3. Mimpi Buruk

DOARR

Suara sambaran petir yang ganas berhasil membangunkan Ai dari mimpi buruknya. Mengerjap terkejut, Ai mencoba mengatur nafasnya agar lebih tenang dan teratur. Bangun dari acara tidurnya, Ai kemudian mendudukkan dirinya dengan tatapan kosong yang tergambar jelas diwajahnya. Suara gerimis hujan yang berisik juga menenangkan membuatnya enggan untuk melanjutkan tidurnya. Mengusap wajahnya asal-asalan, ia bisa rasakan jika wajahnya saat ini sudah basah bahkan itu masih terasa hangat di sudut matanya.

“Mimpi buruk sialan.” Gumamnya mengumpat. Menyibak selimutnya Ai langsung menekan saklar lampu sehingga membuat ruangan yang seharusnya gelap gulita kini sudah terang benderang. Bergerak malas Ai mengalihkan tatapannya pada jam weker yang ada di samping tidurnya.

“Sebentar lagi subuh.” Suaranya begitu melihat waktu sudah menunjukkan pukul 04.13. Menghela nafas kasar, pandangannya teralihkan dengan tempat sampah kecil yang berdiri di sudut kamarnya. Ada keraguan yang melintas di sinar matanya yang hampa. Menimbang apakah harus mendatangi tempat sampah itu atau tidak, ia ingin memastikan bahwa apa yang terjadi tadi malam adalah bagian dari mimpi buruknya semata atau tidak. Berpikir lama akhirnya ia memtuskan untuk mendengarkan kata hatinya dan berjalan mendekati tempat sampah tersebut. Beruntung tempat sampah itu tidak sepenuh biasanya sehingga ini dapat memudahkan Ai untuk menemukan objek yang ia cari.

Mengobrak abrik isi tempat sampahnya yang tidak seberapa, ia jejerkan beberapa kertas putih yang Ai dapatkan dari tempat sampah tersebut di dinginnya lantai. Dengan tenang Ai kemudian membuka remasan kertas pertama yang ada di depannya, bergerak hati-hati dan pelan kertas putih pertama tersebut tidak menampilkan apa yang ia takutkan setelah benar-benar terbuka. Meremasnya kembali Ai kemudian memasukkannya ke dalam tempat sampah lagi. Lalu perlakuan yang sama pun ia berikan kepada kertas lainnya hingga menyisakan 4 remasan kertas lainnya. Tidak setakut dan sepanik beberapa waktu lalu langsung saja Ai ambil satu kertas di lantai tanpa pikiran panjang dan tanpa menyiapkan mentalnya pun Ai benar-benar berani membuka rematan kertas tersebut hingga catatan apa yang tertera di dalam benar-benar membuatnya membeku. Ia seakan mati rasa setelah membaca catatan yang ada di kertas tersebut tertulis tentang dirinya.

Tersenyum miris, Ai langsung merobek-robeknya menjadi beberapa bagian dan kemudian membuangnya dengan marah ke luar jendela. Udara yang dingin dan mengandung air hujan langsung menerpa kulit wajah pucat Ai yang terlihat semakin kosong. Tubuh kurusnya yang tidak berdaging sekilas dapat membuat orang salah paham betapa miskinnya ia sampai-sampai membuatnya sulit mendapatkan makanan. Padahal bukan itu kasusnya, walaupun ia jauh dari orang tuanya Ai sama sekali tidak kekurangan uang untuk membeli makanan. Justru ia sendiri yang menolak untuk mengkonsumsi makanan tersebut, Ai pikir tidak makan sekali dua kali tidak dapat membunuhnya karena meski ia ingin mati sekali pun takdir tidak akan pernah mengizinkan itu terjadi.

Kalian tahu kenapa?

Itu karena Tuhan senang melihat penderitaannya, Tuhan begitu menikmati hari-hari dimana ia begitu sulit untuk tersenyum. Bahkan Tuhan begitu terhibur melihat dirinya yang terambang dalam cinta sepihak.

Ai sudah biasa dengan skenario ini akan tetapi bodohnya sebiasa apapun hal ini tidak dapat membuatnya merasa terbiasa. Rasa sakit karena hidup berbeda itu sangat menyakitkan dan perasaan itu sudah di dapatkan dari sebelum ia benar-benar mengenal dunia.

Ah, melihat hujan yang masih tetap kukuh menemaninya membuat Ai tanpa sadar di bawa kembali ke masa kecilnya yang suram. Masa dimana ia hanya bisa mendapatkan punggung dingin Papanya yang tercinta, masa dimana ia hanya bisa menikmati senyuman lembut Mamanya yang palsu, dan masa dimana rasa iri dan cemburu lahir di dalam hatinya setiap kali melihat perlakuan berbeda yang Angela dapatkan dari Papa dan Mamanya.

