4. Naif

Puas memandangi hujan yang masih setia turun, Ai akhirnya membawa langkah kecilnya ke depan cermin kamarnya. Tanpa bosan ia terus memandangi wajah tirusnya yang terlihat pucat menahan sakit, kemudian mata besarnya yang indah dan sipit mengalihkan pandangannya menatapi dadanya yang datar dan terlihat kurang gizi dengan pandangan tidak berminat. Tidak ada yang special karena nyatanya itu tidak menarik sama sekali. Lalu tatapannya turun pada pinggang kecilnya yang tertutupi baju tidur, tidak ada lekukan seksi bahkan pantatnya saja seperti tidak punya irisan daging saking kurusnya. Jika di lihat baik-baik, tidak ada yang menarik dari fisiknya yang buruk. Ia begitu buruk dan lemah secara fisik.

Tapi ada satu hal yang masih Ai tidak dapat tebak apakah ini adalah sebuah kekurangan atau kelebihan karena pada dasarnya ketika memikirkan apa yang ia miliki ini, selalu ada harapan dan keputus asaan yang muncul secara bersamaan.

Mengusap perut bagian bawahnya lembut, di sini dokter bilang ada rahim yang masih belum dibuahi sebuah kehidupan. Kehidupan yang dapat mengukir sejarah layaknya manusia lainnya di muka bumi ini. Ai tidak tau harus tertawa atau menangis setelah mendengar kejutan ini.

DOARR

Suara petir yang kuat dan tajam sekali lagi menarik Ai dari lamunannya. Membuatnya tersadar dan langsung membawa langkahnya kea rah lemari pakainnya. Ada seragam lengkap putih abu-abu milik laki-laki di dalamnya, mengambilnya tanpa ragu ia kembali membawa langkahnya berjalan melewati cermin tadi dan langsung masuk ke dalam kamar mandinya.

20 menit kemudian Ai keluar dari kamar mandi dengan pakain seragam lengkap. Wajahnya yang tirus kini terlihat lebih segar dan sedikit lebih hidup dari beberapa waktu yang lalu. Bentuk tubuhnya yang kurus dan tak berdaging kini bisa dilihat dengan jelas dan transparan. Ia benar-benar definisi dari kata malang. Malang lebih cocok untuknya karena selain hidup sendiri ia tidak terawat sama sekali.

Dengan gerakan terbiasa Ai kemudian meraih dasi biru yang sudah ia siapkan sebelum mandi. Memasangya dengan cepat dan tanpa kesalahan sedikit pun ia langsung bergegas menyisir rambut pendeknya rapi, sengaja menyisakan poni untuk menutupi matanya yang terlihat mencolok. Tak hanya itu, untuk menyamarkan kehadirannya dari orang-orang ia juga menggunakan kaca mata biasa yang terlihat cukup kutu buku. Meraih tas punggungnya Ai lalu berjalan cepat ke arah pintu apartemennya. Memasang sepatu dan berakhir keluar tanpa sarapan. Melirik ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 05.43 Ai langsung mempercepat langkahnya menuruni tangga. Ia memang tinggal di gedung apartemen yang cukup ramai penghuninya. Seperti apartemen yang lain di sini pun juga sama, ada pembagian kelas sosial untuk sewaan apartemen. Berhubung Ai bukan orang elit atau ber’uang maka ia hanya bisa menempati apartemen kelas biasa yang tidak mendapatkan fasilitas khusus seperti kelas vip. Ini wajar karena Ai hidup di dalam masyarakat dan bukannya hidup di dalam hutan.

Karena kelasnya yang rendah pun ia harus menempati apartemen lantai 4 yang cukup tinggi apalagi Ai menempuhnya dengan menaiki tangga dan tidak menggunakan lift. Tidak ada alasan khusus untuk tidak menggunakan lift, Ai hanya tau bahwa ia berbeda dan membenci keramaian. Aa, mungkin keramaian itu sendiri yang membenci kehadiran Ai.

Setelah sampai parkiran bawah, suara derasnya hujan begitu bergema keras di sini. Bahkan belaian angin dingin yang menyengat adalah rayuan terbaik untuk orang-orang semakin mengeratkan selimut hangatnya, menunda dan membuat mereka mengabaikan aktivitas hari ini dengan tidur hangat.

