Seorang pria berumur akhir 30an tengah duduk di meja kerjanya, dia adalah seorang sutradara sekaligus pemilik rumah produksi "Shalu picture" dia adalah Topan Nurdianto.
Tak lama seorang mengetuk pintu ruangannya.
" Ya, masuk," serunya dari dalam.
" Selamat siang bang Topan," sapa Pria yang baru saja masuk.
" Jordan Antonio, " ujarnya sambil tertawa lepas, dia pun bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan ke arah sofa.
" Duduklah," ucapnya.
Pria yang di panggil Jordan itu pun duduk di sofa dengan santai.
" Jadi bagaimana,?" tanya Topan.
" Sepertinya saya tidak bisa menolak tawaran untuk main Film itu, tidak ada film yang gagal selama disutradarai oleh bang Topan," puji Jordan.
" Hahahaha, kamu bisa aja bikin lubang hidung saya membesar," jawab Topan terkekeh.
" Jadi kapan rencananya bang,?" tanya Jordan mulai serius.
" Saya ingin akhir tahun ini selesai, kemaren saya sudah meeting dengan produser dan hasilnya kita tinggal menunggu dana dari investor, setelah itu proses pra produksi pun bisa dilaksanakan," jelas Topan.
Jordan mengangguk pelan. Sebenarnya dia tak begitu tertarik untuk main di film yang bergenre horor itu, tapi karena memang sedang sepi job Jordan pun mengambilnya.
Setelah berbincang - bincang mengenai proyek baru itu Jordan pun pamit.
" Terima kasih bang," ujar Jordan seraya mengulurkan tangannya.
" Sampai ketemu lagi," jawab Topan.
Jordan pun meninggalkan ruangan Topan. Sudah beberapa hari ini managernya sakit dan Jordan terpaksa mengurus semuanya sendiri.
Jordan merupakan seorang Artis papa atas, namun saat ini popularitas Jordan sedang menurun karena baru beberapa bulan ini dia keluar dari penjara karena tersandung kasus narkotika.
Itulah kenapa dia menerima tawaran Topan untuk bermain di film itu. Jordan ingin masyarakat kembali mengingat namanya. Dan ini untuk pertama kalinya Jordan berani mengambil resiko bermain Film horor. Karena Jordan memiliki trauma masa lalu yang berhubungan dengan hal mistis.
**
Dengan susah payah Alina membawa komputer itu naik. Dia harus bolak balik untuk mengangkut semua perangkat komputer termasuk dengan mejanya.
" Berat sekali," keluhnya saat membawa meja di tangga yang sempit itu.
Nafas Alina tersengal, tapi dia cukup senang karena berhasil membawa benda itu naik.
" Komputer ini seperti keluaran tahun 1980an, ? " gumamnya mengamati komputer yang masih mengunakan layar tabung dengan body besar.
Alina menyembulkan kepalanya melihat situasi diluar, sepi. Alina pun bergegas membawa komputer itu masuk ke kamarnya. Takut nanti ketauan sama neneknya.
Alina baru saja selesai membersihkan debu yang menempel cukup tebal di komputer itu. Beberapa kali dia terbatuk dan bersin. Terakhir Alina membersihkan bagian dalam CPU .
" Selesai," Alina tersenyum bangga.
" Kira - kira masih bisa berfungsi nggak ya,?" ujarnya sambil memeriksa kabel - kabelnya.
Dengan jantung berdebar Alina mencoba menghubungkan komputer itu ke listrik.
Alina menunggu dengan was - was, takut nanti benda itu malah meledak saat di sambungkan ke listrik.
Tak ada tanda - tanda komputer itu mau menyala. Berulang kali Alina mencoba menghidupkan tapi benda itu sama sekali tak menunjukan kalau masih berfungsi.
" Sial, susah payah aku membawanya dari bawah sana ternyata tak berfungsi." gerutu Alina sambil menendang CPU komputer itu.
