Bab 3

Terdengar adzan berkumandang. Zahra bergegas menunaikan kewajiban seperti biasanya sholat fardhu.

10 menit kemudian.

Setelah ia selesai Sholat. Kemudian Zahra mandi bersiap-siap pergi ke Bandara menjemput Reza yang ingin berlibur ke Jakarta dan juga menemui adik tercinteeenya.

Zahra yang sudah keluar dari kamar mandi, ia pun segera memakai pakaian. Zahra mengambil salah satu pakaian syar'i yang bewarna coklat. Ia tampak cantik sekali menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan sopan.

Dringg.....dringg.....

terdengar suara panggil dari ponsel Zahra di kasurnya. Ia memang sudah tau bahwa pasti yang yang menelponnya itu adalah Reza. Akhirnya Zahra langsung mengangkat panggilan dari Reza.

" Assalamualaikum." Salam Zahra.

"Wa'alaikumussalam. Zah, Kakak udah di Bandara nih cepat gih kesini, dan jangan lupa bawa helm, kamu punya kan?" Tanya ka Reza.

"Iya iya sabar dong, ini Zahra baru selesai pakai baju. Yah sudah Zahra otw. Nanti Zahra bawakan juga helm nya." Jawab Zahra.

" Okey baiklah. Kakak tutup yah telponnya. Dan hati-hati bawa motor baca bismillah dulu kalau mau berangkat Assalam'alaikum." Salam ka Reza.

" Iya iya kakakkuuu. Wa'alaikumussalam." Jawab Zahra.

Di perjalanan banyak orang-orang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Zahra masih teringat jika Faizal dan orang tuanya akan datang kerumahnya, ia pun bingung bagaimana caranya menjelaskan tentang masalah ini ke kakaknya.

Di hati Zahra yang lengket dengan didikan agama, Zahra memang yakin jika hal yang ia lakukan ini benar. Dan di sisi lain kuliah Zahra hampir selesai dan dia sebenarnya harus ikut dengan kakaknya tinggal di Kairo.

Tak terasa sampailah Zahra di Bandara dengan memarkirkan motornya di parkiran yang sudah memang khusus sepeda motor.

Zahra berjalan menuju bandara mencari keberadaan kakaknya, tetapi belum juga menemukannya. Zahra pun mengambil ponsel dan menelpon Reza. akan tetapi Reza tidak mengangkat telpon dari Zahra.

" Ihh kak Rezaa kenapa sih gak di angkat telpon Zahra. Zahra bingung nihh dimana dia sekarang." kesal Zahra sambil menelpon berulang-ulang kali tetapi tidak di angkat juga.

Ka Reza melihat dari kejauhan cepat-cepat untuk menemui Zahra. Zahra pun melihat kakaknya menuju ketempat Zahra berada.

"Assalamualaikum Zah, adik tersayangkuuuu." Salam Ka Reza sambil mencium kepalanya Zahra.

" Wa'alaikumussalam kak, dari mana aja kak? Zahra telpon kok gak di angkat ? " Tanya Zahra kesal.

" Maaf deh, soalnya HP kakak di dalam tas, jadi gak kedengaran kalau Zahra nelpon. Yah udah jangan marah dong. nanti cantiknya hilang loh." goda Reza.

"Ya udah deh. Zahra maafin nih. Lain kali kalau di telpon itu angkat dong kakk ". Jawab Zahra kesal

" Iya iya dek... " kata Ka Reza.

" Terus mana tas kakak ? "Tanya Zahra.

" Nih kakak gendong" . Jawab Ka Reza sambil memperlihatkan gayanya ketika mengendong tas tersebut.

"Ya udah biar Zahra yang gendong terus Kakak yang bawa motornya." kata Zahra sambil mengambil tas yang di gendong Ka Reza.

" Oh okey. Awas ya kalau lecet soalnya mahal." Kata Ka Reza dengan bergaya.

"Dih sombong amat, gak baik tau gitu kak. Allah gak suka sama orang yang kayak gitu." Jawab Zahra.

"Hehehe becanda loh dek." sahut Reza. Ia paham betul dengan sifat adek kandungnya ini. Kadang moodnya suka berubah jadi ketika di ajak bercanda dia malah serius dan ketika serius dia malah bercanda tetapi hanya untuk orang terdekatnya saja.

Akhirnya mereka segera pulang. Di perjalanan Zahra hanya terdiam karena memikirkan masalah tadi siang.

" Dek..." panggil Ka Reza. Tetapi tak ada respon dari Zahra.

" Dek ...." panggil Ka reza kedua kali. Tetap sama tidak ada respon dari Zahra lagi.

Akhirnya Ka Reza rem mendadak.

Dan Zahra pun hampir terjungkang balik. Ka Reza hanya tertawa tanpa dosa.

" Astagfirullah aladzim, Ka Rezaaaaaa." kaget Zahra.

