Dear, Vano

Dear, Vano

1. Airell Azel

Aku menatap selembar kertas putih yang saat ini sedang ku pegang. Di sana tercetak manis dengan rapi dan manis sebuah nama Airell Azel. Nama pemberian orang tua ku yang tulus, mungkin.

Melihat ini kedua mata ku entah mengapa terasa berat dan enggan untuk sekedar berkedip saja. Aku tidak bodoh untuk tidak mengetahui bahwa sesuatu yang tertulis di kertas putih itu adalah tentang diriku.

Sebuah garis takdir yang entah mengapa membuat ku mellihat semua ini terasa lucu sekaligus menyedihkan. Di kertas itu, sebuah tinta hitam telah menggariskan ku sebuah hidup tanpa arti. Masa depan ku sudah digariskan

oleh selembar kertas putih yang sesungguhnya ini begitu lucu dan menyedihkan. Tuhan seakan-akan sedang mempermainkan ku, menjeratku dengan kuasa-Nya sehingga aku tak mampu mengelak apalagi melawan kehendak-Nya.

Tersenyum tipis, aku menyeka air mata yang mengalir hangat dikedua pipi ku. Ah, jika ada mereka yang mendukung dan membantu ku terus berdiri mungkin sakitnya tidak akan sesakit ini. Akan tetapi faktanya berbeda bukan? Mereka tidak ada di sini, bahkan satu pun.

Aku sendiri di sini atau tepatnya aku dibuang oleh mereka yang dengan bodohnya tidak bisa ku benci walaupun sekuat apapun mereka menyakiti ku. Kedua orang tua dan keluarga besar ku tidak pernah menginginkan kehadiran ku. Aku mengerti dengan sikap dan tindakan mereka yang seperti itu, mungkin mereka malu mempunyai anggota keluarga yang aneh seperti diriku. Aku pribadi sangat memahami hal ini, akan tetapi bukankah mereka juga manusia seperti sama halnya dengan diriku?

Mereka punya hati bukan?

Seharusnya hati mereka benar-benar berfungsi untuk hal ini, mereka seharusnya memahami diriku walaupun aku berbeda dari mereka. Karena aku berbeda seharusnya mereka berada di samping ku, memeluk ku, merangkul ku dan menjadi sandaran untuk ku terus berdiri  dalam menghadapi hidup ini. Tapi itu tidak terjadi.

Mereka malah dengan halusnya mendorong ku keluar dari lingkaran mereka seraya mengatakan, “Ai, sudah saatnya kamu belajar hidup mandiri.”

Aku tidak bodoh untuk tidak mengerti dengan maksud ucapan lembut ini, aku tau itu adalah sebuah pengusiran yang tak kasat mata. Aku pun tau aku tidak akan diberikan kesempatan untuk mengatakan, “Maaf aku tidak bisa.

Aku tidak kuat jika harus menahan semuanya sendirian.” Aku tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk mengatakan hal itu.

Karena mereka menutup mata untuk melihat ku yang hidup tanpa tujuan dengan masa depan yang tidak jelas. Mereka berpura-pura tuli dengan suara kecemasan diriku tentang masa depan karena ya, mereka tahu akhirnya akan seperti apa. Aku tidak punya masa depan yang indah.

Bahkan meluangkan waktu untuk datang ke sini mengantarkan ku surat ini saja mereka tidak mau, mereka mengatakan bahwa mereka sedang sibuk sebagai alasan untuk menghindari bertemu dengan ku.

Aku tahu bahwa aku tidak seberhaga itu dimata mereka, tidak mengapa.

Menghela nafas, aku meremat kuat kertas putih yang ada dalam genggaman tangan ku. Merematnya putus asa kemudian beralih melemparnya ke tempat sampah yang ada di dalam kamarnya. Setelah ku pastikan kertas malang tersebut tidak melenceng dari target lemparan ku, aku pun mengalihkan pandangan ku menatap jendela kaca yang memperlihatkan betapa derasnya hujan di luar sana. Perlahan kedua tangan ku bergerak memeluk tubuh ku sendiri, cuaca dingin dan tentu saja tubuh ku merasa kedinginan dengan suhu sekarang.

Terdiam, aku memandangi hujan dengan suasana sunyi sebagai teman. Menikmati suasana yang sudah suka rela hujan ciptakan dan berpikir bahwa betapa baiknya langit menurunkan hujan untuk menemani kesepian ku di tempat

ini.

Apa kalian tau mengapa keluarga ku membuang ku?

Itu karena aku berbeda, seperti yang aku katakan tadi. Tidak seperti kalian, aku berbeda. Aku terlahir dengan kelainan genetik yang paling langka terjadi. Tubuh ku secara keseluruhan adalah laki-laki, akan tetapi aku mempunyai rahim. Bahkan wajah ku kata mereka terlihat aneh, mereka kadang memanggil ku dengan sebutan banci di sekolah.

