Satu minggu kemudian
Kini Muti sudah siap dengan balutan kebaya putih dan riasan pengantinnya, air mata Muti pun terus saja mengalir deras bak sungai gangga, untung saja Muti tak memakai make up yang tebal, ia hanya merias dirinya sendiri dengan make up yang tipis, ia tak mau di rias oleh orang lain, dan ibu Ani pun menyetujuinya asalkan Muti mau menikah.
Muti terus saja mondar mandir sambil terus mengusap air matanya, tetapi setelah itu ia memakai make up nya kembali.
"Bagaimana ini? Apakah aku kabur saja?" Muti meletakkan tangan di dagunya, sedangkan tangan yang satunya lagi ia letakkan di atas pinggang.
"Tapi... bagaimana dengan ibu? Aku tak tega menyakitinya?" Muti terus saja mondar mandir di kamarnya karena bingung.
"Lagi pula aku nggak tahu Kak Renald kembalinya kapan? Selama ini aku telah menunggunya, tetapi Kak Renald tak ada kabar sama sekali, sudah cukup aku bersabar selama ini, sepertinya kak Renald sudah melupakanku dan melupakan janjinya, jadi untuk apa aku menunggu sesuatu yang tak pasti, Aku tak punya alasan untuk menolak pernikahan ini." Muti duduk di pinggiran tempat tidurnya karna lelah berpikir.
"Baiklah aku akan pasrah, kemana takdir akan membawaku pergi." Batin Muti.
"Muti, apakah kau sudah siap Nak? Mempelai pria sudah datang, ayo kita ke pelaminan sayang!" ajak ibu Ani tersenyum lembut.
Muti mengangguk dengan senyum yang di paksakan, Muti berjalan dengan langkah malas, sebenarnya Muti masih mengharapkan Renald, tetapi percuma saja ia menolak, karena penolakan itu takkan berguna, yang ada ia hanya akan menyakiti hati ibunya.
Muti berharap nanti saat ijab qobul kejadiannya akan seperti di sinetron, ia berharap Renald datang untuk mencegahnya.
Setelah sampai di pelaminan, Rizky begitu terpesona dengan kecantikan Muti, ia sampai tak berkedip seakan melihat bidadari turun dari kayangan, Rizky melihat langkah Muti yang semakin mendekat dan saat itu pula ia di kagetkan oleh deheman Bundanya.
"Ehhemmm... gimana calon istrimu Nak? cantik 'kan sayang?" bisikan Bundanya membuat Rizky salah tingkah. Sedangkan Muti menunduk tak menghiraukan siapa calon suaminya, karena baginya hanya Renald orang yang paling ia cintai, ia tak memperdulikan laki-laki lain, selain Renald.
"Kak Renald...! ku mohon...cegahlah pernikahan ini, jangan sampai aku menikah dengan orang lain," batin Muti.
"Bagaimana kedua mempelai? Apakah sudah siap?" ucap penghulu sambil mengulurkan tangannya.
Deg.
Jantung Muti se akan berhenti berdetak karena ia akan menikah dengan orang yang tak pernah di kenalnya.
"Duh... Kak Renald mana sih?" batin Muti sambil kepalanya menatap ke arah pintu.
"Siap." Jawab Rizky sambil menghela nafas dan menerima uluran tangan penghulu.
Kemudian penghulu menikahkan mereka berdua sampai para saksi menjawab dengan kata "Sah".
Muti meneteskan air matanya, bukan karena ia terharu bahagia, tetapi kini sekarang ia sudah sah menjadi istri Rizky yang artinya ia harus melupakan Renald sahabat sekaligus cinta pertama Muti, ia menangis menahan rasa sesak di dadanya. Impiannya untuk menikah dengan Renald kini telah hancur dan hanya tinggal angan-angan saja.
"Kenapa sih kejadiannya nggak kayak di Sinetron? B**ikin aku sebel aja," batin Muti sambil menghapus air matanya.
Mereka menikah di rumah Muti atas keinginan Muti sendiri, ia hanya mau menikah dengan pernikahan yang sederhana, tidak perlu ada tamu undangan, cukup menikah secara kekeluargaan saja tanpa adanya pesta.
Orang tua Rizky langsung pulang setelah acaranya selesai, mereka sengaja meninggalkan anak dan menantunya agar mereka bisa dekat.