" Kamu sih, dari tadi juga kaka panggil gak juga di dengar. Emang ada apa sih kamu dek ? " Tanya ka Reza sambil melanjutkan perjalanannya.

" Zahra bingung kak." jawab Zahra sambil melihat jalan raya yang penuh dengan keramaian.

"Emang bingung kenapa? Coba jelasin ke kakak ! " tanya Ka Reza.

"Panjangggg ceritanya, nanti aja sampai rumah deh,baru Zahra ceritain." jawab Zahra.

"Oke, baiklah" balasnya.

Sampai lah di kontrakan Zahra.

Zahra langsung menyuruh Reza makan terlebih dahulu setelah itu mandi dan sholat Magrib di masjid dekat kontrakan.

Selesai makan dan mandi Ka Reza bergegas pergi ke Masjid dekat kontrakan Zahra.

" Zah kakak ke masjid dulu yah, Assalamualaikum." salam Ka Reza.

" Wa'alaikumussalam Ka, hati-hati." jawab Zahra.

Zahra pun sholat magrib di rumah. Karena Zahra sudah terbiasa sholat di rumah dan memang wanita di anjurkan untuk sholat di rumah daripada di masjid.

Selesai Zahra sholat seperti biasanya Ia mengaji dengan lantunan nada yang amat merdu.

Berapa menit kemudian..

"Assalamualaikum Zahra." salam ka Reza tiba-tiba sudah ada di rumah.

" Wa'alaikumussalam kak." Jawab Zahra yang asik baca novel duduk di sofa selepas tadarusan tadi.

"Oh iya dek tadi sore kan kamu mau cerita tentang yang kamu bingung itu ? kenapa sih dek? " tanya Reza sambil duduk di samping Zahra.

" Eh emm... Iya kak. Jadi gini kak

Ka Reza kan tau jika ada laki-laki yang melihat aurat Zahra akan Zahra jadikan dia suami Zahra pastinya. Waktu kecil kan Zahra pernah ngomong gitu sama ka Reza yah kan? " jelas Zahra.

" Iya teruss kenapa Zah? " tanya Ka Reza.

" terus kak tadi pagi, ponsel Zahra ketinggalan di taman abis belajar bareng sama teman-teman. Pas sampai rumah, Zahra kalang kabut mencari ponsel zahra dimana, akhirnya zahra berniat kembali ke taman. Tiba- tiba ponsel itu sudah di pegang sama laki-laki, Zahra pun gak kenal sama dia, dan Zahra liat dia senyum-senyum seperti melihat foto Zahra, akhirnya Zahra merampas dan melihat ponsel Zahra sudah berada di galeri dengan foto tanpa menggunakan jilbab. Zahra pun langsung menyuruhnya menikahi Zahra untuk menjaga kehormatan Zahra. Dan tadi dia sudah menelpon Zahra kalau dia mendapatkan persetujuan langsung dari orang tuanya. Besok dia dan orang tuanya akan ke sini kak. Zahra harus punya wali juga kak." jelas Zahra.

" Tapi Zahra belum kenal siapa dia, Seperti apa sifat terhadap ibunya,

dan apa kah dia bisa menjadi imam yang baik buat Zahra nanti? " Tanya ka Reza dengan kagetnya mendengar apa yang di jelaskan Zahra.

" Zahra tidak tau kak, tetapi Zahra mau dia bisa menikahi zahra itu sudah lebih cukup untuk menjaga kehormatan Zahra." Jawab Zahra.

" Zah bukan kah sebentar lagi kuliahmu selesai? lalukita tinggal di Kairo bersama? " tanya ka Reza seperti tidak menerima Zahra secepat itu harus berpisah dengan kakaknya .

" Iya kak , Zahra pengen banget tinggal dengan kakak, tetapi semuanya sudah kehendak Allah menginginkan Zahra di sini dan menikah dengan laki-laki yang Zahra belum kenal sama sekali." Jawab Zahra sambil menangis melihat kesedihan di mata kakaknya yang tidak rela untuk berpisah. Padahal mereka tidak pernah bersama-sama mulai dari kecil.

" Ka ini demi kebaikan Zahra. Dan Zahra minta tolong bisa kah ka Reza menjadi wali Zahra ketika orang tua laki-laki itu datang ke sini? " Tanya Zahra.

" Jika ini demi kebaikan Zahra kakak rela. Dan kakak akan mewakilkan mu besok, kamu tenang aja yah." jawab ka Reza padahal hatinya tidak terima dengan kenyataan yang membuatnya berpisah lagi dengan Zahra .

Terpopuler

Comments

Nurliah Kisarani Lia

Nurliah Kisarani Lia

aku mampir lagi....

singgah di karyaku ya thor ..dan kawan2 disini...
salam, a mafia's love for a muslimah, 🙏😊

2020-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!