkanmu bekerja, jika dg bekerja bisa mebuatmu bahagia," Rizky memegang tangan Muti sambil tersenyum menatap Muti, namun Muti segera menepisnya dan memalingkan wajahnya.

"Maaf aku belum terbiasa di sentuh oleh seorang pria," Muti berdiri, ia hendak pergi dari ruang kerja Rizky.

"Apa aku begitu buruk di matamu? hingga kau tak pernah membiarkanku mendekatimu sedikitpun?, katakan Muti apa yang kurang dariku, aku menikah denganmu sudah 6 bulan, namun .kita masih tetap seperti orang asing?" Rizky menatap Muti sendu.

Muti pergi meninggalkan ruangan Rizky tanpa menoleh apalagi menjawab pertanyaannya.

"Hatimu begitu keras Muti, Apakah aku bisa mencairkannya?" Gumam Rizky.

*******

"Muti, Aku kembali untuk memenuhi janjiku padamu, ucap seorang lelaki di bandara sembari melepas kaca mata hitamnya dan menyeret kopernya menuju mobil yg telah menjemputnya.

"Muti, aku sangat merindukanmu, seperti apa kau sekarang?" batin Renald sambi terus mengembangkan senyumnya karna ia terlalu bahagia akhirnya dia bisa menemui Muti setelah 5 tahun lamanya.

Ya... orang itu adalah Renald, Draka Renald Refaldy. Kini ia telah kembali dan ingin menetap di kota kelahirannya.

"Ren, kita ke jalan X........ " perintah Renald pada Asisten pribadinya.

"Tuan mau kemana, itu kan bukan jalan menuju Mansion," tanya Asisten Reno.

"Aku mau mampir ke rumah sahabatku dulu," ujar Renald sambil mengembangkan senyumnya, Renald membayangkan wajah Muti, ia sudah tak sabar untuk menemuinya dan ia juga akan menjelaskan mengapa ia pergi terlalu lama, Renald sudah tak sabar ingin segera berjumpa dg orang yang di cintainya.

"Baiklah tuan..." ucap Reno

Kini mobil Renald telah sampai di pekarangan Rumah orang tua Muti.

Renald turun dari mobilnya dengan kebahagiaan yg membuncah, ia berlari menuju pintu rumah Muti. Setelah sampai di depan pintu rumahnya, Renald mengetok pintu rumah Muti yg sederhana.

Tok.. tok... tokkk....

"Assalamu alaikum..." Renald memanggil salam dengan perasaan tak karuan karna telah lama tidak berjumpa dengan Muti, ia grogi dan ia juga belum tau apa yg akan ia lakukan setelah Muti membuka pintunya, tapi hal pertama yg Renald ingin lakukan adalah memeluk Muti erat.

"Cekkrekkkk.... " Suara pintu di buka, Namun yang membuka pintunya bukanlah Muti Melainkan ibu Ani, ibu Muti.

"Waalaikum salam... Maaf kau siapa Nak? dan memcari siapa?" tanya ibu Ani lembut.

"Aku sahabatnya Muti Tante," jawab Renald.

"Ohhhh... silahkan masuk dulu Nak," ajak ibu Ani.

"Makasih Tante," ujar Renald sambil celengak celengok mencari sosok Muti yg ia rindukan.

"Silahkan duduk Nak, tante buatkan minuman dulu," nu Ani mempersilahkan Renald duduk sambil berjalan menuju dapur untuk membuat minuman.

"Terima kasih Tante," ujar Renald.

"Kemana Muti? kenapa dia nggak keluar? padahal aku sangat merindukannya," batin Renald.

"Ini nak di minum," setelah beberapa saat, kini ibu Ani kembali dengan membawa minuman untuk Renald.

"Terima kasih Tante," ucap Renald menerima minuman yg di berikan ibu Ani lalu Meminumnya dg sekali tegukan.

"Kenapa wajahmu nggak asing ya.. Nak? padahal tante nggak tau siapa kamu? apakah kau pernah main kesini sebelumnya?" ibu Ani menatap Renald sembari berfikir siapakah sahabat anaknya itu?

...🍁🍁🍁🍁🍁...

^^^bersambung......^^^

Maaf jika tulisannya berantakan dan mungkin typo di mana mana...

Aku masih belajar...

Dan makasih untuk yg berkenan mampir...

😘

Terpopuler

Comments

langit biru

langit biru

lah si atun eh muti gak pernah mau natap suaminya kl ngomong gimana mo jatuh cintrong.kan cinta datang dr mata turun kehati😜

2022-03-03

0

Bintun Arief

Bintun Arief

waduh pake pulang lagi 🤦

Rizky gimana nih? masak iya jadi duda kembang🤣

2021-09-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!