Setelah mereka kelelahan berlari. Hasby menghentikan langkahnya, napasnya ngos ngosan.
"Stooppp!!" teriaknya.
Baron dan Reyhan berhenti berlari menoleh ke belakang.
"Babeh gue nggak ngejar rupanya," ucap Baron anak Pak Jarwo.
"Lu berdua harus tanggung jawab, bagaimana caranya ganti ayam bakar kampung gue!" seru Hasby teringat pesan momy nya.
"Gampang, beli saja di restoran buat ganti ayam kampung biar momy lo nggak marah," usul Rey.
"Kalian berdua harus temani gue beli ayam bakarnya. Gue gak mau tahu!" perintah Hasby.
"Halah di luar garang, depan momy lo kaya ayam sayur!" ledek Baron tertawa terkekeh.
"Ayo cepat, nanti momy gue keburu balik bisa mampus!" Hasby mengapit kedua tangan sahabatnya menuju restoran tak jauh dari komplek tempat mereka tinggal.
Sesampainya di halaman restoran, Hasby mengendus endus kedua sahabatnya.
"Di antara kalian siapa yang belum mandi?" tanya Hasby menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Lo kaya kagak tau kebiasaan si Reyhan. Sudah pasti dia yang belum mandi!" timpal Baron menatap Reyhan yang mengendus keteknya sendiri.
"Iya Rong, ternyata yang bau asem itu gue. Hahahahaha!" Reyhan tertawa terbahak bahak.
"Sialan lo, jorok!" Baron menepuk mulut Reyhan hingga berhenti tertawa.
"Sudah, biarkan saja bau asem. Ayo masuk!" ajak Hasby kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran.
"Lihat, itu Dera dan Nanda!" tunjuk Baron ke arah dua sahabatnya yang lain tengah makan berdua. Kemudian mereka menghampiri Nanda dan Dera.
"Ciee yang jomblo! tak ada rotan kayu pun jadi." Ledek Reyhan di akhiri tertawa kecil.
"Kalian? sedang apa di sini?" Dera menoleh ke arah tiga sahabatnya.
"Ayo duduk!" Nanda mempersilahkan ketiga sahabatnya. "Kita makan bareng, kalian pesan saja."
"Kalian bisa sampai ada di sini?" tanya Dera menatap ketiga sahabatnya.
"Panjang ceritanya," kata Reyhan lalu ia mulai menceritakan kejadian tadi pagi tidak ada satupun yang di skip. Membuat Dera dan Nanda tertawa terbahak bahak tanpa memikirkan jadi pusat perhatian pengunjung lainnya.
"Kakak bisa pelankan suaranya?" sapa suara lembut berbisik di telinga Dera.
Dera menoleh ke arah sumber suara, sontak ia terkejut melihat sosok gadis yang selama ini mendekatinya. Gadis itu bernama Tyas Quinta, berparas lembut namun Dera tidak menginginkan gadis itu, pasalnya berat badan Tyas bukan kriteria Dera.
"Huwaaaa!!" pekik Dera terkejut dan hampir terjungkal kursi yang ia duduki seandainya Nanda tidak menahan kursi tersebut. Namun terlambat, Dera menarik terlalu takut untuk bertemu dengan Tyas hingga akhirnya kursi terjungkal bersamaan dengan tubuh Dera.
"Hahahaha!" ke empat sahabatnya tertawa terbahak bahak hingga mengundang perhatian manager restoran bernama Intan. Manager yang super galak dan sudah sering mendapatkan kekacauan akibat ulah kelima duda itu.
"Brakk!" Intan menggebrak meja membuat mereka terkejut, kemudian Intan meraih kerah baju Reyhan supaya berdiri.
"Kalian selalu membuat ulah, mulai besok restoran ini tertutup buat kalian berlima!" bentaknya dengan nada tinggi.
"Maafkan kami Bu, biar kami ganti rugi," ucap Reyhan melipat kedua tangannya.
"Oke! kalian boleh pergi dan jangan harap besoj bisa masuk ke dalam restoran ini, aku pasang wajah kalian di depan restoran. Sekarang katakan siapa yang akan membayar kerugian??!" tanya Intan menatap ke empat duda tersebut. Sementara Dera memilih jalan merangkak keluar dari restoran diam diam.
"Cepat katakan!" seru Intan semakin marah.
"Tyas Bu!" tunjuk Reyhan ke arah gadis itu yang melongo. "Dia yang traktir kami, jadi dia yang bertanggung jawab." Selepas bicara seperti itu Reyhan berlari mendahului Hasby, Baron dan Nanda.
