CTD13

Setelah makan malam mereka selesai, Brayen mengantar Zaa pulang.

Zaa melirik kearah Brayen yang sedang fokus menyetir. Berada didalam mobil bersama pria arogan ini membuat Zaa jadi gugup.

Ehem..

Zaa berdehem untuk menghilangkan suasana yang terasa hening kek kuburan itu.

"terimakasih anda sudah menolong saya dan mengantarkan saya pulang"

Zaa yang sedang berbicara menoleh dan memiringkan badan nya menghadap Brayen yang sedang fokus menyetir.

"heem" Brayen membalas hanya dengan gumaman yang tidak jelas didengar Zaa.

"Iss apa begitu berharga nya suara dia itu." omel Zaa pelan tapi masih didengar oleh Brayen.

Melirik lewat ekor matanya melihat gadis itu yang cemberut Brayen dibuat gemas, "kenapa kalo cemberut gitu tambah manis sih..S***!." batinnya.

"Kenapa kamu tidak melawan mereka ketika kamu dipermalukan didepan umum seperti itu.?" Brayen yang masih fokus menyetir melontarkan pertanyaan kepada Zaa.

"Saya hanya tidak mau melawan orang yang lebih tua"

"tidak mau melawan orang tua.." Brayen menaikan alisnya bingung.

"Tapi mereka bukan orang tua mu. dan Perbutan mereka sudah keterlaluan." Mengingat kejadian itu dia masih bisa emosi. Entahlah padahal buka dia yang mengalami.

"Semua orang tua itu sama tuan, sama-sama harus dihormati.. bukan hanya orang tua kita saja."

Memang begitulah Zaa,tidak mau melawan orang tua apalagi seorang wanita tua.

"Gadis aneh."

"Saya bukan gadis aneh tuan.!" kesal dikatai gadis aneh Zaa menatap tajam pria itu.

Brayen yang ditatap tajam Zaa malah tersenyum, dan Sialnya senyum ltu terlihat sangat tampan Dimata Zaa. Untuk pertama kalinya pria itu tersenyum didepan Zaa. "OMG.. gak salahkan pria arogan itu tersenyum didepan gue..kenapa sangat tampan sihh". batin Zaa.

Brayen yang ditatap Zaa mengulurkan tangan nya mengusap kepala Zaa, hingga rambut nya berantakan.

"Jangan menatap saya seperti itu, Nanti saya kelepasan." ucapan Brayen membuat Zaa bingung "kelepasan apanya.."

Brayen yang sedari tadi melihat bibir Zaa yang berwarna pink alami, rasanya ia ingin sekali mencicipi bibir tipis itu. bibir gadis yang selalu memenuhi pikiran nya.

"maksud tuan kelepasan apa.?" Zaa yang polos itu, belum bisa mencerna ucapan ambigu pria itu.

"Bukan apa-apa." jawabnya santai.

Setelah 30menit perjalanan, mobil Brayen sampai diperkarangan rumah Zaa.

"Terimakasih sudah mengantar saya tuan?" sambil melepas sealtbeat Zaa berucap.

"Hemm, bisa Jagan panggil saya dengan sebutan tuan"

"Terus saya harus memanggil anda apa?" Zaa bingung sebutan apa yang harus ia berikan pada pria itu.

"Terserah.. yang jelas saya bukan majikan kamu, yang bisa kamu panggil tuan"

"Panggil sayang juga boleh." ucap Brayen sambil menarik turunkan kedua alisnya.

Zaa yang masih loading mengerutkan keningnya. "Memang tuan pacar saya, hingga harus memanggil Sayang segala"

"Ohh jadi harus jadi pacar dulu baru boleh panggil sayang." pertanyaan Brayen barusan sukses membuat Zaa melotot.

"Ogah saya punya pacar kek anda tuan.!" Melengos tidak mau menatap kearah Brayen. Padahal karna jantung nya sudah jedag jeduk. "Kenapa ni jantung malah disko sih, dasar jantung gak ada ahlak"

"Kalo tidak mau punya pacar, berarti mau dong jadi istri saya."

Bluss... Ucapan Brayen barusan membuat Zaa tambah kalang kabut dengan isi hatinya. "kenapa pria arogan ini jadi tidak tau malu sih.."

"Ehh m-maaf saya harus segera masuk." tidak mau Brayen mendengar suara jantung nya yang serasa mau meledak, Zaa segera melarikan diri.

"Tunggu" Melihat Zaa ingin keluar, Brayen menarik tangan Zaa, agar tidak segera turun.

"Pikirkan ucapan saya barusan."

Sesaat kemudian Zaa merasakan tubuhnya terasa kaku dan lemas.

Brayen mencium kening Zaa dengan lembut dan lama, menyalurkan perasaan nya lewat ciuman itu.

"Istirahat, semoga mimpi indah." Brayen mengelus pipi Zaa dengan punggung tangan nya, bahkan dia menampilkan senyum manis nya.

Sedang kan Zaa yang tiba-tiba mendapat perlakuan yang tidak biasa oleh pria arogan itu, dibuat diam membatu. "apa dia salah minum obat. tuhan kenapa rasanya senang sekali.." Memikirkan itu tiba-tiba membuat pipi Zaa merona karna merasa senang.

Cetak

"Auuhh...kenapa anda menjitak kening saya!?"

"Makanya jangan melamun mau keluar sendiri apa mau saya gendong.?" Suka sekali pria itu menggoda Zaa,karna melihat wajah Zaa yang memerah karna malu, bikin dia tambah gemas saja.

"Eehh tidak perlu.!" Zaa memekik dan buru-buru keluar dari dalam mobil.

Dan berlari masuk kedalam rumah.

"Hahaha kenapa melihat dia yang malu malah semakin menggemaskan sih.. kamu sudah gila Ray karna gadis itu.." monolognya sendiri.

Selamat pagi🤗

jangan lupa

like

komen

lopeyou🥰🥰

TBC

Terpopuler

Comments

Hardinik Akbari

Hardinik Akbari

syuka cerita yg gini2....

2024-03-19

0

Oke Lewe-Sumah

Oke Lewe-Sumah

Mudah-mudahan dengan peristiwa di kafe bisa terjalin hubungan serius 🙏

2024-03-16

1

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

mereka berdua sama sama punya rasa.... 🥰🥰

2023-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!