Aku tidak tau siapa aku sebenarnya, apakah aku laki-laki atau perempuan?

Semuanya tampak abu-abu untuk ku. Ini seperti menjelaskan bahwa masa depan ku tidak akan pernah jelas. Kata dokter yang menangani ku, aku adalah seorang perempuan karena selain mempunyai rahim aku juga mempunyai wajah yang manis atau cantik mungkin. Berbicara tentang alat kelamin pun aku juga punya, malahan aku punya dua jenis. Satu perempuan dan satu laki-laki. Oleh karena itu dokter mengatakan bahwa aku adalah perempuan akan tetapi walaupun begitu sayangnya aku tidak punya payudara seperti perempuan di luar sana. Sudah

ku bilang bukan bahwa tubuh ku sepenuhnya adalah laki-laki, jadi dada yang amat sangat rata adalah poin pertama. Jika dokter mengatakan bahwa aku adalah perempuan, maka dunia akan mengatakan bahwa aku adalah orang yang aneh juga cacat. Mereka tidak menerima mahluk tidak jelas seperti ku.

Lalu surat yang ku terima hari adalah sebuah keputusan yang dibuat oleh dokter bahwa aku tidak akan mungkin melakukan operasi pengangkatan rahim, jika aku memaksa mungkin aku akan berakhir tidak selamat. Jangankan

mengangkat rahim, mengangkat yang lain saja itu juga mustahil karena tubuh ku sudah terikat penuh oleh kelainan ini sehingga menghilangkan salah satu adalah sesuatu yang mustahil.

Yah, ini adalah takdir yang manis bukan?

Melihat ini kadang membuat ku berpikir mengapa hanya aku yang mengalami hal ini dan kenapa Angela juga tidak merasakan hal yang sama seperti yang ku rasakan. Ah, aku lupa mengatakannya.

Aku terlahir kembar, kembaran ku bernama Angela Azelia. Tidak seperti diriku Angela terlahir sempurna, bahkan tidak hanya fisik akan tetapi non fisik pun tidak dapat diragukan. Aku tidak tau  siapa Kakak dan siapa Adik di antara kami akan tetapi yang pasti kami saudara. Angela adalah gadis yang beruntung, bukan hanya itu ia juga menjadi gadis tercantik di sekolah ku. Bahkan ia menjadi rebutan banyak orang.

Nah, setiap kali memikirkan Angela di hati ku selalu terbesit pertanyaan mengapa Tuhan hanya menyempurnakan Angela?

Mengapa aku juga tidak terlahir seperti Angela?

Atau mengapa Angela tidak terlahir seperti ku?

Terlahir cacat dan aneh, mengapa hanya aku yang mendapatkannya? Bukankah kami kembar?

Tidak, tidak sekembar itu. Bukankah kami lahir di waktu yang hampir bersamaan?

Lalu mengapa hanya aku?

Hahahah…lupakan, bukankah ini sudah menjadi takdir ku jadi tidak perlu dipertanyakan lagi.

Aku dan Angela tinggal di tempat yang berbeda, jika dia di sana dengan kasih sayang keluarga ku yang melimpah maka aku di sini dengan kesepian yang mengikat. Aku tinggal di sebuah apartemen yang sederhana dekat dengan sekolah ku. Tidak, jangan salah paham. Orang tua ku sebenarnya sudah menyiapkan ku sebuah apartemen yang lebih bagus dan layak dari ini namun ku tolak.

Seperti yang mereka katakana aku harus hidup mandiri di sini, maka dari itu akan ku tunjukkan kepada mereka bahwa tanpa mereka aku masih bisa berdiri sendiri walaupun pada kenyataanya itu semua bukanlah hal yang mudah untuk ku lakukan.

Untuk menghidupi kebutuhan ku, aku bekerja paruh waktu di sebuah toko bunga sekitar apartemen ku. Penghasilan yang ku dapatkan pun ku rasa sudah sangat cukup untuk menghidupi kebutuhan ku sehari-hari. Jadi aku tidak pernah berpikir tentang kekurangan apapun.

Ah, hujan ternyata semakin deras. Suaranya yang tidak beraturan dan suhu yang mulai merangkap dingin membuat ku mau tidak mau mengantuk. Aku kemudian memutuskan untuk berbaring dan menarik selimut untuk menutupi tubuh kedinginan ku.

Mengingat semuanya aku ingin sekali berbicara di depan mereka semua yang merasa terganggu akan kehadiran ku. Aku ingin mengatakan bahwa aku pun tidak ingin terlahir dengan seperti ini. Bahkan jika boleh memilih, aku

lebih baik memilih tidak pernah terlahir dan terus merasakan sakit di dunia ini. Tapi nyatanya aku tidak bisa dan harus menerima dengan lapang dada bahwa takdir memang tidak bertindak adil untuk ku.

