Desi sudah selesai makan dan Alvaro mengajaknya pulang saat mereka akan keluar dari restoran itu mereka menjadi pusat perhatian, Alvaro terlihat tidak peduli ia tetap keluar dari sana dengan gayanya yang angkuh dan sombong.
Berbeda dengan Desi, ia merasa mereka tengah membicarakan dirinya, ia tau kalau ia memang tidak pantas untuk lelaki setampan dan sekaya Alvaro, namun ia juga tidak bisa menolaknya.
Desi hanya bisa menunduk karena malu, mereka sudah sampai di depan mobilnya lalu Desi langsung masuk dan di mobil Desi tetap diam saja.
Alvaro juga hanya diam ia malas berbicara pada gadis itu, sudah penampilan nya sangat memalukan terlihat kampungan lagi, ini benar-benar bukan tipe Alvaro sama sekali.
Mereka sudah sampai di rumah, Alvaro langsung masuk ke rumah, di ikuti oleh Desi yang juga masuk ke rumah itu.
Alvaro langsung masuk ke kamarnya sementara Desi pergi ke dapur, ke ibunya.
"Bu, aku gak pantas yah untuk tuan Alvaro?" tanya Desi tiba-tiba membuat Mirna sedikit kaget.
"Kau bilang apa sih? ibu tidak mengerti" balas Mirna sambil memotong sayuran untuk makan siang.
Desi berdiri di samping Mirna, "Iya bu, memangnya aku seburuk itu yah, sampai tuan Alvaro bahkan tidak mau menatap ku," ucap Desi sambil menampilkan raut wajah sedih.
"Kau bilang apa sih? Mungkin tuan Alvaro memang belum mengenal mu lebih jauh saja, makannya dia begitu," balas Mirna.
"Tapi bu kayaknya Alvaro kalaupun udah kenal lama sama aku dia gak bakalan mau sama cewek desa kayak aku."
"Kau tau? Ibu suka liat film-film dan baca novel-novel banyak kok yang awalnya di jodohkan dan bahkan mereka saling benci, tapi lama-kelamaan mereka malah jadi saling cinta dan tidak bisa di pisahkan, " jelas ibunya, Mirna meyakinkan pada anaknya ini bahwa tidak ada yang mungkin dengan cinta.
"Bu ini kenyataan yah bukan kisah novel atau dongeng maupun sinetron, aku tidak percaya dengan semua itu, sudahlah Desi anggap saja ini adalah cobaan dari Tuhan, kau harus sabar Desi, " balas Desi, ia yakin kalau cerita indah dalam novel, film, sinetron, dongeng, apalagi drama Korea, itu tidak akan pernah terjadi padanya, sampai kapan pun.
"Ya sudah terserah kamu saja, sekarang cepat ke kamar mandi dan ganti baju, lalu setelah itu bantuin ibu yah."
"Baik bu, " Desi pun pergi ke kamarnya untuk mandi.
Sementara itu di kamar Alvaro tengah Bertelponan dengan seorang wanita, "Halo sayang," Sapa Alvaro dengan posisi tiduran, dan senyum-senyum sendiri menatap ke arah langit-langit.
"Sayang kamu kemana aja baru hubungin aku? Oh kamu sibuk yah ngurusin perjodohan kamu?" tawa wanita dari sebrang telpon Alvaro.
"Apaan sih sayang? Jangan cemburu gitu dong, kamu kan tau cuman ada kamu di hatiku, aku kan udah jelasin sama kamu kenapa aku menerima dia, pokoknya setelah lima tahun kita akan bersama, " balas Alvaro merayu kekasihnya itu.
"Awas saja yah kalau kau ingkar janji pada ku, aku tidak akan memaafkan mu."
"Iyah sayang ku, sudah dulu yah, aku ngantuk mau tidur, " pamit Alvaro, ia sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya.
"Ya sudah bay sayang."
Alvaro langsung mematikan ponselnya lalu tidur dengan nyenyak tanpa mandi dan bersih-bersih terlebih dahulu.
