CTD19

Jam dipergelangan tangan Brayen menunjukan pukul 16:45. dan dia bergegas merapikan meja kerjanya, bersiap-siap untuk pulang.

Brayen kelaur dari ruangan nya,melintasi ruangan asisten pribadinya itu yang masih sibuk didepan layar komputernya.

"Sam pulanglah lebih awal,karna saya juga akan pulang."

Sam yang tidak menyadari kalo bos nya berdiri didepan nya dibuat kaget.

"Ehh.. B-baik tuan." Sam sempat heran kenapa bos nya pulang lebih awal, karna biasanya bosnya akan pulang jam tujuh malam kadang bisa lebih.

"Ahh mungkin karna sedang ada janji dengan pacar tuan.." batin Sam.

Brayen segera masuk mobil, menjalankan mobil menuju rumah nya.

Setelah 25menit berkendara Brayen sampai diperkarangan rumah mewah kediaman orang tuanya yang 3lantai itu.

"Aden sudah pulang?" bibi yang membukakan pintu heran tidak biasanya tuan mudanya pulang dijam sore seperti ini.

"Iya bik, apa mama,papa ada?" Brayen bertanya sambil berjalan masuk kedalam.

"ada den, beliau lagi di taman belakang sambil minum teh."

"terimakasih bik."

Setelah itu bibi berlalu kedapur kembali.

Brayen berjalan memasuki kamarnya. merebahkan badannya diatas kasur king size nya.

"bisa-bisanya aku seharian ini memikirkan kamu Zaa..bahkan hari ini terasa begitu cepat berlalu..aku ingin segera menemuimu.."

Karna terlalu lelah bekerja dan membayangkan kekasih hatinya Brayen tidak sadar hingga terlelap.

Jam menunjukan pukul 19:17 waktunya keluarga Abraham berkumpul dimeja makan,untuk makan malam.

"Apa Ray belum pulang bik?" tanya mama Indri.

"Sudah nyah, bahkan den Ray sudah pulang sejak sore." jawab bibik sambil meletakan jus dimeja.

Mama Indri mengerutkan keningnya. " Terus kenapa malah belum turun kalo sudah pulang dari tadi." mama Indri dibuat heran biasanya anaknya itu pulang ketika orang-orang sudah berada dimeja makan.

"Mungkin Ray lelah Ma, seharian bekerja." sahut papa Rudi.

"Sher..coba kamu panggil Abang kamu gih?" Mama Indri menyuruh Sherin.

"Ck.! Abang tu palingan juga lagi molor."

"Siapa yang kamu bilang masih molor?!"

Brayen yang baru turun dari tangga menyahut sang adik yang tengah membicarakannya. Bahkan di mengacak acak rambut Sherin.

"iss Abang kebiasaan deh.." dengan muka cemberut dan bibir di monyongkan Sherin ngedumel.

"Ma,Pa Ray pergi dulu." Brayen tidak menghiraukan perkataan adiknya yang tidak terima ia acak-acak rambutnya. dia malah pamit untuk pergi.

"Loh Ray mau kemana..gak makan dulu nak.?!" Mama Indri bertanya sambil setengah berteriak, karna Brayen langsung melenggang pergi begitu saja.

"Mungkin Abang ada kencan kali mam." Sherin bersuara. karna tidak biasanya Abang nya itu keluar rumah malam-malam begini.

"Mungkin benar yang dikatakan Sherin ma.?" papa menimpali.

"Kalo benar, mama penasaran Pah, siapa yang berhasil bikin Ray jatuh cinta lagi."

Yaa pasalnya setelah putus dengan Monika, Brayen tidak pernah menggandeng seorang wanita lagi.

"Siapapun Itu, yang penting gadis itu lebih baik dari Monika mah."

"Iya mah, Sherin setuju kata papa."

"Semoga saja.. yasudah lanjutkan makan kalian.." ahirnya mereka makan tanpa anak sulungnya tersebut.

.........

Setelah berkendara 30menit Brayen sampai diparkiran Cafe Xxx. Brayen sudah mengirim pesan kepada Zaa bahwa ia akan menjemputnya pulang kerja.

Tapi karna jam masih menunjukan pukul 20:25. jadi Brayen menunggu Zaa didalam mobil.

"Masih lama Zaa keluar dari Cafe."

untuk mengurangi rasa bosan nya Brayen. menghidupkan musik didalam mobil nya, sambil bermain ponsel.

Setelah menuggu 20menitan ahirnya Zaa keluar dari Cafe.

Zaa yang baru saja keluar tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nya dari arah samping.

"Zaa..?!"

"Ehh Cris.. kamu disini?" tanya Zaa agak kikuk,karna tidak biasa orang seperti Cris mau menyapanya.

"Heem seperti yang kamu lihat, aku di depanmu." Cris sambil tersenyum menatap Zaa.

Entahlah padahal sewaktu sekolah semua para wanita berlomba-lomba untuk mendekati Cris dan mencoba mencari perhatian kepada playboy tampan itu. tapi tidak dengan Zaa dan Dian, yang sama sekali tidak tertarik untuk mendekat kepada Cris. sedari dulu Cris merasa tertantang penasaran dengan pria seperti apa yang disukai gadis ini.

"Sudah mau pulang?" Cris mencoba memecah kecanggungan.

"S-sudah."

" Mau saya antar pulang?" Cris bertanya sekalian berharap.

"Ah..tida_"

Belum sempat Zaa menjawab sudah ada suara yang menginterupsi lebih dulu.

"Sayang sudah lama menunggu?" Brayen yang tiba-tiba datang dan menarik pinggang Zaa posesif.

"Egh.."