Ya, takdir memang tidak seadil yang mereka katakan.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Fransiska Siba

Fransiska Siba

bukan nya Ai dlu di asuh sama Safira dan Ali jadi tidak mungkin Ai tdk mendapatkan kasih sayang

2022-07-13

0

Rea

Rea

thor..., adakah story dibalik hermaprodith? sepertinya banyak karyamu tentang kisah hermaprodit

2021-10-05

0

Suci Adibah Saidah

Suci Adibah Saidah

maaf thor..sepertinya kurang greget cerita yg ini🤦🤦🤦

2021-09-24

3

lihat semua
Episodes
1 1. Airell Azel
2 2. Ai Kecil
3 3. Mimpi Buruk
4 4. Naif
5 5. Kurir Bunga
6 6. Berharap
7 7. Vano
8 8. Menjijikkan
9 9. Homo Lemah
10 10. Rumah Sakit
11 11. Jangan Mengasihani
12 12. Untuk Angela
13 13. Kenapa Aku Di Sini?
14 14. Cemburu
15 15. Hari Yang Suram
16 16. Kebaikan Mbok
17 17. Bunga Tulip Kuning
18 18. Vano
19 19. Aku Benci
20 20. Aku Paham
21 21. Segelas Susu Hangat
22 22. Hangat
23 23. Jaket Vano
24 24. Dilema
25 25. Angela
26 26. Demam Tinggi
27 27. Wangi Vano?
28 28. Mungkin Saja
29 29. Sarapan Bersama
30 30. Sarapan Bersama (2)
31 31. Bersama
32 32. Impas
33 32. Orang Ketiga
34 34. Banci
35 35. Memar
36 36. Dipecat
37 37. Ada Vano
38 38. Diam!
39 39. Piyama
40 40. Ini Normal'kan?
41 41. Kemarahan Vano
42 42. Bukan Sebagai Teman
43 43. Berjanjilah
44 44. Dokter Ares
45 45. Kecemburuan Angela
46 46. Kecemburuan Angela (2)
47 47. Bioskop
48 48. Menginap
49 49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50 50. Sampai Kapan?
51 51. Bukannya Duduk Samaan?
52 52. Gak Suka Ditolak
53 53. Marah?
54 54. Monster Pengganggu
55 55. Rumor
56 56. Terutama Kamu
57 57. Lagi-lagi Naif
58 58. Takdir Ku
59 59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60 60. Aku Menolak
61 61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62 62. Urusannya Sama Gue
63 63. Konyol
64 64. Kamu Salah
65 65. Enggan?
66 66. Terimakasih Tuhan
67 Hello?
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Airell Azel
2
2. Ai Kecil
3
3. Mimpi Buruk
4
4. Naif
5
5. Kurir Bunga
6
6. Berharap
7
7. Vano
8
8. Menjijikkan
9
9. Homo Lemah
10
10. Rumah Sakit
11
11. Jangan Mengasihani
12
12. Untuk Angela
13
13. Kenapa Aku Di Sini?
14
14. Cemburu
15
15. Hari Yang Suram
16
16. Kebaikan Mbok
17
17. Bunga Tulip Kuning
18
18. Vano
19
19. Aku Benci
20
20. Aku Paham
21
21. Segelas Susu Hangat
22
22. Hangat
23
23. Jaket Vano
24
24. Dilema
25
25. Angela
26
26. Demam Tinggi
27
27. Wangi Vano?
28
28. Mungkin Saja
29
29. Sarapan Bersama
30
30. Sarapan Bersama (2)
31
31. Bersama
32
32. Impas
33
32. Orang Ketiga
34
34. Banci
35
35. Memar
36
36. Dipecat
37
37. Ada Vano
38
38. Diam!
39
39. Piyama
40
40. Ini Normal'kan?
41
41. Kemarahan Vano
42
42. Bukan Sebagai Teman
43
43. Berjanjilah
44
44. Dokter Ares
45
45. Kecemburuan Angela
46
46. Kecemburuan Angela (2)
47
47. Bioskop
48
48. Menginap
49
49. Kenapa Hujan Tidak Turun?
50
50. Sampai Kapan?
51
51. Bukannya Duduk Samaan?
52
52. Gak Suka Ditolak
53
53. Marah?
54
54. Monster Pengganggu
55
55. Rumor
56
56. Terutama Kamu
57
57. Lagi-lagi Naif
58
58. Takdir Ku
59
59. Lalu Kita Akan Satu Tenda
60
60. Aku Menolak
61
61. Bagaikan Sebuah Mimpi
62
62. Urusannya Sama Gue
63
63. Konyol
64
64. Kamu Salah
65
65. Enggan?
66
66. Terimakasih Tuhan
67
Hello?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!