Eps. 3

Keesokan harinya Alina pergi ke rumah eyangnya di antar oleh Alan menggunakan mobil pick up ayahnya. Sepanjang perjalanan Alina tampak murung, dia terus membuang pandangan ke luar jendela.

" Kenapa aku di hukum ibu seperti ini," ujarnya tiba - tiba.

Alan yang dari tadi hanya fokus menyetir menoleh sesaat.

" Nikmati saja liburan dadakanmu itu, dengan begitu kau tak perlu mengantar Ayam pesanan pelanggan selama masa hukumanmu kan,,?" jawab Alan. Karena Alan tau itu adalah hal kedua yang tak disukai Alina selain pergi ke rumah neneknya.

" Itu lebih baik dari pada aku di kirim ke desa terpencil itu." 

" Huaaaaa… Alan, turunkan saja aku di sini, aku ingin kabur saja,!" ujar Alina.

" Jangan harap, kau pikir aku tak takut mati. Ibumu itu lebih mengerikan dari pada mafia kelas dunia," jawab Alan bergidik ngeri.

" Bagaimana aku akan melanjutkan novelku, ?" Alina mulai curhat.

Alan adalah satu - satunya orang yang tau tentang rahasianya itu. Alan merupakan teman dari kecil sekaligus satu - satunya karyawan di restoran ayam milik keluarganya.

" Tulis saja dari ponselmu," saran Alan.

" Aku tak bisa, mataku cepat lelah dan aku tak bisa mengetik hanya dengan jempol saja," Alina beralasan.

" Hem, ya tunda saja,"

" Apa katamu, aku tak mau membuat pembaca setiaku menunggu," bentak Alina.

" Kenapa kau marah padaku,?" sengit Alan tak terima.

" Terus aku harus marah pada siapa, pada mobil butut ini,?" jawab Alina semakin kesal.

" Terserah pada siapa pun, asal jangan lampiaskan kekesalanmu itu padaku," Jawab Alan.

Setelah itu keduanya membisu sampai akhirnya mereka sampai di tempat tujuan menjelang sore.

" Ah, pantatku jadi mata rasa," ujar Alina saat mereka sudah sampai.

Alina turun dari mobil, dia memandang malas rumah eyangnya yang menyerupai rumah orang belanda jaman dulu.  Seorang wanita tua membuka pintu saat mendengar suara mobil masuk pekarangan.

" Siapa itu, kau kah Haikal,?" eyang wati menyipitkan matanya.

" Bukan eyang, ini aku Alina," jawab Alina berjalan mendekat.

" Oh, kenapa kau seperti laki - laki dari jauh," ujar eyang Wati.

Alan yang baru turun dari mobil terkekeh mendengarnya dan langsung di balas tatapan tajam dari Alina.

Alina menyalami eyangnya begitu juga dengan Alan.

" Mari masuk,mana orang tuamu" ujar eyang wati.

" Mereka tak bisa ikut, siapa nanti yang akan menjaga Restoran,"

" Orang tuamu itu taunya hanya mencari uang saja," marah eyang.

" Mana paman,?" tanya Alina melihat rumah eyang tampak sepi.

" Masih di kebun," 

Alina mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Rumah itu tampak bersih dan rapi seperti biasa. Eyangnya hanya tinggal berdua dengan pamannya yang masih bujangan itu. 

" Apa kalian lapar,?" tanya eyang.

" Iya eyang, aku lapar sekali," jawab Alan mantap.

" Aku tidak, " jawab Alina malas.

Alina memilih untuk rebahan di sofa model lama di ruang tamu, sementara Alan langsung mengikuti eyang Wati ke dapur.

Alina merogoh ponsel dari saku celana trainingnya, saat ia menghidupkan benda pipih itu Alina mendesis kesal melihat jaringam internetnya hanya 2G. Dia melempar ponsel itu ke atas meja. 

" Aarrrhhhh," raung Alina menendang - nendangkan kakinya ke udara.

" Alinaaaa," teriak eyang dari belakang.

Alina langsung terdiam, karena eyang tak suka kegaduhan dan keributan. Itulah alasannya eyang betah tinggal di desa yang sepi itu. Desa itu hanya ramai bagian ke dekat pasarnya selebihnya jarak rumah ke rumah satunya mungkin ada sekitar 30 meter. Orang - orang di sana pada umumnya adalah petani. Jadi mereka hanya di rumah pada malam hari. 

Keesokan harinya, 

Alina bangun kesiangan, setelah keluar kamarnya dan sarapan Alina hanya menghabiskan waktu rebahan di sofa sambil menatap malas telivisi yang menyala. Hanya siaran TV nasional saja yang dapat di tonton di sana.  Alan pagi - pagi sekali juga sudah kembali ke kota.

" Hei, apa seharian ini kau hanya akan rebahan seperti itu," ujar paman Alina yang sudah tampak bersiap menuju ladang.

" Hem," 

" Badanmu bisa tambah bengkak pulang dari sini," 

" Biarlah, aku suka punya badan gemuk," jawab Alina asal.

" Kau ini, nanti tak ada laki - laki yang menyukaimu, apa kau mau jadi perawan tua," nasehat paman Haikal.

" Ck, paman sendiri bagimana, sampai saat ini belum juga beristri," cibir Alina.

" Ya itu karena paman tak tega meninggalkan eyangmu," jawab Haikal.

" Cih, Alesan ," Alina menjulurkan lidahnya.

Haikal mendengus kesal dia pun berlalu dari hadapan Alina dari pada dia jadi sasaran bully nya Alina.

Alina mulai merasa bosan rebahan di sofa, dia juga tak melihat eyangnya. Mungkin eyang ikut paman ke kebun. Alina bangkit dan duduk sejenak memikirkan apa yang akan di lakukannya. 

" Dalam pikiranku hanya satu, aku ingin melanjutkan novelku," ratap Alina.

Gadis itu pun beranjak,menelusuri setiap inci rumah eyangnya yang lumayan besar itu.

" Bagaimana eyang membersihkan rumah sebesar  ini seorang diri," gumam Alina. Tangannya menyentuh setiap perabot yang bergaya kuno. 

Tanpa sadar Alina sudah ada di ujung ruangan. Dia melihat sebuah pintu ruangan.

" Oh ternyata masih ada ruangan di sini, apa ini kamar,?" tangan Alina menyentuh gagang pintu itu. Ternyata pintu itu di kunci. Saat akan berbalik mata Alina menangkap sebuah kunci tergantung di depan pajangan dinding.

Alina meraih kunci itu dan memasukannyan ke lubang kunci. Dan ternyata itu memang kunci dari pintu itu.

Saat pintu itu dibuka Alina sedikt terbatuk karena debu. Alina menghidupkan lampu ruangan itu. Matanya terbelalak melihat banyak barang antik tersimpan dii sana.

" Wah apa ini gudang penyimpanan,?" 

Alina berdecak kagum melihat semua barang antik itu.  Puas melihat - lihat Alina pun hendak keluar dari ruangan itu namun matanya menangkan sesuatu yang aneh. Ada pintu lain di ruangan itu. Alina pun mendekat ke pintu yang hanya setinggi badanya.

Saat pintu itu di buka Alina di hadapkan pada sebuah anak tangga menuju ruang bawah tanah.

Terpopuler

Comments

Xianlun Ghifa

Xianlun Ghifa

bom like

2021-10-15

0

Krisna New

Krisna New

ingin aku tertawa tp ga enak sma alina

2021-10-14

1

Anastha Brianca

Anastha Brianca

ngakak waktu eyang bilang Alina kyk laki - laki.. 😁😁

2021-09-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!