Beberapa hari telah berlalu Bastian sudah diperbolehkan pulang,ia telah tau semuanya tentang Aisyah bahkan nomor ponsel pribadi Aisyah sudah ia dapatkan.
"Tut...tut...tut..." Bastian elakukan panggilan ke ponsel Aisyah.
"Hai cintaku,,,bagaimana kabarmu?"
Aisyah tampak bingung ia tak mengenali nomor kontak itu,ia pun tak mengenali suara itu.
"Anda siapa?"
"Ayolah cinta,,,aku calon suamimu"
"Maaf mungkin anda salah sambung,,,Assalamualaikum"
Dengan segera Aisyah menutup panggilan itu.
'Berani sekali dia menutup panggilanku,baiklah cinta kita mulai permainan ini sekarang' tampak wajah serius yang membunuh dari seorang Bastian.
Sore itu sepulang dari rumah sakit Aisyah sedang menunggu ojol di depan gerbang rumah sakit,ia pulang sendiri karena Hafiz masih menangani pasien darurat.
Tiba-tiba ada yang membungkam mulutnya dari belakang,Aisyah pun tak sadarkan diri. Saat itu petugas yang berjaga di pintu gerbang sedang menyelesaikan keributan kecil di area depan rumah sakit.
Dengan cepat orang-orang itu mengangkat dan memasukan tubuh Aisyah ke dalam mobil dan membawanya ke sebuah rumah yang sepi jauh dari keramaian.
Setelah beberapa jam,Aisyah sadarkan diri. Aisyah membuka matanya perlahan ia merasakan pusing dikepalanya. Ia memijit kepala dan melihat ke sekeliling ruangan itu,ruangan yang luas bersih terawat tapi tampak menyeramkan.
"Kamu sudah bangun?" sesorang berbicara di belakangnya,ia menoleh menatap kepada seseorang yang datang.
"Kamu,,,,mau apa kamu?" Aisyah mengenali pria di depannya adalah Bastian.
"Makanlah dulu,kamu pasti sudah lapar" Bastian membawa nampan yang berisi makanan untuk Aisyah.
"Tidak,,,jawab aku dulu apa mau mu membawa ku kemari?" Aisyah menolak untuk makan.
"Cinta,,,aku mohon makan lah dulu aku akan menjelaskannya nanti setelah makan"
Terpaksa Aisyah harus menurut ia berharap lelaki itu tidak berbuat jahat padanya.
Setelah membaca doa iapun memakan makanan itu karena memang ia sangat lapar.
"Sekarang jelaskan pada ku apa mau mu!"
Aisyah menatap berani kepada lelaki itu.
"Baiklah,," Tiba-tiba Bastian berlutut di depan Aisyah dan menunjukkan sebuah cincin diatas kotaknya.
"Aisyah menikahlah dengan ku,aku sangat mencintaimu sejak pertama aku melihatmu"
Aisyah terkejut ia tidak mengira ternyata pria itu akan melamarnya.
"Bastian berdirilah,,,maaf aku tidak bisa"
"Kenapa Aisyah? Apa karena Hafiz?"
Aisyah tidak bisa menjawab,ia sendiri tidak tau perasaannya kepada Hafiz.
Hafiz adalah putra pemilik pesantren dimana ia dan ibunya tinggal.
"Kita belum saling mengenal mana mungkin menikah" ucap Aisyah asal.
"Kita akan saling mengenal setelah menikah" jawab Bastian cepat.
Aisyah sudah tidak tau lagi bagaimana memberikan alasan kepada pria itu agar melepaskannya.
"Aku sudah bertunangan dengan Hafiz"
'Duaaaaarrr....'
Hati hafiz seperti tersambar petir.
"Jika kau memang mencintaiku lepaskan aku,jangan membuatku menderita" Aisyah memohon kepada Bastian.
Bastian hanya melirik Aisyah dan meninggalkan Aisyah. Ia keluar lalu mengunci kembali kamar itu.
Bastian sudah menghubungi orang suruhannya,ia akan membuat perhitungan dengan Hafiz.
Aisyah tidak bisa tenang,ia takut Bastian akan nekat.
Anak buah Bastian berhasil menculik Hafiz dan menghajarnya sampai Hafiz babak belur,
Mereka mengurung Hafiz di sebuah gudang.
Di rumah Aisyah
Keluarga Aisyah begitu panik,setelah Aisyah menghilang Hafiz pun yang pergi berniat mencari Aisyah tak kunjung pulang ponsel mereka tidak ada yang bisa dihubungi.
"Bu sebaiknya ibu istirahat,semoga mereka dalam keadaan baik-baik saja,kalo sampai besok mereka belum pulang kita lapor polisi" Ucap Pak Abdullah kepada Ibu Maryam.
Pak Abdullah ayah dari Hafiz dan Ibu Maryam adalah Ibu kandung Aisyah.
Tempat penyekapan Aisyah
Bastian kembali ke kamar Aisyah "Lihatlah Aisyah" Bastian menunjukkan video Hafiz yang tengah di hajar beberapa orang suruhan Bastian.
Aisyah menangis dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya,ia tak tega melihat keadaan Hafiz.
"Apa yang kamu lakukan kepada Hafiz?"
"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran karena dia sudah berani merebutmu dari ku" Aisyah semakin membenci pria di depannya itu.
"Kamu jahat Bas,Hafiz tidak bersalah padamu!" Aisyah semakin terisak.
"Dan aku bisa lebih jahat dari ini jika kau berani menolak ku!" ancaman Bastian seperti tak main main "pertimbangkan ucapannku atau kamu tidak akan bisa melihat Hafiz lagi" Bastian berlalu meninggalkan Aisyah yang mematung.