Zaa dibuat membeku dengan kata-kata 'sayang' yang Brayen ucapkan,bahkan tidak bisa berkutik ketika Brayen meraih pingganya posesif. seketika wajah Zaa terasa panas.

"Emm tuan Brayen anda disini?"

Cris sempat terkejut melihat Brayen yang ada disini, apalagi mendengar sebutan 'sayang' Dan melihat tangan nya memeluk pinggang ramping Zaa.

"Iya tuan Cris, saya menjemput pacar saya." Suara datar dan terkesan dingin, seolah-olah menunjukan rasa tidak sukanya melihat gadisnya didekati pria lain.

Sebelum Zaa keluar Cafe, Brayen hanya fokus kepada ponselnya, bahkan dia tidak sadar ketika Zaa sudah keluar. ketika arah matanya tidak sengaja menatap pintu Cafe,ternyata gadis yang dia tunggu-tunggu sedang berbicara dengan seorang pria. bahkan dia tau siapa pria itu, melihat pemandangan didepan nya membuat dadanya terasa panas, perasaan tidak suka dan cemburu membakar hatinya, dengan gerakan cepat dia segera menghampiri gadis nya.

"Pacar.." gumam Cris dengan tatapan kecewa.

Cris nampak kecawa dengan kenyataan bahwa gadis yang di suka ternyata sudah punya kekasih. bahkan menjadi kekasih rekan kerjanya beberapa hari lalu. pupus sudah harapan sebelum berkembang.😂

"Kalo begitu saya permisi tuan Cris."

"Ehh.."

Belum sempat Cris membalas ucapan brayen, tapi pria itu sudah menarik tangan Zaa pergi dari sana.

Ray menuntun dan membukakan pintu mobil untuk Zaa.

Zaa yang mendapat perhatian kecil dari Brayen merasa senang, bahkan wajahnya sedikit tersipu.

"Terimakasih." Zaa berucap sambil tersenyum.

Brayen membalas hanya dengan senyum, lalu memutari mobilnya menuju pintu kemudi.

Masih terasa kaku dan canggung Zaa mencoba mencairkan suasana.. "Tuan." Ucapan Zaa berhenti, suaranya tercekat ketika sepasang mata menatapnya tajam, bahkan Zaa susah payah untuk menelan salivanya.

"Emmh." Zaa menunduk takut, "Maaf."

"Kita sudah menjadi sepasang kekasih,jadi rubahlah cara panggilanmu itu kepadaku." Ray tidak suka ketika Zaa masih memanggilnya dengan sebutan tuan, padahal mereka sudah status pacaran.

"Terus saya harus panggil apa?" Zaa meminta pendapat.

"Terserah yang penting jangan tuan_berasa kek majikan kamu saya ini." Gerutunya yang masih didengar Zaa.

Zaa yang mendengar gerutuan Brayen mengulum senyum.

"M-Mas boleh?" Zaa bertanya dengan gugup.

Brayen menaikan sebelah alisnya merasa geli karna Zaa memanggilnya dengan sebutan Mas, karna sebelumnya tidak ada yang memanggil nya seperti itu.

"Ulangi."

"Mas R-Ray..?!" tambah gugup saja Zaa, setelah melihat senyum manis Ray terbit, bahkan kuping pria itu sedikit memerah karna sedikit salah tingkah.

Kenapa panggilannya begitu manis sih..

"Tidak masalah sayang.. panggil Mas saja." Ucap Ray sambil meraih tangan Zaa lalu mengecupnya.

Zaa yang mendapat perlakuan manis, tambah merasa panas saja wajah nya, bahkan ia memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil.

Brayen yang melihat Zaa malu dan salah tingkah semakin ingin menggoda kekasihnya itu.

"Kenapa berpaling sayang, apa kamu malu."

"Awww...!! kenapa dicubit sih sayang." Ray memekik ketika merasakan sebuah cubitan di pingganya.

"Gak usah godain aku sih mas... menyebalkan!" Zaa mencebikkan bibirnya kesal, karna digoda.

Ray tergelak keras bahkan sudut mata nya mengeluarkan air, karna tertawa.

Zaa yang pertama kali melihat Ray tertawa lepas merasa senang karna bisa membuat pria dingin itu tertawa.

Setelah berhenti tertawa Ray berucap "Kamu tambah menggemaskan ketika sedang merajuk sayang, terlalu cantik untuk dilewatkan." dan Ray masih terkekeh setelah mengucapkanya.

"Iss... kamu itu menyebalkan Mas,"

"Tapi kamu cintakan.?!"

"Mana ada... emang aku pernah bilang cinta sama Mas.!"

"Kalo gak cinta, kamu tidak akan menerima ungkapan cinta mas kemarin." ucapnya sambil tersenyum.

"Huh.. Geer.!"

Ray yang gemas dengan gadis nya Ia langsung menarik tengkuk Zaa, dan menyambar bibir tipis berwarna pink alami, yang sejak tadi menggoda matanya. perlahan Ray ******* bibir manis itu, menyesap meresapi setiap inci sisi bibir gadisnya. karna terbuai oleh sentuhan permainan Ray, Zaa pun memberi akses membuka sedikit bibirnya dan membalas ciuman yang mengundang rasa nikmat tersendiri bagi Zaa.

like

komen**

Terpopuler

Comments

Umi Kulsum

Umi Kulsum

semangat thor....semoga bertambah seru critanya

2024-04-04

1

Roden Roden

Roden Roden

q ciumannya ps udah nikah...jdi setelah nikah baru pacaran

2022-10-28

1

A. F. I.

A. F. I.

jadi inget masa remaja..
first kiss pertama di atas motor, di atas jembatan..huuhh

2022-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!