Menggeleng tidak berdaya Ai kemudian mengeluarkan jas hujan transparan yang sudah biasa ia kenakan untuk melawan kenakalan hujan yang naif. Setelah selesai ia membawa langkahnya ke arah sepedanya dan melajukannya dengan kecepatan sedang berhubung jalanan saat ini sedang licin.

Terpopuler

Comments

Akhwat Qalbi

Akhwat Qalbi

lalu siapa defano ya di judul novel ini

2021-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Airell Azel
2 2. Ai Kecil
3 3. Mimpi Buruk
4 4. Naif
5 5. Kurir Bunga
6 6. Berharap
7 7. Vano
8 8. Menjijikkan
9 9. Homo Lemah
10 10. Rumah Sakit
11 11. Jangan Mengasihani
12 12. Untuk Angela
13 13. Kenapa Aku Di Sini?
14 14. Cemburu
15 15. Hari Yang Suram
16 16. Kebaikan Mbok
17 17. Bunga Tulip Kuning
18 18. Vano
19 19. Aku Benci
20 20. Aku Paham
21 21. Segelas Susu Hangat
22 22. Hangat
23 23. Jaket Vano
24 24. Dilema
25 25. Angela
26 26. Demam Tinggi
27 27. Wangi Vano?
28 28. Mungkin Saja
29 29. Sarapan Bersama
30 30. Sarapan Bersama (2)
31 31. Bersama
32 32. Impas
33 32. Orang Ketiga
34 34. Banci
35 35. Memar
36 36. Dipecat
37 37. Ada Vano
38 38. Diam!
39 39. Piyama
40 40. Ini Normal'kan?
41 41. Kemarahan Vano
42 42. Bukan Sebagai Teman
43 43. Berjanjilah
44 44. Dokter Ares
45 45. Kecemburuan Angela
46 46. Kecemburuan Angela (2)
47 47. Bioskop
48 48. Menginap
49 49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50 50. Sampai Kapan?
51 51. Bukannya Duduk Samaan?
52 52. Gak Suka Ditolak
53 53. Marah?
54 54. Monster Pengganggu
55 55. Rumor
56 56. Terutama Kamu
57 57. Lagi-lagi Naif
58 58. Takdir Ku
59 59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60 60. Aku Menolak
61 61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62 62. Urusannya Sama Gue
63 63. Konyol
64 64. Kamu Salah
65 65. Enggan?
66 66. Terimakasih Tuhan
67 Hello?
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Airell Azel
2
2. Ai Kecil
3
3. Mimpi Buruk
4
4. Naif
5
5. Kurir Bunga
6
6. Berharap
7
7. Vano
8
8. Menjijikkan
9
9. Homo Lemah
10
10. Rumah Sakit
11
11. Jangan Mengasihani
12
12. Untuk Angela
13
13. Kenapa Aku Di Sini?
14
14. Cemburu
15
15. Hari Yang Suram
16
16. Kebaikan Mbok
17
17. Bunga Tulip Kuning
18
18. Vano
19
19. Aku Benci
20
20. Aku Paham
21
21. Segelas Susu Hangat
22
22. Hangat
23
23. Jaket Vano
24
24. Dilema
25
25. Angela
26
26. Demam Tinggi
27
27. Wangi Vano?
28
28. Mungkin Saja
29
29. Sarapan Bersama
30
30. Sarapan Bersama (2)
31
31. Bersama
32
32. Impas
33
32. Orang Ketiga
34
34. Banci
35
35. Memar
36
36. Dipecat
37
37. Ada Vano
38
38. Diam!
39
39. Piyama
40
40. Ini Normal'kan?
41
41. Kemarahan Vano
42
42. Bukan Sebagai Teman
43
43. Berjanjilah
44
44. Dokter Ares
45
45. Kecemburuan Angela
46
46. Kecemburuan Angela (2)
47
47. Bioskop
48
48. Menginap
49
49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50
50. Sampai Kapan?
51
51. Bukannya Duduk Samaan?
52
52. Gak Suka Ditolak
53
53. Marah?
54
54. Monster Pengganggu
55
55. Rumor
56
56. Terutama Kamu
57
57. Lagi-lagi Naif
58
58. Takdir Ku
59
59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60
60. Aku Menolak
61
61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62
62. Urusannya Sama Gue
63
63. Konyol
64
64. Kamu Salah
65
65. Enggan?
66
66. Terimakasih Tuhan
67
Hello?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!