2. Ai Kecil

"Mom, Ai juga mau kayak Kak Angel.” Ai kecil dengan wajah polos menarik pakain Mamanya yang terlihat glamor dan mewah. Menarik pakainnya manja Ai kecil mencoba menarik perhatian Mamanya yang sedang sibuk merapikan rambut hitam panjang nan lembut milik Angela, Kakaknya.

Mengalihkan pandangannya dari rambut berkilau Angela, Mama kini membawa tatapannya kepada anak kecil yang juga seumuran dengan Anggela. Berdiri dengan mata berbinar, anak itu seolah memberikan kesan sebagai anak laki-laki yang manis dan patuh, menyenangkan mata. Sayangnya Mama tidak menyukai kesan anak laki-laki yang manis dan patuh karena ia tau betul kekurangan apa yang dimiliki anak ini. Daripada menampilkan tatapan penuh kasih sayang selayaknya seorang Ibu, Mama justru menatapnya dengan mata yang penuh dengan rasa keengganan. Ia kecewa dan merasa malu pada takdir, mengapa Ai harus lahir ke dunia ini jika hidupnya tidak bisa dirubah dan masa depannya kosong. Mama membenci kenyataan ini.

“Kenapa sayang?” Walaupun begitu ia masih saja memberikan senyuman kasih sayang kepada Ai kecil.

Berkedip polos, Ai kecil tidak dapat melepaskan pandangannya dari wanita cantik nan anggun yang kini sedang menatapnya dengan pandangan lembut. Wajah cantik wanita ini sepenuhnya menurun ke wajah Kakaknya yang mempesona. Angela menuruni segala kecantikan dari Mamanya.

“Ai juga mau seperti Kak Angel, Ai mau ikut Momi dan Papi pergi seperti Kak Angel.” Suara lembut Ai kecil terdengar mengayun lembut, ia mengeluarkan keluhannya selama ini. Ia sesungguhnya selalu iri melihat Angela dapat berpergian dengan bebas dan santai bersama orang tuanya, Ai juga ingin berada di posisi itu. Melakukan perjalanan apapun itu bersama kedua orang tuanya adalah ambisi besar dari Ai kecil yang polos.

Mama tertegun, sejenak ia tidak tau harus merespon apa kepada Ai kecil yang malang. “Ai, Mama sama Angela pergi bukan untuk main-main akan tetapi ada pertemuan bisnis yang sedang kami lakukan. Jadi Mama pikir Ai masih belum cukup besar untuk ikut bersama kami, okay, Ai yang patuh di rumah dan jangan nakal.” Jawab Mama seraya mengelus kepalanya lembut.

Ai kecil yang polos tidak merespon apapun lagi, tersenyum manis ia menganggukkan kepalanya dengan patuh berjanji tidak ingin mengecewakan Mamanya.

“Ai jangan nakal, okay.” Peringat Angela yang kini sudah selesai di rias. Seperti Mamanya, Angela juga cantik. Mereka sangat serasi dan menyenangkan mata, bahkan dalam sekali pandang pun orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah pasangan Ibu dan anak yang saling menyayangi, penuh perasaan lembut.

“Okay, Ai akan patuh.” Jawab Ai tersenyum lembut seraya menatap kedua punggung orang terkasihnya perlahan menjauh. Setelah punggung Mama dan Angela menghilang dari pandangannya, senyuman riang dan ringan Ai sedikit demi sedikit menghilang. Mata yang tadi berbinar penuh harap kini meredup, menampilkan sosok Ai kecil yang malang juga kesepian.

Ai memang masih kecil tapi bukan berati ia tidak bisa menilai emosi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Tidak, ia sangat mengerti hal itu. Ia tau dan dapat menilai tatapan orang terhadap dirinya tanpa terkecuali Mamanya. Senyuman lembut nan ringan yang ada di bibir manis Mamanya adalah senyuman palsu. Itu tampak seperti kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya akan tetapi tidak bisa sampai ke matanya dan kehangatan seakan kosong di sana. Itu hanya topeng.

Bahkan tatapan lembut Mamanya tidak benar-benar sampai ke mata Ai kecil karena ia tau ada keengganan di mata Mamanya.

Tidak berdaya, Ai kecil membawa langkah kecilnya berjalan ke kamar untuk istirahat. Tempat yang dingin dan sepi namun menerima kehadirannya tanpa keluhan. Menutup pintu kamarnya dengan gerakan terbiasa, Ai kecil langsung membawa tubuh mungilnya untuk berbaring. Menatap dinginnya langit-langit kamar dengan pikiran rumit.

“Mom, berhentilah menggunakan alasan yang sama.” Bisik Ai kecil mengeluh. Perlahan cairan bening dan hangat mengalir lembut dari sudut matanya yang sendu.

“Karena pasti selalu ada pertanyaan yang tidak bisa Ai tanyakan kepada Momi.” Ai kecil begitu tersiksa dengan pertanyaan itu, ia ingin menyuarakannya akan tetapi entah mengapa Ai seolah di tahan oleh sesuatu. Sesuatu itu memberikannya perasaan seolah-olah jawaban yang akan diberikan Mamanya adalah hal yang menyakitkan. Ai kecil begitu ragu akan hal itu.