Sedangkan Rizky berpamitan pada ibu mertuanya untuk membawa Muti tinggal bersamanya, sebenarnya ia tak yakin Muti akan mau ikut dengannya, tapi jarak kantor dan rumah mertuanya cukup jauh, jadi ia mencoba untuk pamit pada ibu mertuanya, siapa tahu istrinya mau ikut.
"Ibu, bolehkah Rizky membawa Muti untuk tinggal bersamaku?" ucap Rizky .
"Silahkan Nak, Muti sekarang tanggung jawabmu, ibu tak berhak melarangnya?" Jawab ibu Ani.
"Tapi Bu... " Muti hendak menjawabnya tapi kemudian di potong oleh Ibunya." Muti sayang, Kau harus nurut sama suamimu Nak, surgamu ada padanya, dengarkan ucapannya dan jangan pernah membantah!" ujar ibu Ani lembut.
"Baiklah Bu, aku akan ikut dengannya," jawab Muti dengan muka datar.
...**************...
Setelah menempuh perjalan kira-kira 1 jam, kini Rizky dan Muti sampai di Rumah minimalis Rizky. Rizky memang sengaja membeli Rumah untuk ditempati bersama dengan Muti setelah ia menikah, karena Rizky khawatir, Muti tidak betah jika tinggal bersama kedua orang tuanya.
"Muti, apakah kau bahagia?" tanya Rizky. Namun, Muti enggan untuk menjawab, ia hanya diam tanpa berniat sedikitpun untuk menatap Rizky.
"Baiklah kita turun saja," ucap Rizky sambil tersenyum lembut.
Rizky hendak membukakan pintu mobilnya untuk Muti, tetapi Muti sudah membukanya terlebih dahulu.
Rizky masuk ke dalam rumah dengan Muti yang mengekor di belakangnya, setelah sampai di depan pintu kamar, Muti hanya diam tanpa berniat untuk masuk kedalam kamar tersebut.
"Dimana kamarku?" ucap Muti pada Rizky.
"Di sini kamar kita," jawab Rizky sambil menunjukkan kamarnya pada Muti.
"Maaf aku tidak mau sekamar dengan mu, kita memang sudah menikah, tapi aku tak bisa se kamar dengan orang asing," ucap Muti dengan muka datarnya.
Deg.
"Baiklah jika kau tak mau sekamar dengan ku, kau tidur di kamar tamu saja, karena kamar yang lain masih belum di bersihkan, jika kau mau pindah besok, kau bisa membersihkan yang mana saja yang akan kau pilih untuk di jadikan kamarmu," ucap Rizky lembut.
Kemudian Rizky mengantarkan Muti ke kamar tamu, dan menyerahkan kuncinya pada Muti.
"Silahkan masuk," ucap Rizky tersenyum lembut.
Namun, Muti tak menanggapinya, dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, Muti membuka kamarnya dan menutup pintunya dengan kasar, ia juga tak memperdulikan keberadaan Rizky yang masih berdiri mematung di depan pintu kamarnya.
"Aku harus sabar." Batin Rizky,
Kemudian Rizky kembali dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri. Setelah itu, Rizky mandi dan memesan makanan untuk Muti dan dirinya.
Setelah beberapa jam kemudian.
ting tong... ting tong...
Bel rumah berbunyi. "Siapa sih yang bertamu malam-malam begini," ucap Muti.
Muti yang sedang duduk di sofa kamarnya berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu depan dan melihat siapa yang datang, setelah ia sampai di pintu depan, Muti membuka pintunya, ternyata kurir yang datang untuk mengantarkan makanan yang di pesan Rizky.
"Maaf Mas aku tidak memesan makanan," ucap Muti.
"Tapi ini benar Nona alamatnya, atas nama Tuan Rizky pratama," jawab kurir tersebut.
"Oh... iya ini benar rumahnya pak, mungkin suami saya yang pesan," jawab Muti.
Kemudian kurir itu pergi setelah Muti membayarnya, dan Muti pun kembali ke dalam rumah sambil membawa makanan yg suaminya pesan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Memi kasim
❤️❤️❤️
2022-02-07
1
saya laki-laki
HALO AUTHOR YG MENGKEREN , AUTHOR ANDALAN MU MAMPIR NIH , BAGI PEMBACA NOVEL MBAK TUPAI JANGAN LUPA MAMPIR DI NOVEL KU YA WKWKKWKWK
2021-12-13
1
IrohAlkafi
Vote untukmu.. 😘
2021-10-25
1