"Hehee, iya bu. Tyas yang akan membayar kerugiannya." Timpal Baron mundur dua langkah lalu berlari keluar ikut menyusul Dera dan Reyhan di ikuti Nanda dan Hasby saling berpegangan tangan tertawa kecil lalu ambil langkah tergesa gesa menyusul sahabatnya.
Intan menggelengkan kepala memperhatikan mereka yang kabur satu persatu. Lalu beralih menatap Tyas yang masih shock atas tuduhan ke lima duda itu.
"Mana? bayar!" pinta Intan tidak mau tahu.
"Bukan aku..." ucap Tyas menahan air matanya supaya tidak jatuh.
"Biar aku yang bayar!"
Tyas dan Intan menoleh ke arah suara, nampak Choi sahabat Tyas datang tepat waktu. Lalu Choi membayar kerugian yang di minta Intan. Bagi dia uang yang di minta manager restoran tidak seberapa.
"Choi makasih ya sudah bantu aku," ucap Tyas bernapas lega.
"Ayo kita cari kelima duda sialan itu." Ajak Choi gemas karena mereka selalu buat ulah di mana mana.
"Iya, ayo ke sana!" tunjuk Tyas ke arah pintu keluar.
Mereka berdua bergegas keluar dari restoran. Beruntung ke lima duda itu masih berada di halaman restoran sedang membicarakan ayam bakar milik Hasby yang harus segera di ganti.
"Begini rupanya kerjaan duda yang tak patut di tiru," ucap Choi melipat kedua tangannya di dada.
Ke lima duda itu menoleh ke arah Choi dan Tyas, lalu Hasby mendorong Nanda ke depan supaya menghadapi omelan Choi.
"Wah wah wah! di suruh bantuin emaknya nyuci malah enak enakan di sini!!"
Semua orang yang ada di tempat itu menoleh ke arah Patma yang tiba tiba muncul di depan mereka.
"Makk, ngapain ke sini?!" tanya Rey menghampiri Patma namun di sambut tangan Patma langsung menarik kuping Rey.
"Hidup lu aja masih gak jelas, sekarang mau main main sama cewek, hah!!"
"Aww sakit makk, aku cuma nganter Hasby nyari ayam bakar!" bela Rey karena tidak mau di damprat emaknya lagi.
"Ho ho ho! jadi gara gara anak si wina yang ngajarin anak gue bandel?! matanya melotot ke arah Hasby.
"Yee, dia duluan yang numpahin ayam bakarku tante." Sela Hasby.
"Tante, tante! sejak kapan gue kawin sama paman lu!" rutuk Patma "Awas lu ya, gue laporin emak lu!" ancam Patma kepada Hasby.
"Kalian juga jadi cewek jangan kegatelan! nyamperin anak cowok. Memang ya! anak cewek jaman sekarang tidak tahu malu!!" matanya melotot ke arah Choi dan Tyas.
"Dih! siapa juga yang mau sama duda model kaya mereka." Balas Choi ketus lalu menarik tangan Tyas pergi dari tempat itu.
"Kalian juga bubar!!" tunjuk Patma ke arah Dera dan yang lain.
"Ayo kita pergi, dari pada dengerin radio butut." Bisik Baron di telinga Dera namun jelas terdengar oleh Patma.
"Oawalah anak tidak tahu tata krama!" Patma melepaskan sandalnya lalu ia acungkan ke arah Baron. "Dasar anak tukang bakwan mlehoy!"
"Lariii!!!" Baron berlari mendahului Dera dan Nanda.
"Pukk!!"sandal mengenai Dera yang paling belakang berlari menyusul Baron dan Nanda.
"Mampus kau ya, hahaha!" Patma tertawa terbahak bahak.
"Makk jangan malu maluin napa mak?" ucap Reyhan menepuk keningnya sendiri.
"Lu yang malu maluin emakmu, bukannya jadi anak baik dan penurut, malah bikin ulah di mana mana. Sekarang lu pulang gosok toilet sampai bersih!!" Patma menarik kuping Rey berjalan meninggalkan Hasby terpaku di tempatnya.
"Pada akhirnya aku sendirian.." ucap Hasby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rahmad Fauzi
kok emaknya reyhan kasar banget sama si hasby, kan dia bos nya reyhan?
2023-07-09
0
abdan syakura
Poor,Hasby.....
2023-05-06
0
SyaLmaida Hermani
untung hny 4. cb satu kampung, apalah jd nya. 😄
2023-03-28
0