“Aku lelah, sungguh.” Bisiknya miris seraya mengusap cairan hangat yang mengalir lembut di pipi pucatnya. Ya, Ai begitu lelah seperti ini. Menanggung semuanya sendirian itu sangat menyakitkan dan Ai tidak bisa berbohong bahwa selama ini semuanya begitu amat sangat menyakitkan. Ia benci seperti ini tapi kenyataannya ia harus menghadapi semua ini. Bahkan sekalipun ia merasa muak dengan situasi dan kondisinya tetap saja, ia tidak akan pernah berdaya untuk menolak semua keadilan ini.

Terpopuler

Comments

Nayla Putri

Nayla Putri

Sedih baca nya

2021-10-04

0

mbak i

mbak i

😭😭😭😭😭😭

2021-09-28

1

Adhe Dhebo

Adhe Dhebo

lanjut

2021-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Airell Azel
2 2. Ai Kecil
3 3. Mimpi Buruk
4 4. Naif
5 5. Kurir Bunga
6 6. Berharap
7 7. Vano
8 8. Menjijikkan
9 9. Homo Lemah
10 10. Rumah Sakit
11 11. Jangan Mengasihani
12 12. Untuk Angela
13 13. Kenapa Aku Di Sini?
14 14. Cemburu
15 15. Hari Yang Suram
16 16. Kebaikan Mbok
17 17. Bunga Tulip Kuning
18 18. Vano
19 19. Aku Benci
20 20. Aku Paham
21 21. Segelas Susu Hangat
22 22. Hangat
23 23. Jaket Vano
24 24. Dilema
25 25. Angela
26 26. Demam Tinggi
27 27. Wangi Vano?
28 28. Mungkin Saja
29 29. Sarapan Bersama
30 30. Sarapan Bersama (2)
31 31. Bersama
32 32. Impas
33 32. Orang Ketiga
34 34. Banci
35 35. Memar
36 36. Dipecat
37 37. Ada Vano
38 38. Diam!
39 39. Piyama
40 40. Ini Normal'kan?
41 41. Kemarahan Vano
42 42. Bukan Sebagai Teman
43 43. Berjanjilah
44 44. Dokter Ares
45 45. Kecemburuan Angela
46 46. Kecemburuan Angela (2)
47 47. Bioskop
48 48. Menginap
49 49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50 50. Sampai Kapan?
51 51. Bukannya Duduk Samaan?
52 52. Gak Suka Ditolak
53 53. Marah?
54 54. Monster Pengganggu
55 55. Rumor
56 56. Terutama Kamu
57 57. Lagi-lagi Naif
58 58. Takdir Ku
59 59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60 60. Aku Menolak
61 61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62 62. Urusannya Sama Gue
63 63. Konyol
64 64. Kamu Salah
65 65. Enggan?
66 66. Terimakasih Tuhan
67 Hello?
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Airell Azel
2
2. Ai Kecil
3
3. Mimpi Buruk
4
4. Naif
5
5. Kurir Bunga
6
6. Berharap
7
7. Vano
8
8. Menjijikkan
9
9. Homo Lemah
10
10. Rumah Sakit
11
11. Jangan Mengasihani
12
12. Untuk Angela
13
13. Kenapa Aku Di Sini?
14
14. Cemburu
15
15. Hari Yang Suram
16
16. Kebaikan Mbok
17
17. Bunga Tulip Kuning
18
18. Vano
19
19. Aku Benci
20
20. Aku Paham
21
21. Segelas Susu Hangat
22
22. Hangat
23
23. Jaket Vano
24
24. Dilema
25
25. Angela
26
26. Demam Tinggi
27
27. Wangi Vano?
28
28. Mungkin Saja
29
29. Sarapan Bersama
30
30. Sarapan Bersama (2)
31
31. Bersama
32
32. Impas
33
32. Orang Ketiga
34
34. Banci
35
35. Memar
36
36. Dipecat
37
37. Ada Vano
38
38. Diam!
39
39. Piyama
40
40. Ini Normal'kan?
41
41. Kemarahan Vano
42
42. Bukan Sebagai Teman
43
43. Berjanjilah
44
44. Dokter Ares
45
45. Kecemburuan Angela
46
46. Kecemburuan Angela (2)
47
47. Bioskop
48
48. Menginap
49
49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50
50. Sampai Kapan?
51
51. Bukannya Duduk Samaan?
52
52. Gak Suka Ditolak
53
53. Marah?
54
54. Monster Pengganggu
55
55. Rumor
56
56. Terutama Kamu
57
57. Lagi-lagi Naif
58
58. Takdir Ku
59
59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60
60. Aku Menolak
61
61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62
62. Urusannya Sama Gue
63
63. Konyol
64
64. Kamu Salah
65
65. Enggan?
66
66. Terimakasih Tuhan
67
Hello?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!