Di lingkupi suasana sepi dan sunyi, perlahan mata basah Ai kecil terasa berat dan mengantuk. Ai kecil ingin bertahan akan tetapi rasa kantuk itu membuatnya tidak berdaya dan jatuh mengalah.

“Ya, Ai selalu ingin bertanya bahwa mengapa Angela bisa dan Ai tidak?” Bisik Ai kecil kepada dirinya sendiri, berbicara seolah-olah ini adalah lagu nina bobo untuk dirinya yang sepi.

Terpopuler

Comments

Akhwat Qalbi

Akhwat Qalbi

kok hampir sama ya dgn cerita aishi dgn Fano yg di novel jgn panggil aku perawan tua

2021-10-11

0

Lutfi Lutfiyah

Lutfi Lutfiyah

critanya beda ma ai dan vano yg di aku bukan perawan tua y thor..tpi namanya sama aunan vano..,🙂

2021-10-01

2

mbak i

mbak i

kenapa malah Ndak kasih dukungan ke ai😭😭😭😭orang tua macam apa mereka ini

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 1. Airell Azel
2 2. Ai Kecil
3 3. Mimpi Buruk
4 4. Naif
5 5. Kurir Bunga
6 6. Berharap
7 7. Vano
8 8. Menjijikkan
9 9. Homo Lemah
10 10. Rumah Sakit
11 11. Jangan Mengasihani
12 12. Untuk Angela
13 13. Kenapa Aku Di Sini?
14 14. Cemburu
15 15. Hari Yang Suram
16 16. Kebaikan Mbok
17 17. Bunga Tulip Kuning
18 18. Vano
19 19. Aku Benci
20 20. Aku Paham
21 21. Segelas Susu Hangat
22 22. Hangat
23 23. Jaket Vano
24 24. Dilema
25 25. Angela
26 26. Demam Tinggi
27 27. Wangi Vano?
28 28. Mungkin Saja
29 29. Sarapan Bersama
30 30. Sarapan Bersama (2)
31 31. Bersama
32 32. Impas
33 32. Orang Ketiga
34 34. Banci
35 35. Memar
36 36. Dipecat
37 37. Ada Vano
38 38. Diam!
39 39. Piyama
40 40. Ini Normal'kan?
41 41. Kemarahan Vano
42 42. Bukan Sebagai Teman
43 43. Berjanjilah
44 44. Dokter Ares
45 45. Kecemburuan Angela
46 46. Kecemburuan Angela (2)
47 47. Bioskop
48 48. Menginap
49 49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50 50. Sampai Kapan?
51 51. Bukannya Duduk Samaan?
52 52. Gak Suka Ditolak
53 53. Marah?
54 54. Monster Pengganggu
55 55. Rumor
56 56. Terutama Kamu
57 57. Lagi-lagi Naif
58 58. Takdir Ku
59 59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60 60. Aku Menolak
61 61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62 62. Urusannya Sama Gue
63 63. Konyol
64 64. Kamu Salah
65 65. Enggan?
66 66. Terimakasih Tuhan
67 Hello?
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Airell Azel
2
2. Ai Kecil
3
3. Mimpi Buruk
4
4. Naif
5
5. Kurir Bunga
6
6. Berharap
7
7. Vano
8
8. Menjijikkan
9
9. Homo Lemah
10
10. Rumah Sakit
11
11. Jangan Mengasihani
12
12. Untuk Angela
13
13. Kenapa Aku Di Sini?
14
14. Cemburu
15
15. Hari Yang Suram
16
16. Kebaikan Mbok
17
17. Bunga Tulip Kuning
18
18. Vano
19
19. Aku Benci
20
20. Aku Paham
21
21. Segelas Susu Hangat
22
22. Hangat
23
23. Jaket Vano
24
24. Dilema
25
25. Angela
26
26. Demam Tinggi
27
27. Wangi Vano?
28
28. Mungkin Saja
29
29. Sarapan Bersama
30
30. Sarapan Bersama (2)
31
31. Bersama
32
32. Impas
33
32. Orang Ketiga
34
34. Banci
35
35. Memar
36
36. Dipecat
37
37. Ada Vano
38
38. Diam!
39
39. Piyama
40
40. Ini Normal'kan?
41
41. Kemarahan Vano
42
42. Bukan Sebagai Teman
43
43. Berjanjilah
44
44. Dokter Ares
45
45. Kecemburuan Angela
46
46. Kecemburuan Angela (2)
47
47. Bioskop
48
48. Menginap
49
49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50
50. Sampai Kapan?
51
51. Bukannya Duduk Samaan?
52
52. Gak Suka Ditolak
53
53. Marah?
54
54. Monster Pengganggu
55
55. Rumor
56
56. Terutama Kamu
57
57. Lagi-lagi Naif
58
58. Takdir Ku
59
59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60
60. Aku Menolak
61
61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62
62. Urusannya Sama Gue
63
63. Konyol
64
64. Kamu Salah
65
65. Enggan?
66
66. Terimakasih Tuhan
67
Hello?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!