Sementara itu Desi kini sudah selesai mandi dan akan menyiapkan makanan bersama ibunya.
"Bu biar aku bawain, " Desi mengambil satu wadah sup yang ibunya bawa, ia mengambilnya lalu menaruhnya di meja makan.
Ia kembali ke dapur lalu mengambil makanan yang akan di sediakan di meja makan, setelah selesai Tari datang ke sana untuk makan siang.
"Nyonya," sapa Desi sambil tersenyum manis ke arahnya.
"Gak usah panggil nyonya panggil aja tante, nanti kalau udah nikah sama Alvaro panggilnya mama atau ibu yah, " Balas Tari sambil duduk di kursi makan yang bisa ia duduki.
"Ah baiklah nyonya, eh tante maksud saya, " ucap Desi.
Aaat Desi akan kembali ke dapur tiba-tiba Tari memanggilnya kembali, "Desi, tolong panggilin Alvaro, suruh makan," titah Tari.
"Baik tante, " Desi pun berjalan menunggu tangga ke kamar Alvaro, setelah ia berada di kamar Alvaro ia terdiam sejenak, di hatinya ia sangat ketakutan ia takut kalau Alvaro akan marah padanya karena berani menganggu tidurnya.
"Permisi, tuan muda, mama tuan muda manggil, " ucap Desi sambil mengetuk pintu kamarnya dengan sedikit keraguan.
Tak ada jawaban sama sekali, Desi kembali mengetuk pintunya dan berkata yang sama, akhirnya Alvaro membalas ucapan Desi.
"Hm, bentar lagi aku turun, " balas Alvaro.
Desi kini bisa bernafas lega, untungnya Alvaro tidak marah padanya, akhirnya Desi kembali turun dan pergi ke dapur ke ibunya.
"Bu aku sebenernya udah makan, tapi aku mau makan lagi deh dikit sama ibu," ucap Desi.
"Ya sudah ibu siapkan makanan nya dulu yah," saat Mirna akan menyiapkan makanan untuk anaknya ini, Tiba-tiba Tari memanggil mereka.
Mirna dan Desi pun pergi ke ruang makan, "Ada apa nya? " tanya Mirna.
"Kalian makan bareng kita aja, " ujar Tari sambil mempersilahkan mereka duduk.
"Ah tidak usah, kita sudah terbiasa di dapur kok, lagian mana pantas kita berada di sana, " balas Mirna sambil tersenyum kikuk.
"Tidak papah," kekeh Tari yang tetap ingin Mereka makan bersama di meja makan.
Desi menatap ke arah Alvaro yang sedang sibuk menyiapkan makanannya, rupanya Alvaro benar-benar tidak peduli padanya.
"Cepatlah lagian kalau banyakan jadi tambah enak, " paksa Tari, ia rasa mereka sudah menjadi bagian dari keluarga nya.
"Baiklah, " akhirnya mereka memutuskan untuk makan di sana bersama-sama.
Mereka duduk dan mengambil makanan dengan ragu, "Jangan malu-malu ambil yang banyak aja," ucap Tari yang merasa mereka ragu untuk mengambil makanan.
"Oh iya, gimana tadi kalian di butik? Udah nemu baju yang pas?" tanya Tari sambil terus makan.
"Udah kok tante, aku udah pilih baju, di sana bajunya bagus-bagus yah, " balas Desi.
Sementara Alvaro sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan mereka, ia malah terus memakan-makanannya dengan lahap.
"Bagus kalau gitu, besok kalian pergi buat ke toko perhiasan yah, buat beli cincin dan juga cetak kartu undangan, sama dekorasi nya yah," titah Tari.
"Hm, " balas Alvaro singkat.
"Iyah," balas Desi sambil tersenyum.
Mereka pun kembali melanjutkan makan mereka tanpa ada obrolan apapun lagi, karena sebaiknya kalau sedang makan memang jangan banyak bicara itu kurang beretika. Takutnya menjadi kebiasaan jika sedang makan dengan orang-orang penting di kemudian hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
yunda
ko Alvaro kyak gitu,
2020-06-11
2