Tak lama, layar komputer itu menyala. Alina membekap mulutnya sendiri, dia cukup terkejut. Tapi layar itu hanya mengeluarkan cahaya terang. Dan tak ada tanda loading seperti saat kita menghidupkan komputer pada umumnya.
" Apa karena sudah lama tak terpakai ya,?" Alina menekan - nekan keyboard mencoba memberi respon.
" Dasar, mending tak usah menyala aja sekalian membuat orang berharap saja.," lagi - lagi Alina menendang CPU komputer itu.
Beberapa detik kemudian barulah komputer itu menunjukan tampilan desktop. Mata Alina seketika berbinar, dia melompat - lompat kegirangan.
" Alina apa yang kau lakukan di atas sana,? teriak eyang dari bawah mendengar suara hentakan kaki yang kuat. Karena kamar Alina ada di loteng.
" Tidak ada, aku tadi terjatuh," teriak Alina berbohong.
Alina meraih kursi dan duduk di depan komputer itu, dia mulai mengotak atiknya. Ternyata Komputer itu cukup baik untuk digunakan. Sayangnya komputer itu masih menggunakan windows 3.
Meskipun terasa sedikit aneh tapi Alina tetap mencobanya. Alina hanya menggunakan notepad dan mulai mengetik. Jari - jarinya mulai menari - nari di atas keyboard. Tanpa sadar sudah setengah jam Alina mengarungi dunia imajinasinya.
" Apa ini,?" Alina menatap tak percaya tenyata dia sudah menyelesaikan satu episode.
" Aku pikir aku akan mandek, tenyata cukup nyaman menggunakan komputer ini," ujarnya senang.
Alina memijit tengkuknya yang terasa kaku, dia pun merebahkan badannya di kasur. Terlalu lelah membuat Alina cepat mengantuk. Tanpa sadar Alina tertidur sampai melewatkan makan malamnya.
Namun tidur nyenyak nya tiba - tiba terganggu, Alina merasa seperti ada yang mencolek - colek bahunya.
Alina bergumam tak jelas karena merasa terganggu.
" Hei,," samar - samar Alina mendengar suara.
" Paman, aku mengantuk. Jangan ganggu," gumam Alina dengan mata masih terpejam.
Alina merasa seseorang sedang menyelimutinya. Rasa hangat membuatnya tambah nyaman dan kembali tertidur lelap.
" Alinaaaaa," suara gedoran pintu membuat Alina seketika terbangun. Alina mengucek matanya. Cahaya silau dari jendela kaca di atas nya membuat Alina menyipitkan mata.
" Jam berapa sekarang,?" Alina mencari ponselnya. Tenyata benda itu terselip di bawah bantalnya.
" Jam 8," pekiknya saat melihat jam pada ponselnya. Berarti dia sudah tidur dari sore kemaren.
" Astaga... Alina apa kau masih tidur,?" teriak eyang di depan pintu kamarnya.
" Ti..dak aku sudah bangun," dia pun bergegas turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya.
Saat dia sarapan dengan eyang dan pamannya di meja makan , Alina ingat sesuatu semalam dia merasa ada orang yang masuk ke kamarnya.
" Apa paman yang menyelimutiku semalam,?" tanya Alina. Paman Alina menggeleng.
" Eyang,?" beralih pada eyangnya.
" Tidak, " jawab eyang singkat.
" Kenapa?" tanya paman.
" Bukan apa - apa,"
Alina tampak berpikir, jelas sekali semalam ada orang lain di kamarnya. Bahkan dia merasakan orang itu mencolek bahunya. Terlalu nyata kalau itu disebut mimpi.
...----------------...
Jangan lupa like, dan komentarnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Jans🍒
waduh film horor agak mnantang ye jor
2021-10-15
0
Quora_youtixs🖋️
semangat kak 👍
2021-09-29
2
Anastha Brianca
siapakah itu???
2021-09-29
2