"Oh ya Aisyah,jangan lama-lama waktumu hanya sampai besok pagi" tambah Bastian sebelum mengunci pintu.
Aisyah sangat terpukul ia tidak tahu harus berbuat apa,jika ia menolak maka Hafiz akan hancur.
"Hafiz,,,,,,hiks hiks,,,,maafkan aku,aku telah membuatmu menderita" tangis Aisyah pecah.
"Baiklah aku akan menyelamatkan kamu dan pesantren,aku harus mengorbankan diriku dan perasaanku untuk kalian semua" Ucap Aisyah lirih.
Bastian telah mengancam ia tidak hanya menghancurkan Hafiz tapi ia juga akan menghancurkan pesantren karena kekuasaan ayahnya,ia akan menutup semua penghasilan pesantren dan membuat karir Aisyah dan Hafiz berantakan. Ia tidak segan-segan menyakiti Hafiz jika peristiwa itu tercium polisi,ia tidak mau ribet walaupun banyak orang-orang Bastian di kepolisian yang selalu siap menutup semua kekacauan yang dibuat Bastian.
Terdengar lirih kumandang adzan subuh,karena tempat itu jauh dari keramaian. Aisyah bertayamum lalu melaksanakan shalat subuh,selesai shalat ia berdoa meminta perlindungan dari Allah dan berdoa semoga keputusannya ini yang terbaik untuk semua orang.
"Kamu sudah selesai shalatnya?" tiba-tiba Bastian berdiri di depan pintu.
Aisyah hanya mengangguk,Bastian melihat mata Aisyah yang sembab dan wajah yang pucat.
'Maafkan aku Aisyah,aku terpaksa melakukan ini,karena aku tak tau lagi bagaimana cara mendapatkan mu aku takut kamu akan menolakku' Bastian.
"Bagaimana Aisyah apa kamu sudah memutuskan?" Bastian berjalan mengelilingi Aisyah dengan tangan di dalam saku celananya.
"Ya Bastian aku sudah memutuskan aku akan menerima mu,tentunya dengan syarat!"
"Apa syaratnya?"
"Bebaskan Hafiz dan jangan ganggu kehidupan mereka!"
"Baiklah aku akan penuhi syarat itu,tapi ingat aku tidak mau penolakan setelah ini dan seterusnya!"
"Baiklah" Aisyah hanya bisa pasrah,ia sudah mengorbankan hidupnya untuk orang-orang yang disayanginya.
Pagi itu Aisyah mandi dan Bastian sudah menyiapkan semua kebutuhan Aisyah,setelah sarapan Bastian menyuruh Aisyah menghubungi keluarganya agar tidak cemas.
Kring...kring...kring....
Telpon rumah Aisyah berdering,Ibu Maryam segera mengangakat gagang telepon itu berharap itu kabar dari putrinya.
"Halo assalamualaikum"
"Waalaikumsalam umi.."
"Ais....kamu dimana sayang?"
"Ais baik-baik saja umi,umi tak usah khawatir Ais akan segera pulang umi"
"Baiklah sayang kami menunggumu"
"Baik umi,,,assalmualaikum"
"Waalaikumsalam"
Panggilan terputus.
Bastian mengantarkan Aisyah pulang.
Di dalam mobil Aisyah hanya membisu,ia tidak habis pikir kenapa Bastian bisa melakukan itu.
'Ya Allah apa Bastian mempunyai kelainan jiwa,tega sekali dia berbuat seperti ini,apa nantinya aku akan menikah dengan pria gila?' Aisyah.
'Aisyah,,,aku sungguh minta maaf,kamu pasti berpikir aku pria jahat,aku terpaksa Aisyah,,,maafkan aku!' Bastian.
"Aisyah besok aku dan keluarga ku akan datang melamarmu,apa kamu siap?"
'Pria gila,bukankah kau akan membuat keluargaku menderita jika aku berkata tidak siap' Aisyah.
"Aisyah ingat nyawa Hafiz dan keluargamu ada ditanganmu" ucap Bastian seraya menggenggam tangan Aisyah. Aisyah dengan cepat menarik tangannya.
"Kapan kamu akan membebaskan Hafiz?"
"Setelah kau menjadi milikku"
"Bas,aku mohon bebaskan Hafiz dengan segera,bukankah aku sudah menjadi milikmu sekarang?"
"Belum sayang bersabarlah,kau akan menjadi milikku seutuhnya saat malam pengantin kita"
Aisyah segera memalingkan wajahnya dan Bastian tersenyum puas.
Hafiz telah sadarkan diri,saat ia membuka mata ia melihat di sekililing ruangan itu,ada selang infus menancap ditangannya,ia berada di rumah sakit.
"Aisyah dimana kamu,apa kamu baik baik saja" Gumam Hafiz,ia berusaha untuk bangun namun badannya terasa sakit semua,ia berusaha mengingat kejadian malam itu saat ia mencari Aisyah.
Flashback on
"Ais kamu dimana...?" Hafiz sudah mencari ke rumah sakit dan ke setiap sudut kota,ia juga sudah menghubungi teman-teman Aisyah untuk menanyakan keberadaan Aisyah,namun tak ada yang mengetahuinya.
Tiba-tiba ada kerumunan pemuda menghampirinya mereka terlibat adu pukul,dan tiba-tiba Hafiz tak sadarkan diri. Ketika sadar Hafiz sudah berada di tempat saat ini.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
lanjutttt
2020-11-08
0
Yani
Menarik ceritanya
2020-10-30
2
Astri Maulana
ini bukan romantis tp kekerasan fisik GK seru Thor main ancam"" an
2020-06-15
2